Chapter 5 : Date

181 10 0
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHina slight NaruSaku

Genre : Drama, Romance, Humor

Rate : T 


Malam minggu. Malam terkutuk bagi para jomblo. Begitu sih katanya. Tapi bagi Hinata, malam minggu adalah malam dimana ia bisa menikmati terangnya sinar bintang dalam gelapnya langit tanpa harus khawatir untuk bangun pagi esok hari. Tentunya tidak hanya Hinata saja, semua siswa-siswi sekolah pun memikirkan hal yang sama untuk kalimat "Tak perlu khawatir untuk bangun pagi besok."

Dengan ditemani segelas cokelat panas, Hinata duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya. Entah kenapa, Hinata merasa perlu memikirkan berbagai hal yang telah terjadi pada dirinya belakangan ini. Mulai dari Sakura yang menjadi kekasih Naruto, Sasuke yang tiba-tiba menjadi dekat dengannya, Sasuke yang memeluknya sampai Hinata pingsan, hingga Sasuke yang menemaninya pulang beberapa hari terakhir. Semuanya terasa begitu cepat.

'Tunggu.. kalau dipikir-pikir, sepertinya nama Sasuke yang paling sering muncul. Apakah Sasuke... Ah! Tidak! Tidak mungkin! Lebih baik aku tidur saja.' Batin Hinata begitu menyadari nama Sasuke mendominasi pikirannya.

Hinata mulai bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan masuk ke kamar setelah menutup pintu balkon. Sebelum tidur, Hinata harus melakukan ritual kecilnya, yakni menggosok gigi dan mencuci muka. Hal itu telah ia lakukan sejak kecil, karena itulah sekarang Hinata memiliki wajah yang mulus dan bersih serta gigi putih yang kuat. 

"Cuci piring sudah, cuci muka sudah, sikat gigi pun sudah. Sekarang aku bisa tidur, hoaaam.." Gumam Hinata kemudian bersiap untuk tidur. Namun, ketika akan mematikan lampu, handphone-nya bergetar. Tertera di layarnya,

Naruto's Calling

'Na-naruto? Ke-kenapa dia menelponku?' batin Hinata kaget, namun jemarinya tetap menggeser tombol hijau untuk menjawab telepon Naruto.

"Mo-moshi moshi."

"Ah, malam Hinata! Maaf mengganggu waktu tidurmu, hehe."

"Ti-tidak sama sekali! A-ada perlu apa memang?"

"Ehem! Begini, besok kau ada waktu luang tidak?"

"Eh? A-ada, kenapa?"

"Apa.. kau bisa pergi jalan-jalan bersamaku?"

'EH?! JALAN-JALAN?!' serunya dalam hati.

"Ja-jalan-jalan?"

"Iya. Kau tidak bisa ya?"

"Bi-bisa! A-aku bisa kok!"

"AH! OKE! Kalau begitu akan ku kirimkan alamat tempat kita berkumpul ya! Selamat malam, hehe."

"I-iya, se-selamat malam."

Panggilan singkat itupun berakhir. Hinata masih memegang dadanya yang berdegup kencang. Baru kali ini Naruto menelponnya untuk membicarakan hal selain pelajaran. Hinata benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi. Rasanya ia selalu dikejutkan oleh suatu hal belakangan ini. Entah itu menyenangkan ataupun menyedihkan.

Setelah memastikan pesan dari Naruto telah diterimanya, Hinata kembali melanjutkan proses tidurnya yang sempat tertunda. "Semoga semuanya berjalan lancar," gumamnya kemudian terlelap.

.

.

.

"Nee-chaaaan!  Sudah jam sembilan lewat, lhoo! Bukankah tadi kau bilang akan pergi pukul sembilan?" seruan Hanabi menggema di rumah keluarga Hyuuga.

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang