Everyone changes and never be the same.
Cry Out – One Ok Rock***
Ponselnya berdering, nama Michelle Kohama tercetak di bagian atas layar. Audrey memasang earphone nirkabelnya lalu menjawab panggilan Michelle tanpa mengalihkan fokusnya dari jalanan dan kemudi.
"Ya, Sayang?" Sapa Audrey disambut teriakan Ryota yang terdengar samar
"Sudah pulang dari kantor?" Michelle bertanya setelah ia mengomeli Ryota.
"Dalam perjalanan. Ada apa?" Audrey membelokkan mobilnya di persimpangan.
"Datang ke rumah sekarang, ya? Aku sudah berhasil membuat sushi dan saus untuk sashimi."
"Enak, tidak?" Audrey memperlambat laju mobilnya.
"Masakan Isteriku selalu enak, Drey!" Teriakan Ryota terdengar.
"Tentu saja, kalau tidak aku tidak akan makan malam di sana kalau tidak sempat masak." Sahut Audrey yang memutar balik arah mobilnya ke rumah Ryota dan Michelle yang tak sampai lima belas menit dari apartementnya.
"Kutunggu di rumah, sayang!" Seru Michelle girang.
"Sejak kapan kau dan Audrey saling mencintai?" Teriakan Ryota terdengar sebelum Audrey menutup sambungan telepon.
Audrey baru ingat kalau harusnya, Toru dan Samantha yang datang lebih dulu, tapi sepertinya Ryota datang tanpa sepengetahuan Fans dan media. Jalanan tidak terlalu ramai seperti hari biasanya, Audrey menepikan mobilnya di minimarket. Ia mengambil dompet dari ransel lalu buru-buru turun dan masuk, berjalan ke row makanan ringan dan aneka biskuit. Pilihannya jatuh pada sekotak besar biskuit gandum dengan krim vanilla kesukaan Ryumi, malaikat cantik yang bulan lalu genap berumur dua tahun. Setelah membayarnya, Audrey kembali mobil, menyalakan mesin dan menginjak pedal gas meninggalkan minimarket. Tak lama, mobilnya berbelok masuk ke halaman rumah Ryota dan Michelle setelah Security membukakan pagar besar di depan halaman itu untuknya.
Baru saja turun dari mobil, teriakan lucu terdengar dari pintu depan rumah yang terbuka.
"Anti!" Ryumi berteriak, Audrey buru-buru menghampiri gadis cantik dengan mata mirip Ryota dan garis wajah mirip Michelle itu.
"Hello, Princess! Sudah menunggu Aunty dari tadi, ya?" Audrey menyambut tubuh kecil Ryumi, menggendongnya sambil berjalan masuk ke rumah mewah itu.
"Tu apa?" Ryumi dengan bicaranya yang masih terbatas membuat Audrey tersenyum lalu menurunkannya di sofa panjang ruang tengah.
"Biskuit gandum kesukaanmu." Audrey memberikan kantung plastik berisi sekotak besar biskuit yang dibelinya tadi lalu berlari ke dapur setelah Ryota menghampiri gadis kecilnya itu.
"Drey! Kau baik sekali! Kenapa tidak menikah dengan Taka!"
Audrey keluar dari dapur, "Ryota, kau idiot sekali. Kenapa Michelle mau menikah denganmu?" Sahut Audrey tak mau kalah membuat tawa Michelle meledak di meja makan.
Michelle bangkit, membawa sepiring sashimi beserta mangkuk kecil berisi saus lalu Audrey membawa sepiring sushi, keduanya meletakkan makanan khas Jepang itu ke coffeetable lalu duduk di karpet tebal.
"Tumben sekali tidak lembur?" Michelle bertanya sambil memangku Ryumi yang mulai mengantuk.
Audrey menggeleng, menggunakan sumpit untuk mengambil sepotong sushi lalu melahapnya. Ryota tiba-tina memukul kepala Audrey dengan sumpit, beruntung Audrey sudah menelan makanannya. Audrey menatap tajam Ryota, Michelle hanya tertawa kecil melihat kelakuan Audrey yang tidak berubah sejak ia mengenalnya sewaktu masih pacaran dengan Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERTASTE
FanfictionKarena rasa itu masih ada. Audrey yang gagal melupakan si penyanyi sialan itu. Toru yang setia menunggu Samantha putus dengan kekasihnya. Mencintai seseorang memang sesulit itu kan? ••• A Fanfiction by RAY-REBLUE AFTERTASTE Copyright ©November20...