03

236 14 4
                                    

Waktu pelajaran jam ke dua dimulai,karena jam pelajaran pertama, kelas Rani tidak mendapatkan jam istirahat. Rani menyimak pelajaran sains yang diajar oleh bu Andin, walaupun perutnya sudah terasa sangat lapar.

Bu Andin adalah guru yang baik, beliau mengajar dengan sungguh-sungguh agar siswa beliau dapat menggapai cita-citanya, beliau mendapat gelar guru internasional yang berbakat dalam ilmu sains dan fisika. Namun bu Andin hanya mengajar kelas X Mipa, dan kelas XI Mipa.

Pada pelajaran hari ini bu Andin menyuruh siswanya untuk mengobservasi hewan. Mencari hewan itu terlebih dahulu di lapangan belakang lab bahasa, karena disana ada lapangan luas yang tidak terawat. setelah menemukan hewan itu, bu Andin meminta siswanya untuk langsung menuju ke lab ipa.

Rani masih mencari-cari hewan yang cocok untuk di observasi. Seperti biasa dia berkelompok dengan sahabatnya. Sahabat-sahabatnya berpencar untuk mencari. Luas sekolah ini seperti luas bangunan rumah megah, luas lapangannya-pun lebih luas dari bangunannya, sampai Rani kesusahan untuk mencarinya.

"Huaa kenapa sih gak bilang-bilang dulu kalok mau observasi, kan kita bisa cari dirumah! Bukan disini" Rina berteriak jengah. Dia tidak suka pelajaran Bu Andin.

"Udahlah cari aja dulu, jangan ngeluh terus! " Sekar mengingatkan Rina untuk tidak banyak mengeluh.
Rani hanya tersenyum melihat mereka. Mungkin karena mereka sudah lapar jadi semua terasa membosankan.

Di sekolah ini ada dua lapangan yaitu lapangan untuk kegiatan olahraga dan yang satunya lapangan hijau yang dimanfaatkan untuk keperluan Ilmu pengetahuan.

Mata Rani masih sibuk mencari, hingga dia tak sadar jika hanya kelompoknya saja yang belum ke lab ipa. Rani menoleh memastikan ketiga sahabatnya juga tidak meninggalkannya, dan benar mereka masih disana. 'mereka paling pengertian sekali' pikir Rani dengan  senyuman tipis yang muncul di pipinya.

Rani berbalik ingin melanjutkan pekerjaannya,namun alangkah terkejutnya Rani saat melihat bayangan hitam dibalik tembok. Rani menyipitkan matanya berharap itu halusinasi atau mungkin karena dia lapar,tapi tetap saja dia masih melihatnya. Bayangan tersebut tambah menampakkan tubuhnya dan semakin mendekat kearah Rani.

Rani tak bisa bergerak, maupun berteriak tenggorokannya seperti tercekat, Rani ingin menoleh  kearah sahabatnya, namun lehernya juga tak bisa menoleh. Bayang tersebut masih berjalan kearahnya.

Melihat Rani yang dari tadi diam saja menghadap lurus kedepan,membuat Putri mengikuti arah yang dilihat oleh Rani. Namun yang dilihat nihil,tidak ada siapapun selain mereka disana. Putri berjalan mendekat kearah Rani, memegang bahu Rani, tapi tiba-tiba Rani lemas dan tergeletak pingsan. Putri terkejut dan langsung memanggil sahabatnya yang lain.

*****

"Ran lo dah siuman". Yang dilihat pertama oleh Rani adalah Putri,dia menoleh lagi ada kakak UKS yang berjaga disamping kanan Putri.

"hm..,aku kenapa?"

"Ya..ampun Ran lo yang pingsan,tapi balik nanyak ke kita",Rina nyerocos sambil melipat tangan didada. Sekar  yang baru saja ijin pada bu Andin, langsung membuka pintu tanpa salam.

"Kakak keluar dulu ya dek, ada pelajaran dikelas" Kakak yang piket hari ini berjalan keluar,untuk masuk kelas. Rina dan Sekar juga ikut keluar karena dua sejoli itu tidak suka bau ruang UKS atau apapun yang menyangkut obat-obatan.

"Ya kak..",Putri menanggapi.
Putri menggenggam tangan Rani,melihatnya lekat-lekat. Didalam hati Putri, dia merasa kasihan. Putri orang pertama yang mengetahui jika Rani bisa melihat hantu.

