DIRIMU adalah TAKDIRKU [END]

~33~ ♥※Pesta Panen※♥

%%%____DaT____%%%

Manusia asalnya dari TANAH.
Berdiri di atas TANAH.
Dan akan kembali ke TANAH.

Kenapa masih bersifat LANGIT?

*******

DOA yang akan cepat terkabul..

Doa orang yang terZhalimi.

Doa tulus di dalam sujud. Karena sujud adalah waktu yang paling dekat dengan Allah. Maka perbanyaklah doa dalam sujud kita.

Doa di antara Adzhan dan iqomah.

Doa ketika seperempat malam terakhir (dalam shalat tahajud 12-03 AM)

Doa mustajab adalah dalam lima malam.
Yaitu malam jum'at, malam idul adha, malam idul Fitri, malam pertama pada Bulan Rajab dan malam nisfu sya'ban.

Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa. Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha.

(Masih banyak lagi tentang doa, segitu aja dulu, cukup 😊)

                ---♥♡💞♡♥---

Aryan berjalan keluar gedung menuju kafe, tak sengaja ia berpapasan dengan Belvia yang hendak masuk juga ke kafe itu.

"Aryan." Sapa Belvia tak percaya bisa bertemu dengan Aryan lagi.

"Belvia?"

Keduanya berdiri saling menatap.

"Ke mana saja kau ini sayang?" tanya Belvia hendak memeluk Aryan. Namun, Aryan tampak menghindarinya.

"Mmm Belvia. Bisa kita bicara sebentar di dalam, ada sesuatu hal penting yang harus kita bicarakan." Ujar Aryan.

"Aku juga. Banyak yang harus aku bicarakan padamu."

Aryan dan Belvia masuk ke dalam kafe. Erza yang tengah duduk di salah satu meja kafe itu melihat Aryan datang, ia melambaikan tangannya. Tetapi Aryan memberi isyarat minta sedikit waktu untuk berbicara dengan gadis yang kini bersamanya.

Erza mengangguk mengerti. Dia memesan makanan duluan pada pelayan dengan sekali-kali menoleh pada Aryan yang kini duduk dengan seorang gadis yang tak dikenalnya.

Aryan dan Belvia kini saling duduk berhadapan.

Belvia mengembuskan napasnya lirih. "Aryan. Sekarang kamu sedikit hitam ya. Tak seperti dulu ketika kita masih hubungan." Candanya mencoba mencairkan suasana.

"Belvia. Aku mau minta maaf," ucap Aryan dengan nada serius. Dia tak mau berbelit-belit lagi.

"Aku tau kamu mau minta maaf masalah apa," kata Belvia dengan kedua mata berkaca-kaca. "Kamu sudah menikah, kan. Beruntung sekali wanita yang menjadi istrimu itu,"

"Ya. Dari waktu itu aku ingin memberitahumu masalah ini. Hanya saja banyak kejadian yang membuatku tak bisa memberitahumu secepatnya," Aryan terlihat tak enak hati berbicara begitu. Sebenarnya ketika dia berniat menikahi Zena, ingin memutuskan Belvia. Namun, kejadian-kejadian yang menimpanya tak memberinya waktu untuk berbicara dengan Belvia, apalagi ketika kartu HP'nya dia buang dan di situ ada nomor Belvia.

"Aku memang sangat kecewa ketika mendengar dari ibumu bahwa kau telah menikah dengan gadis lain di Bandung. Ingin rasanya aku menghabisi nyawaku sendiri, tapi ya inilah takdirku denganmu. Dan aku sadar kalau kau bukan jodohku." Ujar Belvia mencoba tersenyum dihadapan Aryan.

"Aku tau kau memang wanita yang baik Belvia. Dan terima kasih atas pengertiannya, semoga nanti kau bisa bertemu dengan lelaki yang lebih baik dari aku dan lebih sangat menyayangimu." Doa Aryan tersenyum tulus pada Belvia.