Maafkan aku bu (2)

2.1K 78 3
                                    

"Proyek besar Vin."ucap Alindra bangga pada Kevin teman sekantornya itu. Alindra merasa bangga mendapatkan proyek besar ini, karena sebelumya selalu Kevin lah yang mendapatkannya.

"Selamat bro, sekarang lo bisa dapet proyek besar, siap-siap ATM gendut bro."ucap Kevin dengan tepukan pelan pada bahu Alindra.

"Kalau lo jadi ambil proyek ini, terus gimana sama ibu dan adik lo nih. Lo bakal tetep ambil atau pulang buat nemuin ibu lo ?"

Dengan senyum bangganya Alindra menjawab,"Ya jelas gue ambil lah Vin, proyek ini bakal buat gue banyak duit, sedangkan kalau gue pulang ke desa bukannya banyak duit malah habis semua duit gue."

Kevin menggelengkan kepala ketika mendengar ucapan Alindra,"Astagfirullah bro, istigfar. Lo bisa sukses gini juga karena doa dari ibu dan adik lo, dua tahun lo nggak pulang, apa lo nggak kangen sama keluarga lo ? nggak berniat pulang buat melepas rindu kepada keluarga lo ? uang memang penting bro, tapi keluarga jauh lebih penting. Jangan pernah lupa sama keluarga lo, pulanglah sebelum lo menyesal bro."ucap Kevin panjang lebar.

"Ash lo Vin, bukannya bikin gue seneng malah ceramahin gue. Ceramah di masjid sana jangan disini. Gue juga bakal pulang kok, tapi nanti kalau gue udah banyak uang."Alindra berdiri dan melangkahkan kakinya meninggalkan Kevin seorang diri.

"Kevin sok ustad banget sih, pake segala ceramahin gue. Gue kerja juga karena usaha gue, bukan karena ibu ataupun Alisya."gerutu Alindra dengan kaki yang sesekali ia hentakkan kelantai.

"Alindra..."sebuah teriakan menghentikan langkah Alindra, dengan malas ia membalikkan badannya dan melihat siapa yang meneriakkan namanya.

Seorang laki-laki setengan tua dengan postur tubuh sedikit gemuk menghampiri Alindra,"Minggu depan kamu langsung berangkat ke tempat proyek, kamu bisa minta bawa mobil kantor untuk kesana. Soal tempat tinggal kamu tidak usah khawatir, pak Hasan sudah menyediakannya."ucap laki-laki itu dengan tegas, membuat Alindra mengangguk paham.

"Baik pak."

"Yasudah sekarang kamu kembali bekerja, saya harus bertemu tamu terlebih dahulu."ucap laki-laki itu dan melenggang pergi meninggalkan Alindra ditengan koridor kantor yang cukup sepi.

***

"Sudah dua minggu lebih ibu menunggu kepulangan kakakmu, tapi sampai sekarang kakakmu belum pulang juga."ucap sang ibu gelisah sambil berjalan bolak-balik didepan pintu. Hampir tiap hari sang ibu menunggu kepulangan anak laki-lakinya itu, namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda kepulangannya.

Pesan Alindra tempo hari tak pernah Alisya sampaikan kepada sang ibu, Alisya tak tega jika sang ibu semakin bersedih karna pesan Alindra.

"Ibu ayo masuk, udaranya dingin bu."Alisya datang dengan bakul yang kosong, pagi tadi setelah dari kebun Alisya langsung menjual hasil panennya ke pasar.

"Ibu mau tunggu kakak kamu Lis, seharusnya kemarin kakakmu sampai di rumah, namun sampai sekarang belum sampai juga. Ibu khawatir Lis, ibu takut ada apa-apa sama kakakmu."

Alisya menaruh bakul yang dibawanya keatas kursi,"Ibu jangan berpikiran buruk dong bu, mungkin kak Alindra masih di jalan atau nggak lagi beres-beres mau kesini bu. Kita doain saja semoga kak Alindra cepet pulang dengan selamat."

"Amin."

Alisya merangkul sang ibu untuk masuk ke dalam rumah, namun baru saja kakinya ingin menginjakkan batas pintu terdengar suara mobil mewah yang berhenti di pekarangan rumahnya. Seketika Alisya dan sang ibu membalikkan badannya, saling memandang bingung dengan kedatangan mobil itu.

Tiba-tiba pintu mobil itu terbuka, menampakkan sebuah sepatu mengkilap yang turun dan menginjakkan kakinya ketanah. Detik selanjutnya, tampaklah laki-laki tampan dengan setelan jas mewha yang sejak kemarin ditungu-tunggu.

Short Story AliilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang