%%%______DaT______%%%
**Flashback 2**
Pak Zainal dan keluarganya sudah dua hari menginap di kota Jakarta. Selama dua hari ini mereka terus dibawa keliling-keliling kota, bermain ke Dufan (dunia fantasi /taman bermain) menghabiskan masa kebersamaan mereka dengan jalan-jalan.
Hari itu ketika mereka sedang di mall.
"Wawa. Ini peci Bagus nih untuk Wawa pakai." Kata Zahra memperlihatkan peci putih gading dengan motif biru.
"Bener tuh Ra, kasikan ke Wawa-mu." Sahut Pak Satrio sambil memilih-milih baju Koko yang bermotif biru juga.
"Wawa sudah tua, itu peci buat anak muda bukan untuk Wawa pakai." Ujar Pak Zainal tersenyum mencandai Zahra.
"Kata siapa Wawa tua, coba lihat ke kaca, Wawa masih gagah, ganteng dan masih awet muda." Canda Zahra.
"Kamu ini Ra. Seneng sekali menggoda Wawa mu itu." Ucap umi Fatma tersenyum tipis melihat keponakannya yang lengket sekali dengan Wawa-nya itu.
"Tapi bener kan bun." Kata Zahra melirik pada ibunya agar menginyakannya.
Bunda Ava hanya tersenyum.
Zaib menarik-narik baju Umi Fatma. "Umi, kita lihat-lihat boneka di sana aja." Rengeknya lalu menarik-narik tangan ibunya itu.
"Umi aku mau melihat-lihat mainan mobil-mobilan dulu." Kata Ziyad panggilan untuk Zaidan itu sembari melangkah menuju ke arah mainan yang berjejer.
Zaib Aurel Rizhan, anak perempuan bungsu Pak Zainal dan bu Fatma, Umurnya baru 5 thn. Sementara Zaidan Chandra Rizhan umurnya sudah 9 thn, ia sudah kelas 4 SD.
"Jeng saya ke sana dulu, anak-anak mau memilih mainan." Kata Fatma pada Ava.
"Iya.. Iya silahkan, di sini mainannya bagus-bagus." Jawab Ava mempersilahkan mereka berpencar.
Zahra tengah asyiknya memilih-milih celana Jeans pendek dan gaun-gaun yang dirasanya menarik.
Zena juga tengah asyik melihat serta memilih-milih busana muslim dan kerudung bagus-bagus tak jauh dari Zahra.
Pandangan Zena ke arah lain di mana busana muslimnya lebih menarik. "Ra. Aku ke sana dulu ya, kerudungnya lebih bagus-bagus sepertinya." Ujarnya pada Zahra yang masih asyik memilih-milih. Di tangan Zena sudah ada beberapa pakaian untuk Zaib dan Zaidan.
"Mmm, duluan. Nanti aku nyusul ke sana bantu milihin yang bagus buatmu." Jawab Zahra.
Zena melangkah ke arah pakaian muslim. Karena mall saat itu sedang ramai. Tak sengaja dia menabrak seorang pria.
"Aduhh sorry." Ucap pemuda itu.
"Bismillah." Kata Zena sedikit kaget karena pakaian buat Zaib dan Zaidan jatuh berserakan di lantai. Dia langsung berjongkok memungutnya kembali.
Pemuda itu ikut berjongkok juga untuk membantu Zena memungut pakaian yang berserakan. Namun ketika tinggal satu lagi, tak sengaja tangan mereka saling bersentuhan.
Zena langsung menarik tangannya kembali.
"Maaf ya." Ucap pemuda itu lagi.
Pemuda itu adalah Aryan. Dengan manik mata berwarna birunya, dia menatap tajam ke dalam manik cokelat mata Zena yang bulat bola pingpong.
Cantik sekali. Tanpa sadar dia berkata dalam hatinya melihat Keelokan wajah Zena.
Hanya beberapa detik mereka berdua terpaku saling menatap.
Zena langsung berdiri meninggalkan Aryan yang masih berjongkok terpaku menatapnya.
"Honey." Panggil seorang wanita yang saat itu statusnya sebagai kekasih Aryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRIMU adalah TAKDIRKU [END]
EspiritualEND [08 July 2019] Cinta memang tak memandang status dan usia. Agama dan juga Harta. Tetapi... Jika cinta hadir dari yang berbeda agama. Apakah semudah itu cinta akan dapat restu dari semuanya? Allah Maha pembolak balik hati. Jika yang di atas berk...