Sekarang di dalam ruangan itu hanya Putri dan Rani. Putri menyuruh Rani untuk berbicara terbuka kepada dua sahabat lainya. Putri meyakinkan Rani, jika dia berbicara terbuka semua kegelisahan dihatinya akan hilang dan Rani akan sedikit lega.

Akhirnya Rani memutuskan untuk terbuka, dia tidak ingin sahabatnya kecewa. Setelah keputusan dari Rani, Putri menyuruh kedua sahabatnya itu masuk kedalam ruangan UKS.

"Udah jangan bicara dulu kalok habis pingsan tu", Rina memulai pembicaraan.

"Gapapa, udah enakan kok",Rani  duduk di tempat tidurnya, menggenggam tangan keduanya, menyiapkan diri untuk berkata jujur pada kedua sahabatnya. Putri menyakinkan Rani, memberinya semangat.

"Aku mau jujur sama kalian berdua, Kalau akuu anak.. I"

"Ya gue tau dari kelas sepuluh", Rina menyela. Rani terkejut mendengarnya, bagaimana Rina bisa tau. Dan Rani masih berpikir apa Sekar juga tau.

"Ya lo kan anak IPA, gue juga, Sekar juga, Putri juga!". Celetuk Rina yang membuatnya melongo

"Bukann.., jangan nyela dulu, aku mau bilang.. kalok aku tuh anak Indigo!", Rani  sudah berusaha sabar, tapi kebiasaan Rina menyela pembicaraan tidak bisa Dihilangkan.

Kedua sahabatnya menunjukkan wajah bertanya pada Rani, apakah Rani berbohong, atau Rani masih sakit. Sekar dan Rina tidak yakin, mereka melihat wajah Rani mencari kebohongan diwajahnya. Tapi yang mereka liat adalah kesungguhan.

"Kalok lo bisa liat, ada apa dibelakang gue sama Sekar?", Tanya Rina memastikan jika Rani tak berbohong.

"Dibelakang kalian.., sungguh kamu mau tau?", Jawab Rani memancing. Sekar tak penasaran, dirinya tidak takut tentang hal-hal seperti itu.

"Yaa..i..iya lah", Rina tergagab karena takut diikuti oleh hantu yang seram.

"Hm..Perempuan mata hitam,rambut panjang, ter"

"Stoop!!, gue percaya!, tapi suruh dia pergiii", Rina memegang tangan Rani memohon untuk menyuruh hantu yang mengikutinya untuk pergi.

"Dia udah pergi kok, dari kamu teriak stop tadi",Rani nyengir. Pikir Rani mudah sekali menakuti orang cuek seperti Rina.

"Gimana ya, percaya gak percaya sih sama omongan lo Ran, tapi kita harus saling jaga satu sama lain" Sekar menghembuskan nafas berat, dia takut kejadian-kejadian yang tidak diinginkan akan datang, karena dia pernah melihat saudaranya yang juga indigo menderita akibat gangguan mahkluk halus seperti itu. Sekar memegang tangan Rani. Apapun yang akan mereka hadapi nanti jika ada mahkluk yang mengganggu salah satu dari mereka, mereka akan tetap bersama, tidak akan pernah meninggalkan sahabat dalam keterpurukan.

Rani tersenyum, dia sangat bersyukur dengan sahabat-sahabatnya sekarang. Mereka saling melengkapi satu sama lain.

Rani teringat satu cerita besar yang selama ini dia rahasiakan. Dia ingin membaginya pada mereka. Rani lelah menyimpan semuanya. Tentang Alex, dan tentang kejadian bagaimana dia mendapatkan mata indigo itu. Rani memberanikan diri untuk mengungkapkan rahasianya.

To be continue..

***********************************
Hai Everyone, gimana kabar kalian? Baik kan? Kalau yang lagi sakit semoga disembuhkan yaa, Amiin.
Gimana kalian penasaran sama masa lalu Rani? Penasaran sama apa yang terjadi dengan Alex?. Kalau kalian penasaran ikuti terus alur ceritanya😂.
Saya akan mencoba jadi penulis yang lebih baik lagi 😊karena itu dukung tulisan saya dengan Vote dan Coment kalian sebagai acuan saya untuk memperbaiki cerita dan tulisan.
Selamat membaca

Salam
Clearashy_

[*HIATUS*]SCHOOL TERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang