12

16K 916 19
                                    

"Wah..... mbak Sekar.......... " Yuni yang duduk dibelakang meja kasir langsung berdiri dan pergi menghampiri Sekar yang barusaja masuk dengan Anggun yang tertidur di gendongannya.

Kondisi toko kuenya memang belum begitu ramai karena barusaja dibuka pagi itu.
"Mbak Sekar pa kabar, kangen..........." suara Yuni melengking,

"Sssttttt..... jangan kenceng-kenceng Yun, anakku kebangun nanti."

"Ups!!!sorry mbak, spontan.... hehe"
Sekar hanya geleng-geleng kepala.

"Ayo masuk mbak, mbak Sofi lagi ngontrol dapur." Yuni menggiring Sekar menuju ruangan Sofi yang juga merupakan ruangannya dulu.

"Iya Yun, makasih ya. Gimana Toko? Semuanya lancar kan."

"Lancar manunggal mbak. Alhamdulillah semakin kesini semakin banyak pelanggan kita." Yuni dengan antusias menjawanb Sekar.
"Yaudah aku panggilin mbak Sofi bentar ya mbak."

"Iya Yun, makasih ya."

Setiap datang ke toko ini selalu mengingatkannya dengan masa-masa sulit dalam hidupnya. Masa dimana dia menjadi janda baru yang berusaha move on dari bayang-bayang sang mantan. Dan sekarang dia sudah bisa menata lagi hatinya, bisa bangkit dan meraih bahagia dengan buah hatinya.

***

"Kakak kamu jadi ke sini dulu yank."

"Iya, nih baru aja nelfon. Mas Pras bilang ada urusan di Semarang. Jadi sekalian ntar dia kesini dulu, ke Solo nya bareng sekalian sama kita."

"Semarangnya dimana? Kalau minta tolong sekalian jemput si Tika bisa gak ya? Dia udah nyampe Semarang, mau mampir tokonya bentar."

"Ya ampun yank, kamu kayak gak tahu mas Pram aja sih. Mana mau dia." Jawaban Emran ini membuat Rina cemberut.

"Kan belum ditanya yank, siapa tahu dia mau. Eh syukur-syukur tuh dua jomblo bisa berjodoh, ya nggak? Kasihan aja lihat mereka berdua, yang satu janda muda, cantik, mapan tapi percintaannya mengenaskan. Satunya lagi bujang mateng, ganteng iya...... mapan udah pasti..... tapi gak laku-laku juga...."

"Huuushhh..... kamu nih yank, kalau ngomong jangan asal."

"Lah kan emang gitu faktanya kan. Udahlah yank.... cepet tanyain mas Pram, kalo bisa suruh jemput sekalian si Tika."

"Iya..... bentar." Emran pun akhirnya tetap tidak bisa untuk tidak mengabulkan permintaan istrinya.

"Gimana?" Tanya Rina yang dijawab gelengan Emran.

"Gak diangkat, mungkin masih sama klien. Biar aku chat aja."

"Jangan lupa kasih alamat tokonya si Tika. Ntar biar aku juga bilang sama Tika kalau dia kesininya bareng mas Pram aja."

"Emang Tika mau? Dia kan gak kenal sama mas Pram."

"Mau..... biar aku yang atur, ntar aku kirim fotonya juga. Kamu wajib tahu ya suamiku sayang, yang tadi aku bilang itu beneran loh. Aku emang pengen deketin mereka, ya siapa tahu mereka bisa bersama.... jatuh cinta dan bahagia. Dan plus-nya, si Tika sama aku bisa jadi ipar kalau dia kawin sama mas Pram." Cerocos Rina.

"Sshhhhuuuusshhhhhtt.... kamu ini yank."

Tring.........

"Ok."

Emran menaikkan sebelah alisnya membaca pesan dari kakak sepupunya.

"Ada apa yank." Tanya Rina yang ikut bingung melihat ekspresi suaminya.

"Ok."

"Apanya yang ok?"

"Mas Pram bilang "ok". Tumben banget nih orang mau tanpa banyak alasan."

MELEPASMU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang