13

17.1K 900 33
                                    

"Kayaknya tadi ada yang manggil-manggil ke arah mobil kita deh..."

"Siapa mas? Kenalan kamu mungkin."

"Bukan, saya gak ada kenalan perempuan di sini. Lagian kayaknya tadi kalau gak salah dengar panggil 'sekar'"

"Sekar? Mas serius gak salah denger? Siapa ya? Tapi nanti kalau penting pasti hubungin aku lah....."

"Loh kenapa Tik?"

"Sekar, nama saya Sekar mas. Cuma temen2 kuliah saya manggilnya Tika, katanya kalau Sekar gak bisa di penggal namanya."

"Oh gitu, padahal bagus loh. SEKAR kan artinya bunga dalam bahasa jawa. Pas kayak orangnya, cantik seperti namanya."

Perkataan Pram membuat pipi Sekar merona, entahlah... dia merasa senang secara tak langsung pria tampan di sebelahnya ini memujinya cantik.

'Oh apa yang kamu pikirkan Sekar? Bahkan kamu baru ketemu dia tadi, tapi kenapa pujiannya mempengaruhi kamu?' Batin Sekar mengutuk pikirannya.

"Jadi boleh gak kalau saya panggil kamu Sekar aja?" Pram sebenarnya agak deg-degan. Dia takut dianggap sksd, sementara mereka saja baru bertemu tadi.

"Iya mas, terserah kamu aja enaknya gimana."
Sekar dan Pram sama-sama tersenyum.

***

Viona masih terus memandang ke arah menghilangnya mobil yang dinaiki Sekar, dia masih berpikir mungkin saja Sekar sampai sekarang tidak tahu kalau dia dan Reno sudah berpisah sejak beberapa tahun lalu.

Tapi tadi Sekar bersama seorang Pria dan anak kecil, apa mungkin sama seperti dirinya Sekar pun juga sudah menikah dan memiliki keluarga yang baru. Mungkin saja iya, wanita sebaik Sekar memang pantas untuk bahagia apalagi Sekar masih muda dan cantik. Tidak akan sulit untuknya mendapatkan pengganti Reno.

"Ma, kamu ngelihatin apa sih?"
Viona menoleh kaget, sejak kapam suaminya ada di sebelahnya.

"Enggak pa, mama tadi kayak lihat temen lama. Tapi dianya gak ngelihat mama dan keburu pergi naik mobil."
Dalam hati Viona mengutuk dirinya sendiri yang sudah berbohong pada suaminya.

'Teman lama darimana? Yang ada aku ini bisa saja jadi musuhnya, aku udah rebut suaminya.'

"Oh yaudah, yuk kita balik ke hotel. Udah sore nih."

"Iya pa."

***

"Jadi toko kue tadi itu punya kamu?"

"Itu sebenernya buat wadah nyalurin hobi aja mas, kebetulan aku suka bikin kue. Nah dengan modal nekat aku buka itu toko, alhamdulillah juga aku ketemu sama tim yang bener2 pekerja keras hingga bisa jalan sampai sekarang ini."

"Hemmm..... jadi kamu bisa bikin kue sendiri? Aku kira kamu cuma nanam modalnya aja."

"Iya mas, kamu gak percaya ya? Nanti aku bikinin deh biar bisa kamu coba dan percaya kalau aku gak cuma omong doank."

"Bukan gitu, tapi aku beneran salut loh sama Sekar. Udah orangnya cantik, ternyata pinter bikin kue juga. Tipe Istri idaman banget....."
Ups, Pram langsung diam begitu sadar kalau dia keceplosan mengungkapkan kalimat terakhirnya.

"Mas Pram bisa aja, kalau apa yang mas bilang bener. Mantan suamiku gak akan menduakan aku sama wanita lain." Sekar mengucapkannya dengan nada biasa bahkan terdengar seperti sebuah guyonan.

"Eeeehhhhmmm..... bunda."anggun mengulet dalam pangkuan ibunya.

"Eh sayang udah bangun, bentar lagi kita sampai rumahnya eyang Retno sayang."

MELEPASMU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang