13 | No Good in Goodbye.

422 44 17
                                    

Another timezone taking me away from you.
Close as Strangers 5 Seconds of Summer

***

Audrey membiarkan air matanya tumpah selama perjalanan pulang. Samantha tidak bisa mengatakan apapun untuk menenangkan sahabatnya itu. Setelah apa yang dikatakan Audrey, Taka diam dan membiarkan Audrey kembali ke tendanya. Bahkan saat bersiap pulang, Samantha mengatakan kalau Taka bertukar dengannya, Samantha yang akan mengantar Audrey pulang dengan mobil Taka sementara pemilik mobil itu tidur di mobil Tomoya.

Samantha membelokkan mobil ke rest area, parkir di salah satu slot yang dekat dengan toilet. "Hei, berhentilah menangis," ujar Samantha yang kemudian menarik Audrey ke dalam pelukannya.

Tangis Audrey pecah, mengingat bagaimana sorot kecewa dan marah itu terpancar di mata gelap Taka yang menatapnya sebelum ia masuk ke tenda semalam. Dia tidak tahu kalau Taka akan jauh lebih mengerikan setelah Audrey memberitahu kepindahannya.

"Drey, Taka tidak akan meninggalkanmu." Samantha melepaskan pelukannya, memandang Audrey yang berusaha menyeka air mata yang terus mengalir.

"Semoga," sambung Audrey dengan suara serak karena menangis.

***

"Kalian tahu dan tidak mengatakannya padaku?" Suara Taka meninggi, dia tidak berhenti mondar-mandir sejak sampai di rumahnya.

"Audrey yang memintanya." Toru menyahut, ia berdiri di samping pintu kamar Taka sementara Ryota dan Tomoya duduk di karpet tebal.

"Kalian temanku bukan, sih?" Sentak Taka dengan wajah merah padam menahan amarah yang siap meledak.

"Hei! Audrey juga pasti memikirkan keputusannya ratusan kali, dia juga harus memikirkanmu saat dia memilih." Sahut Ryota.

"Keluar," ujar Taka yang melemparkan tatapan tajamnya pada Ryota, Tomoya dan Toru.

"Terserah kau. Harusnya kau bisa memikirkan posisi Audrey dibanding posisimu sendiri." Tomoya mendorong Toru dan Ryota keluar dari kamar Taka.

***

Sudah empat hari Taka menghindar dari Audrey, dan hari ini adalah hari keberangkatan Audrey ke Los Angeles. Interview radio One Ok Rock sudah selesai, Ryota, Tomoya dan Toru memutuskan untuk ikut mengantar Audrey ke Bandara. Taka berguling beberapa kali di ranjangnya lalu melompat, berdiri dan mondar-mandir menenangkan dirinya. Pesawat Audrey take off empat puluh lima menit lagi dan Taka tidak tahu harus pergi atau tidak.

"Sialan!" Mengingat bagaimana Audrey mengatakan bahwa ia akan pindah membuat emosi Taka memuncak lagi.

Prak!

Ia melempar ponselnya ke dinding, membiarkan layar ponselnya retak dan benda tipis itu tergeletak mengenaskan.

"Aaargh!" Erangnya mengacak rambut frustasi lalu menyambar jaket dan kunci mobilnya.

Ellena melihat bagaimana Taka berlari menuruni tangga, memakai sepatunya buru-buru lalu pergi tanpa pamit. Bahkan deru mobilnya terdengar menjauh, Ellena yakin keponakannya itu menyetir bertaruh nyawa karena sebentar lagi pesawat Audrey take off.

Klakson di kanan-kiri terdengar, Taka sudah tidak mempedulikan peraturan lalu lintas lagi. Hanya Audrey yang memenuhi kepalanya saat ini. Ia menginjak pedal gas lebih dalam, membelah jalanan kota Melbourne yang semakin padat. Tak butuh waktu lama bagi seorang Taka untuk sampai ke bandara. Ia memarkir mobil sembarangan lalu berlari ke terminal E keberangkatan.

Kumohon, Drey, tunggu sebentar.

Ia berlari, menabrak beberapa orang lalu meminta maaf. Langkahnya berhenti, nafasnya semakin sesak melihat Ryota, Tomoya dan Luke berjalan sambil tertawa. Samantha berada di belakang, menyeka air matanya sementara Toru tidak berhenti mengusap punggung kekasihnya itu.

Lututnya lemas, ia meraba bangku panjang di sampingnya lalu duduk, menahan gemuruh dalam dadanya.

"Audrey menunggumu," ujar Luke saat ia duduk di samping Taka.

Taka diam. Dia tahu, tanpa perlu dijelaskan dia tahu Audrey menunggunya dan bodohnya dia tidak pergi ke bandara secepat mungkin. Toru menepuk pundak Taka lalu meninggalkannya, begitu juga dengan Luke, Ryota dan Tomoya.

Dasar bodoh.

***

Pada akhirnya, dia takkan pernah kuraih. Seberapa dekatnya dia denganku, tetap saja aku tak bisa meraihnya. Entah apa yang bisa kulakukan pada sisa perasaan ini nanti, apa yang akan terjadi padanya setelah bertahun-tahun lepas dariku. Taka pasti melupakanku lebih cepat, dia membenciku.

Pada akhirnya, tak ada yang tetap sama dan tak ada yang selamanya. Termasuk aku dan Taka.

-Audrey.

___________________________






OPENING SEASON 2 

"Serius kita akan menetap di Los Angeles?" Teriakan itu membuat Toru tersenyum, mengusap puncak kepala Samantha lalu duduk di samping wanita yang ia nikahi enam bulan lalu itu.

"Aku sudah membeli apartement dan propertinya datang besok." Toru membiarkan isterinya itu berteriak senang lalu mengecup pipinya.

"Aku mencintaimu, sayang," ujar Samantha memeluk Toru berlebihan.

"Kau mencintaiku atau Audrey?" Sahut Toru yang dibalas decakan sebal Samantha.

"Mau tidur di sofa, ya, malam ini?" Pertanyaan Samantha membuat Toru memamerkan senyum manisnya lalu menggeleng.

"Setelah konser di Nagisaen selesai, kita terbang ke LA." Toru mencium puncak kepala Samantha sementara isterinya itu mengeratkan pelukannya.

***

AFTERTASTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang