Secret Admirer

11 2 0
                                    

Farya meletakkan pensilnya, sketsa desain itu sudah selesai. Dia bernafas lega, tinggal mengirim surel. Lalu dia bangun, mengambil air minum dingin.

Sembari mengambil botol air di lemari es, matanya tertuju pada sebuah bungkusan. Cokelat itu, masih ada. Farya tersenyum kecil, mengingat dimana ia mendapatkan cokelat itu.

****

"Fa! Aku ngga jadi pulang bareng kamu, tuh dijemput Reno" kata Siska sambil melambaikan tangan. Farya mengangguk dan akan masuk mobil.

"Hah ini lagi?" gumam Farya. Dia mengambil bungkusan pink dengan pita merah dan namanya tertulis indah. Terjepit di wiper mobil. Ini kesekian kalinya dia mendapatkan kejutan.

Apakah itu Wildan? Lalu kenapa menjadi secret admirer? Kenapa tidak bicara langsung saja? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran Farya.

Andai saja memang benar itu Wildan, yang menjadi pemuja rahasianya. Farya memang jatuh hati pada Wildan, dan berharap dia yang mengirim cokelat-cokelat nikmat itu.

****

Cokelat impor itu masih utuh. Farya hanya memandanginya. Sepuluh kotak cokelat itu menjadi saksi kegalauan Farya. Hatinya bergetar setiap mengingat nama Wildan.

Di sudut lain sebuah kafe, tampak seorang laki-laki tampan sendirian. Dia hanya menatap layar ponselnya. Di dalam layar ponsel tertera nama Farya Prama Jingga.

"Hai kau sendirian Wildan?" sapa Reno.

#fffkamaksara
#Day12
#Cokelat

Food Flash FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang