#16

4K 497 20
                                    

-oo0oo-

"Mama gak setuju kamu ikut campur urusan Ali sama Clara, Ta!!". Tegur nyokap saat gue selesai menceritakan rencana Ali.

"Tapi Ma---!".

"Mama gak terima alasan apapun. Bukannya kamu dulu pernah bilang jangan ikut campur urusan rumah tangga orang lain?".

Gue menunduk lesu. Padahal gue udah bilang akan membantu Ali nyelesaiin masalahnya.

"Biarin Ali selesaiin masalahnya sendiri. Dia kepala keluarga, gak seharusnya dia minta bantuan orang lain. Seberat apapun masalahnya Ali harus bisa hadapi sendiri. Gak mungkinkan seorang pilot akan meminta bantuan kepada penumpangnya saat pesawatnya mengalami masalah?".

Gue hanya bisa diam. Dalam diam gue membenarkan kata-kata nyokap. Jelas sekali gue yang salah. Harusnya dari awal gue menolak permintaan Clara. Gue udah terlanjur masuk ke dalam masalah rumah tangganya.

"Aku ngerti, Ma!!". Jawab gue pelan.

-oo0oo-

Berkali-kali Ali nelpon gue. Gue sengaja menghindarinya. Sesuai perintah nyokap. Membiarkan Ali menyelesaikan masalah rumah tangganya.

Prill...
Knpa kmu gak prnah angkt tlp q?
Apa q ada salah sma kmu?

Gue menghela nafas panjang. Untuk kesekian kalinya gue gak angkat telpon Ali dan juga gak pernah respon sms Ali. Gue bener-bener menjauh darinya.

"Jangan sampe kamu terlibat dalam masalah rumah tangga Ali. Dan jangan sampe kamu di cap sebagai perusak rumah tangga orang!".

Pesen nyokap akan selalu gue ingat.

Bisa ketemu nanti mlm?

Sms itu lagi-lagi datang dari Ali. Gue gak ngeresponnya lagi. Padahal sebenarnya gue pengen banget balesin sms dia atau ngangkat telpon dia sekedar denger suaranya. Tapi gue harus bisa nahan diri. Ali milik orang lain.

Kata-kata itu yang selalu gue tanam dalam otak gue.

Sampai pada suatu hari Ali tiba-tiba datang ke butik gue. Wajahnya semakin kusut. Rambutnya sedikit gondrong dan timbul rambut halus di bawah hidung dan dagunya. Dengan penampilan seperti ini Ali keliatan kayak orang gak keurus. Di tambah beberapa jerawat menempel di kulitnya yang dulunya mulus.

"Kenapa kamu gak bales sms aku? Kenapa gak angkat telpon aku? Kamu sengaja ngindarin aku?". Cercanya.

Gue menggeleng pelan. "Bukan gitu Li. Gue gak bisa---!".

Perkataan gue terhenti seketika saat jemari tangan Ali menyentuh kulit tangan gue. Hangat. Rasa yang gue rindukan selama ini. Dan entah kenapa mata gue mulai berkaca-kaca.

Ali menarik tangan gue dan menggenggamnya. "Please...stay with me!". Ucapnya lirih. Gue cuman bisa menatapnya dengan perasaan bingung. Maksud dia apa?.

"Kamu mau kan nunggu aku? Aku akan selesain semua masalah aku sama Clara. Begitu selesai....kita bisa sama-sama lagi. Kamu mau kan?".

Gue gak tau ini airmata sedih atau bahagia. Gue cuman bisa diem tanpa memberi Ali sebuah jawaban. Sementara Ali masih tampak menunggu jawaban dari mulut gue. Dari binar matanya sebenarnya gue tau dia serius sama ucapannya.

DEAR Ali [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang