#12

3.6K 475 35
                                    

-oo0oo-

Gue kembali terpuruk sama seperti beberapa bulan yang lalu saat Ali ngilang dari kehidupan gue. Tapi ini lebih parah karena gue tau, Ali gak akan bisa gue miliki.

Gue hanya bisa menangis dan menangis.

6 tahun perjalanan cinta gue sama Ali. Susah senang gue jalanin berdua. Gue kadang tersenyum, kadang juga menangis ingat kenangan-kenangan waktu masih sama Ali.

Tapi semuanya udah terjadi. Seberat apapun cobaan itu gue harus bisa bangkit. Gue mencoba berpikir positif. Mungkin Allah sudah nyiapin orang yang tepat buat gue, kelak.

Hari kedua setelah undangan Ali gue terima. Tiba-tiba Ali datang ke toko. Yang membuat hati gue kembali ngilu adalah orang yang saat ini bersama Ali. Clara.

Apa yang membuat Ali sama Clara nemuin gue?.

"Mm, Prill. Aku mau minta tolong nih sama kamu!". Ucap Ali sedikit malu-malu.

"Minta tolong apa ya?".

Ali lalu nyerahin sebuah kotak persegi ke arah gue. Gak terlalu kecil dan gak terlalu besar. Tangan gue terulur menerima barang itu. Tapi gue gak tau itu apa isinya.

"Ikut aku bentar!". Ali lalu menarik lengan gue dan membawa gue sedikit menjauh dari Clara. Gue sempat ngelirik sebentar ke arah Clara yang cuman diam dan tampak cemas.

"Apa ini?". Tanya gue lagi.

"Itu kebaya Clara. Buat acara minggu besok!".

Gue semakin bingung. Kenapa kebaya Clara di kasihkan ke gue?. "Maksudnya apa ya Li?". Tanya gue lagi.

"Mm...gini!". Ali menggaruk rambutnya sebentar. "Aku minta tolong sama kamu bikinin kebaya lagi yang sama persis kayak gini---!".

"Loh emangnya kenapa sama kebaya yang ini?". Sela gue.

"Mm...kebaya yang ini gak muat sama dia. Aku beneran minta tolong sama kamu Prill. Kamu bikinin lagi yang agak gedean di bagian perut. Kalo bisa bagian perut ketutup!".

"Hah?". Gue semakin bingung.

"Clara hamil!". Bisik Ali pelan.

Mungkin kalo di sinetron-sinetron langsung terdengar bunyi petir. Ya semacam itulah. Gue kaget setengah mati. Gimana bisa Clara hamil? Apa mereka sudah pernah melakukannya??.

Airmata gue rasanya berlomba-lomba mau keluar dari sarangnya. Gue tahan. Gue mengucap Istighfar dalam hati. Sakit dan sesak. Itulah yang gue rasain sekarang.

"Jadi gimana? Kamu bisa bantu kan?".

Gue masih bingung kenapa Ali milih gue buat ngelakuin hal ini. Bukankah uang Ali banyak? Dia bisa menyewa desainer terkenal buat ngerancang kebaya Clara.

"Kenapa gue?". Tanya gue lirih seiring airmata gue yang berjatuhan. Ali sempat tertegun sesaat. Biasanya ia langsung menyeka airmata gue tapi kali ini beda. Posisi kita udah gak sama kayak dulu lagi.

Ali menunduk. "Ini keinginan Clara. Katanya orang hamil muda harus di turuti keinginannya!".

Mata gue langsung terpejam. Airmata gue semakin berderai. Saat gue membuka mata gue, gue melihat ke arah Ali yang masih menunduk lesu.

"Oke. Akan aku usahain!". Ucap gue. Ali langsung mengangkat kepalanya.

"Makasih Prill!". Ungkapnya sambil tersenyum. Gue langsung menghapus sisa airmata gue dan mengikuti langkah Ali yang menghampiri Clara.

Hari ini bener-bener ujian terberat dalam hidup gue. Gue yang merancang kebaya buat nikahannya mantan gue. Rasanya itu sakit.

-oo0oo-

DEAR Ali [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang