Chapter 7 : Certainty

269 15 0
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHina slight NaruSaku

Genre : Drama, Romance, Humor

Rate : T


Berbulan-bulan sudah terlewati sejak pengakuan Sasuke kepada Hinata. Dan sudah berbulan-bulan pula Hinata berusaha melupakan Naruto. Hasilnya lumayan, meski masih ada, tidak, sebenarnya masih banyak bagian dari hati Hinata yang terus memikirkan Naruto. Hanya beberapa bagian kecil yang memikirkan Sasuke. Tapi setidaknya, ia bisa mencurahkan isi hatinya pada orang yang tepat, Sasuke. Lalu Sasuke, dia tidak mempermasalahkan hal itu dan tetap menemani Hinata seperti biasanya.

Sekarang, mari kita beralih pada masalah lain yang akan dihadapi Hinata dan teman-temannya. Ulangan Kenaikan Kelas telah menanti. Tinggal beberapa minggu lagi mereka akan bertarung dengan sang penentu naik atau tidaknya mereka ke kelas XII. Untuk otak seencer Sasuke, itu bukan apa-apa. Tetapi, tidak semua otak seencer otak Sasuke. Ada yang setengah encer setengah lagi bebel. Atau bahkan sebebel otak Naruto. Eh tapi, jangan salah, meski Naruto tergolong murid yang ehembegoehem di dalam akademik, dia termasuk murid yang berprestasi dalam bidang non akademik. Contohnya sepak bola dan basket. Dibandingkan dengan Sasuke, Naruto lebih menguasai kedua jenis olahraga tersebut. Namun, kemampuan Sasuke pun tidak kalah hebat. Karenanya, mereka sama-sama memegang posisi kapten, untuk Naruto sebagai kapten sepak bola dan Sasuke sebagai kapten basket KSHS.

Baiklah, mari kembali ke masalah ulangan. Untuk mengatasi UKK yang semakin mepet, Naruto degan ide cemerlangnya mengajak antek-anteknya untuk belajar bersama di rumah Sasuke. Alasan pertama kenapa di rumah Sasuke adalah karena ruangannya yang sangat luas. Alasan kedua karena Sasuke memiliki otak yang sangat encer seperti yang tadi disebutkan. Alasan ketiga, mungkin saja Naruto bisa menemukan aib sobat tercintanya itu. Jadi, di sinilah mereka sekarang, berada di depan gerbang mansion Uchiha. Kalau di urutkan dari sebelah kanan, kira-kira seperti ini; Naruto-Sakura-Sai-Ino-Shikamaru-Chouji-Shino-Kiba-Hinata-Neji-Tenten-Lee. Sebenarnya Naruto tidak mengajak Neji, karena dia telah berada di kelas XII, dari mereka semua, Neji-lah yang paling tua. Tapi tetap saja, dengan sifat sistercomplex-nya itu, tentulah Neji bersikeras untuk ikut dengan alasan harus menjaga Hinata. Padahal Hinata sendiri telah berkata dia bisa menjaga diri sendiri.

"TEMEEEEEE! BUKA GERBANGNYA CEPAAAT!!" teriak Naruto yang dihadiahi dengan jitakan oleh Sakura.

Bletak!

"Aw! Apa salahku, Sakura-chan?" tanyanya dengan menyedihkan.

"Baka! Untuk apa kau teriak seperti itu! Kita hanya perlu memencet bel yang tersedia di sebelah gerbangnya!" seru Sakura berapi-api melihat kebodohan Naruto yang tak kunjung reda, makin parah malah.

"Bukan dobe namanya kalau tidak begitu," sahut sebuah suara dari gerbang.

"Yo, teme! Lama sekali kau!" Naruto mengerucutkan bibirnya begitu Sasuke muncul.

Sasuke hanya menatap datar Naruto, menghiraukannya. "Hn. Ayo masuk."

Semuanya berjalan mengekori Sasuke. Mata mereka terus menatap kagum pada apa yang dilihatnya. Segalanya yang terdapat di dalam mansion Uchiha memang sangatlah indah, bagus, menakjubkan, menarik, dan tentu saja.. bernilai tinggi. Masing-masing dari mereka memiliki kekhawatiran yang sama, "Aku akan mati jika merusak semua benda berkilauan ini sedikit saja."

Begitu sampai di ruangan yang telah Sasuke siapkan, mereka semua mulai merilekskan diri. Ada yang langsung merebahkan dirinya di atas salah satu sofa empuk milik keluarga Uchiha. Pelakunya tentu saja Naruto, siapa lagi memang bocah nekat yang ada di sini selain dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang