01. laki-laki aneh

89 14 9
                                    

Pukul,13.00 wib

Kiara serta bu amy sudah sampai di parkiran tempatnya mengikuti olimpiade

"Ayo kiara, nanti kita telat"

Keduanya berjalan memasuki gedung dimana olimpiade nanti berlangsung.

Di arah berlawanan .
Gusti dan ryon berjalan begitu tergesa gesa.

"Gusti! Buruan elah, lelet amat si lo kayak keong kakek gue! ntar keburu telat nih gue!".

"sabar elah, marah-marah mulu lo kayak mbak surti kalo lagi pms!"

"Bodo amat gue duluan! gue udah telat!"

Ryon pergi meniggalkan gusti begitu saja.

Namun baru beberapa langkah ryon berbalik dan berteriak.

"Woy gusti! Jangan lupa janji lo kalo gue menang!".

Teriak ryon lalu berlari lagi.

"Ck.temen kampret".

Tapi tiba tiba saja gusti tersenyum jahil.

"Gue jamin si ryon bakalan jatoh bentar lagi, kalo sampe tebakan gue meleset gue bakal cium tuh guru kepala licin"

"Satu..."

"Dua..."

"Tig..ga".

~Bruk~ "Adaw"

"Whahaha......." gusti tertawa begitu kecang.

"Pinter bgt sih lo tuh yon,pinter pinter bego maksud gue hahaha...".

"Kampret lo!"

Ryon berteriak saat melihat sahabatnya itu tertawa puas sampai terpingkal pingkal.

Ryon tidak perduli lagi dengan gusti yang tengah menertawakannya, ia lantas melanjutkan langkahnya sambil mengusap kepalanya yang terasa nyeri akibat terjatuh tadi.

Gusti masih tertawa mengingat bagaimana posisi ryon saat jatuh yg menurutnya benar benar tidak etis.

"Kualat gak sih ya gue ketawain temen sendiri?"

Gusti masih tertawa, ia berjalan sambil sesekali bergumam dan meruntuki dirinya sendiri karna mau berteman dengan manusia bernama ryon.

Tiba tiba.

~BRUK~

"Shhh"

"Eh yampun, sorry sorry gue gak sengaja sumpah" ucap gusti merasa bersalah

"sini gue bantuin"

Gusti lantas berjongkok dihadapan orang yg sudah ia tabrak.

Namun hal pertama yg gusti lihat adalah mata madu milik gadis tersebut.

Gusti ingat mata itu, dia tidak akan pernah lupa meskipun mata madu itu sekarang terhalang oleh kaca mata tebal milik gadis dihadapannya tersebut.

Mata itu mengingatkan gusti pada seseorang.

"Tatapan itu"...

"Ngga mungkin" gumam gusti dengan suara sedikit serak .

Hatinya seperti tergores oleh ribuan belati.

Gusti tidak mampu lagi menatap mata itu, akhirnya dengan langkah cepat gusti meninggalkan gadis dihadapannya begitu saja .

Bu amy yg melihat kejadian barusan merasa sedikit aneh dengan kelakuan anak laki-laki tadi.

Caranya menatap mata kiara, serta sorot mata yang menggoreskan kepiluan saat menatap mata kiara sukses membuat bu amy harus berfikir keras. sebenarnya ada apa dengan kiara dan anak laki laki tadi?

Tapi lamunan bu amy tiba-tiba saja terbuyarkan saat ia teringat olimpiade yang harus segera kiara ikuti.

Lantas bu amy menghampiri kiara, membantunya berdiri, serta menuntun kiara ke gedung tempat olimpiade akan dilaksanakan.

***

Di bawah sebuah pohon tua besar, gusti terduduk lemas dengan pandangan yang menerawang ntah kemana.

"Ngga mungkin, dia udah pergi.."

"Tapi, mata itu.. "

"Gak gusti, dia udah ditempat yang baru..."

Fikiran gusti berkecamuk.

"Ahhhhh...shit"

Gusti menghela nafasnya berulang kali,mencoba menornalkan deru nafasnya yang begitu memburu.

Tubuhnya terasa begitu lemas, kepalanya seakan ingin meledak hanya karna masalah ini.

Akhirnya gusti memutuskan untuk merebahkan tubuhnya ke sebuah batang pohon besar yg berada disampingnya.

Sunyi...

Tidak ada lagi keluhan, tidak ada lagi teriakan frustasi dari seorang gusti, hanya ada deru nafas teratur yang keluar masuk dari hidungnya.

Gusti telah masuk kealam mimpinya...

***
~olimpiade~

Suara tepuk tangan memenuhi ruangan olimpiade tersebut.

Kiara berdiri mematung karna tidak pernah menyangka bahwa dirinyalah yg menjadi juara olimpiade, raut bahagia tercetak jelas di wajah gadis berkacamata itu.

Sedangkan di bangku penonton sana bu amy tersenyum bangga kepada muridnya yg telah menjuarai olimpiade itu, senyumnya semakin mengembang kala kiara melakukan serah terima piala beserta sertifikat dan tak lupa uang binaan untuknya.

Kiara menghampiri bu amy yg sedari tadi tersenyum kepadanya, lalu mencium punggung tangan gurunya tersebut tak lupa mengucapkan terima kasih.

Rion yg melihat interaksi antara guru dan murid tersebut sempat terharu dan langsung teringat pada gusti, ya gusti sahabat kecilnya itu . Rion langsung saja mengeluarkan benda pipih dari saku celananya , mencari kontak gusti lalu menelponnya .

Tidak butuh waktu lama telephonnya diangkat oleh gusti hanya dengan gumaman

"..."

"Kampret lu dimana? Gak pengen ngucapin selamat ama sahabat lo yg paling cakep ini hah?"

"..."

"Oh oke deh gw otw kesitu, tungguin aku mas muahehe"

Ditempat lain gusti bergidik ngeri saat mendengar ucapan terakhir dari ryon.

"Dihh amit amit"

"Mendingan gue buru buru ke parkiran deh dari pada tuh anak makin sarap lagi".

Gusti lantas berjalan meninggalkan pohon besar itu untuk segera menemui ryon.

***

"Ini anak lama amat ke parkiran doang,jalannya dari bogor kali ya"..

Ryon dibuat kesal karna telah lama menunggu gusti, ia terus saja mondar mandir di depan mobil gusti, menunggu sang pemilik mobil itu datang, saat gusti tiba di parkiran ryon langsung nyerocos layakanya kaleng rombeng

"Ck, lama amat sih lo. gue udah lumutan nungguin ko disini tau ngga!".

"Lo muter muter nih tempat 7 kali hah sampe gak muncul muncul diparkiran"

"Apa lo lupa jalan sampe lama datengnya?"

Gusti tidak menghiraukan ryon yang tengah marah marah kepadanya karna telah lama menunggu.

Fikiranya sekarang telah menerawang jauh ketempat dimana dia menemukan gadis bermata madu tadi.

Namun seketika perhatian gusti teralih saat matanya tak sengaja menangkap sosok gadis berkacama tebal tengah berjalan melewatinya.

Tanpa sadar ia justru menghampiri gadis tersebut, menarik pergelangan tangannya,dan membawa gadis itu kedalam dekapannya.

"Jangan pergi!"
____________________________
____________________________

Jangan lupa vote sama komentarnya.

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang