10 | Closer.

429 54 15
                                    

Hey, I was doing just fine before I met you.
Closer — The Chainsmokers Ft. Halsey.

***

"Bagaimana kalau aku masih mencintaimu?" Pertanyaan Michael membuat Samantha tersenyum tipis.

Tanpa ragu ia menoleh, memandang Michael tepat di matanya.
"Aku bukan anjing yang setia pada tuannya meski ditinggal pergi keluar kota berminggu-minggu." Jawaban Samantha membuat Michael terdiam sampai senyum pahitnya mengembang.

"Kau bukan anjing, Sam," Michael tidak berniat melucu, dia hanya terganggu dengan kalimat sarkas Samantha.

"Bagus kalau kau tahu." Samantha tersenyum manis mendengar ucapan Michael.

"Aku yakin kau belum sepenuhnya sadar pada perasaanmu." Michael bangkit lalu berjalan keluar kelas.

"Kau salah." Sahut Samantha hang berhasil membuat Michael berhenti sebelum mencapai pintu.

"Aku sadar pada perasaanku yang sebenarnya, secepat kau meninggalkanku lalu mengatakan bahwa kau mencintai Crystal." Jelas Samantha tersenyum puas.

***

Harinya kacau. Berulang kali ia menahan air matanya agar tidak tumpah dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana. Audrey mengacak rambut wavy sebahunya yang dibiarkan tergerai. Setelah duduk di kelas selama hampir dua jam dan sebentar lagi ia juga harus mendengarkan Dosen Sejarah Komunikasi berpidato panjang lebar selama satu jam, Audrey mengerang frustasi. Dia duduk di kelas sejak Dosen keluar, semuanya jadi terasa melelahkan.

"Aku mencarimu kemana-mana."
Audrey mendongak, melihat Samantha muncul di ambang pintu lalu masuk dan duduk di sampingnya.

"Kenapa kusut begitu?" Samantha bertanya sambil menyodorkan sebungkus roti isi selai kacang dan sekaleng soft drink.

Beritahu tidak, ya?
Audrey menghela nafas untuk yang kesekian kali, ia menegakkan posisi duduknya.
Pada akhirnya, Audrey menggeleng, "tugasku menumpuk," Ditambah aku harus memikirkan keputasanku sampai malam nanti. Audrey menyimpan kalimat selanjutnya dalam hati.

"Aku memikirkan Toru sepanjang hari." Samantha menyandarkan kepalanya ke meja, menghadap Audrey yang memperhatikan keluar jendela.

"Apa jawabanmu?" Tanya Audrey tanpa menoleh.

"Dia tidak meminta jawabanku, dia hanya bilang aku tidak perlu memikirkannya." Jelas Samantha yang kemudian mendengus.

Apa Luke juga sudah memutuskan pilihannya? Bagaimana reaksi Taka kalau tahu masalah ini?

"Drey, kau dengar aku tidak, sih?" Samantha mengangkat kepalanya, mendecak sebal menyadari Audrey sejak tadi melamun.

Audrey membereskan buku-bukunya, "Sam, maaf, aku ada urusan. Aku janji akan menemanimu di rumah nanti," Audrey tersenyum lalu berlari keluar kelas.

Samantha mencoba mencerna kejadian barusan. Saat dia datang, Audrey menenggelamkan kepalanya di balik tangan yang terlipat di meja, lalu saat mengobrol, Audrey juga tidak memandangnya seperti biasa. Sekarang, sahabatnya itu kabur begitu saja, tidakkah itu sangat jelas kalau dia sedang menyembunyikan sesuatu?

Sementara itu, Audrey berlari ke fakultas seni di sebelah barat, cukup jauh sampai ia sempat berhenti dan kembali menghubungi Luke yang nomornya sibuk sejak tadi.

"Ayolah," gumamnya sambil berjalan cepat dengan tangan memegang ponsel di telinga.

Sekarang ponsel Luke tidak aktif. Audrey terpaksa menghubungi Calum, memberitahu kalau ia harus bicara dengan Luke sekarang di Cafetaria Fakultas Teknik. Audrey memilih meja di sudut tanpa memesan apapun. Tak lama, Luke datang dengan ransel di punggung dan ponsel di tangan kiri. Wajah kusutnya membuat Audrey makin cemas.

AFTERTASTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang