Tak Secantik Putri Dongeng

1.9K 70 0
                                    

Aku berdiri di depan cermin, kulihat bayangan diriku dengan lekat. Sungguh tak ada yang menarik dalam tubuhku. Sebuah kaca mata tebal bertengger dihidungku, dengan rambut kucir kuda layaknya gadis desa. Dandanankupun biasa, tak ada lipstick yang merah merona ataupun putihnya bedak diwajahku. Bukan gaun mewah atau pakaian mahal yang aku kenakan, melainkan sebuah kaos sedikit kedodoran dengan rok selutut serta tak lupa tas selempang kecil berwarna abu-abu. Soal penampilan aku memang tak terlalu hebat, karna menurutku penampilan tak terlalu penting bagiku, tapi kalau soal pelajaran, itu baru penting dan jangan coba-coba meremehkanku.

"Prill, ayo ke kantin."Mila berucap setelah keluar dari kamar mandi. Mila, dialah sahabat sejatiku, sahabat yang tulus mau berteman denganku tanpa memperdulikan penampilanku.

Aku beranjak dari cermin besar yang tertempel didinding, melangkahkan kakiku dan jalan beriringan dengan Mila menuju kantin. Seperti biasa, banyak pasang-pasang mata selalu menatapku aneh. Bahkan tak jarang juga ada yang menyebutku "putri dongeng", aku tak memperdulikan ucapan mereka karna ini hidupku bukan hidupnya.

"Prill, bantuin gue bikin tugas pak Bambang dong."Mila mulai mengeluarkan tumpukan buku tebal dari dalam tasnya dan membukanya satu persatu. Mila adalah kebalikanku, soal pelajaran dia tak terlalu hebat sepertiku, namun soal penampilan jangan meremehkannya.

"Tugas dari dulu belum selesai juga ?"tanyaku heran.

"Lo kan tau otak gue enggak sepintar otak lo Prill, jadi enggak usah heran dengan tugas-tugas gue."

"Alasan, gue enggak akan bantuin lo bikin tugas tapi gue bakal ngajarin lo."ucapku membuat Mila tersenyum lebar dan memelukku.

Satu persatu materi mulai aku ajarkan pada Mila, cukup susah sebenarnya mengajari Mila namun aku tetap berusaha mengajarinya.

Saat aku sedang serius mengajari Mila tiba-tiba sebuah lagu kau terindah mengalun merdu dari ponselku, menandakan sebuah panggilan masuk. Aku memperhatikan nomor baru yang menelfonku, lagi-lagi nomor itu yang menghubungiku. Entah sudah beberapa kali nomor itu menghubungiku namun aku tak pernah mengangkatnya lagi setelah waktu itu.

"Siapa Prill, dia lagi ? "tanya Mila ketika aku meletakkan kembali ponselku yang masih mengalunkan lagu milik Aliando Syarief kemeja. Aku hanya menganggukkan pelan kepalaku.

"Paling bentar lagi dia sms."ucap Mila, dan benar setelah lagu kau terindah berhenti mengalun terdapat sebuah pesan masuk, dengan penasaran aku buka pesan itu.

Hai Prill, kenapa kamu tidak mengangkat telfonku lagi ? padahal aku ingin sekali mendengar suaramu. Aku harap lain kali kau mau mengangkat telfonku ya.

Prill aku ingin sekali bertemu denganmu, kuharap kamu mau menemuiku di Café Anggrek minggu depan jam 7. Aku akan menunggumu Prill.

"Dia ngajak ketemuan lagi Mil, gimana ini ?"tanyaku bingung dan menatap Mila.

"Coba aja Prill temuin dia, siapa tau dia memang tulus mau bertemu sama lo. Apa salahnya sih bertemu dengan dia, kan nggak ada salahnya. Siapa tau orangnya ganteng dan kece jadi lo bisa dapat keuntungan dari situ, lagian lo kan juga jomblo."ucap Mila dengan senyumnya. Ucapan Mila memang benar, aku sudah sangat lama menjomblo. Tapi kadang-kadang aku ragu dengan diriku sendiri apakah ada laki-laki yang mau menerimaku dengan penampilanku yang seperti ini? teman-teman kampus bahkan teman les saja tidak ada yang tertarik denganku.

***

Satu minggu berlalu, itu berarti malam nanti dia akan menungguku di café . aku benar-benar bingung dengan diriku sendiri, akankah aku menemuinya ataukan tidak. Dalam hati aku ingin menemuinya tapi takut jika nanti kami bertemu dia akan kaget melihat penampilanku yang seperti ini.
Ponselku tiba-tiba berdering dan menyadarkanku dari lamunanku. Kuperhatikan layar ponselkuku, ternyata nomor itu lagi yang mengirimkanku pesan. Bukan satu atau dua pesan yang dikirim untukku, melainkan sepuluh pesan sekaligus dengan isi yang sama.

Short Story AliilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang