Chapter 2 : New Life

165 9 0
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto  

Pairing : SasuHina slight NaruSaku

Genre : Drama, Romance, Humor

Rate : T  


"Ck! Berisik!"

Suara umpatan yang tiba-tiba membuat Hinata berjenggit. Ia kaget. Lebih tepatnya shock. Bagaimana bisa ada seseorang disini selain dirinya? Pertanyaan itu terus berputar dikepalanya. Pasalnya, dia telah melakukan sesuatu yang memalukan. Berteriak dengan kencang seraya mengangkat kedua tangan keatas. Oke, itu sangat memalukan. Karena penasaran, Hinata mengedarkan pandangannya ke penjuru atap sekolah. Dan dia melihat seorang lelaki dengan model rambut chicken butt  yang duduk dibangku tidak jauh dari tempatnya berdiri tengah mengusap-usap tengkuknya. Sepertinya dia baru bangun tidur. Ketika lelaki tersebut menengok kearahnya, Hinata makin shock.

"U-u-u-u-u-uchiha!" serunya terbata sembari menunjuk lelaki tersebut.

"Hyuuga? Apa yang kau lakukan disini?" Sasuke yang bingung kenapa Hinata begitu histeris melihatnya, memutuskan untuk bertanya.

"Eh? Err.. melihat pemandangan. Iya, pemandangan. Hehe." Jawab Hinata asal, syukur-syukur kalo Sasuke percaya dan langsung pergi dari sini.

"Pemandangan? Sepertinya tadi aku mendengar pekikan suara aneh yang menggangu tidurku, apakah itu dirimu?" Sasuke mulai berjalan mendekati Hinata seraya menyeringai.

'Gawat! Tamat sudah riwayatku.' Batin Hinata.

"I-iya, eh bukan! Itu bukan aku!" Hinata menyangkal fakta tersebut dan berjalan mundur.

Semakin Sasuke mendekat, semakin Hinata mundur. Semakin lebar seringai Sasuke, semakin ciut nyali Hinata.

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan ini?" Sasuke mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, alat perekam. Kemudian terdengarlah sebuah suara nyaring nan memekikan telinga.

"AAAAAAAAAA!!! KENAPA INI TERJADI?! AAAAA!!!"  

Hinata mematung. Sasuke melakukan devil smirk.

"Kenapa kau merekamnya!" spontan Hinata berteriak menanyakan hal yang wajar.

"Eh? Bukankah ini bukan suaramu?" tanya Sasuke.

"I-iyasih."

'Nyaris saja!' rutuk Hinata dalam hati.  

"Aku penasaran, kira-kira adakah yang tau siapa orangnya?" gumam Sasuke, kemudian memutar suara tersebut berkali-kali.

"AAAAAAAAAA!!! KENAPA INI TERJADI?! AAAAA!!!" 

"AAAAAAAAAA!!! KENAPA INI TERJADI?! AAAAA!!!"

"AAAAAAAAAA!!! KENAPA INI TERJADI?! AAAAA!!!"

Hinata dongkol. Cukup sudah. Dia tak mau dipermalukan lebih lama.

"U-uchiha... a-aku yang berteriak tadi." Akhirnya Hinata memutuskan untuk berterus terang dengan tujuan Sasuke akan mengampuninya dan menghapus rekaman itu.

"Hn? Jadi kau berbohong tadi?" tanya Sasuke lagi masih dengan seringainya.

"Ti-tidak. Aku hanya menutupi fa-fakta." Balas HInata tak mau kalah.

"Bagaimana jika Naruto sampai tahu rekaman ini ya?" ucap Sasuke.

Hinata mematung. Lagi. Bukan karena takut, melainkan Sasuke telah mengingatkannya akan kejadian menyedihkan tadi dengan menyebut nama Naruto.

"Ada apa? Kau takut?"

Hinata masih terdiam. Sejurus kemudian bulir-bulir air mata kembali menuruni pipinya yang chubby itu. Dan kali ini saatnya Sasuke yang syok. Dia membuat seorang gadis menangis. Seganteng-gantengnya Sasuke, dia tak pernah membuat seorang gadis menangis. Tetapi sekarang, justru gadis ini menangis karena ancaman Sasuke. Ancaman Sasuke. SASUKE.

"Hei, jangan menangis. Aku tak akan memberitahu dobe."

Hinata tak mengiraukannya. Justru makin menjadi tangisannya. Hingga dobrakan pintu mengintrupsi dua sejoli ini.

BRAK!

"TEMEEE! AKHIRNYA SAKURA MENERIMAKU! AHAHAHA- Lho, Hinata?" teriakan Naruto terpotong begitu melihat Hinata.

"Hinata? Kenapa kau menangis?" Sakura yang sedari tadi mengekor dibelakang Naruto angkat bicara.

Entah untuk keberapa kalinya, Hinata shock kembali. Beruntung jantung Hinata sehat, jika tidak mungkin dia telah berbaring dengan tenang dibawah tanah sana. Sungguh, saat ini Hinata tidak ingin melihat mereka berdua. Mereka memang tidak bersalah dalam hal ini. Tapi... ayolah, hati Hinata tidak terbuat dari besi baja yang tahan dengan pukulan.

Dengan IQ yang berada diatas rata-rata, Sasuke sepertinya berhasil mencerna apa yang menyebabkan Hinata sesenggukan seperti ini. Tanpa buang waktu, Sasuke langsung menarik tangan Hinata pergi dari atap sekolah. Meninggalkan Sakura dan Naruto yang penuh dengan tanda tanya.

"Ada apa dengan mereka berdua ya?" gumam Naruto dan Sakura bersamaan.

.

.

.

Sasuke masih menggenggam tangan Hinata hingga pulang. Mereka berjalan beriringan tanpa ada niat untuk berbicara. Sampai akhirnya Hinata memutuskan bertanya sesuatu pada Sasuke.

"U-uchiha, kenapa kau menarikku tadi?"

"Hn? Sudah jelas bukan?"

'Ah, rupanya Sasuke sudah tau.' Batin Hinata.

"Te-terima kasih."

"Hn."

Keheningan kembali menyelimuti kedua insan ini. Cukup dengan tangan yang saling menggenggam telah mampu menyamankan suasana disini. Sebenarnya, mereka berdua memang bukan tipe orang yang banyak berceloteh. Jikalaupun bertemu dengan orang lain juga lebih banyak mendengarkan. Maka presentasi untuk memulai percakapan pun kecil jika disatukan seperti ini.

"Hyuuga." Panggil Sasuke tiba-tiba.

"Ya?" sahut Hinata.

"Selanjutnya, panggil aku Sasuke. Uchiha nama keluargaku, bukan aku. Mengerti?"

"Hah? Eh, i-iya, mengerti. Ka-kalau begitu, kau juga bisa memanggilku Hinata."

"Baiklah."

Percakapan singkat itu berakhir. Tak bermakna memang untuk sebagian orang. Tapi bagi Hinata, entah kenapa ada segelintir rasa senang dihatinya. Dia tak tahu mengapa, namun biarlah itu mengalir selama tidak berdampak buruk bagi dirinya. Mungkin, dia telah menemukan jalan hidup yang baru dan mencoba melupakan rasa sakit itu.





TBC

Thanks for reading :)

Maaf banget baru bisa lanjutin ini fanfic setelah lenyap selama setahun. Sibuk soalnya, banyak tugas ama ujian:v Semoga fanfic ini disukai, dan krisarnya please >3<)/





You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang