Aku keluar dari ruangan meeting dengan gontai, sangat kecewa karena presentasiku tidak lancar. Keputusan Dewan Direksi memang belum final, tapi mimpi untuk pergi ke Paris semakin menjauh.
"Tenang Arimbi, kau bisa mengajukan proposal lagi tahun depan" bujuknya. Mahendra Jaya tunanganku ini, selalu bisa diandalkan saat aku merasa down. Pengalamannya membawahi ratusan pegawai, membuatnya bisa bersikap positif dalam mengatasi masalah. Kami duduk di sebuah cafe yang cozy, siang tadi kami janji bertemu sepulang kerja.
Tetap saja aku tak bisa mengalihkan kegelisahanku. "Tapi Honey, tahun depan kita akan menikah. Bagaimana aku bisa menyusun ulang jadwal kita?" sergahku agak kasar. Mahendra hanya tersenyum.
Pramusaji mengejutkanku, dia menyajikan dua chapuccino panas dan tiga buah roti croissant. Huh, aku mendengus, semakin mengingatkanku pada impianku ke Paris. Ponsel Mahendra berdering dan dia segera menerimanya, aku mati gaya. Ah, kumakan saja roti croissant ini. Lezat memang.
Senyumku mulai mengembang, perasaanku sudah lebih baik. Mahendra sudah selesai dengan ponselnya, dia menatapku penuh arti. "Jangan sedih Honey, semua akan baik-baik saja" ucapnya sambil mengusap pipiku. Aku sungguh menikmati belaiannya, sampe ponselku berbunyi. Ada pesan surel masuk, kubaca dan aku terkejut.
Ternyata proposalku diterima. Aku sangat gembira, kupeluk Mahendra dengan erat. Dia tersenyum, dan mengecup punggung tanganku. Aku lalu pergi ke rest room untuk membenahi diriku yang kusut.
Tampak diriku di kaca, aku melihat bayangan desainer muda yang sukses. Paris I'm Coming, batinku.Aku keluar rest room dan mendapati Mahendra tengah bersalaman dengan atasanku. Keningku mengernyit, "Apa ada peran Mahendra dibalik lulusnya proposalku?"
#fffkamaksara
#Day7
#Croissant
KAMU SEDANG MEMBACA
Food Flash Fiction
RandomBerisi rangkaian tulisan Food Flash Fiction untuk mengikuti event Kamaksara bulan November 2017