Chapter 18

2.1K 254 36
                                    

Sejak meninggalkan hutan itu Baekhyun mulai merasa resah, dia sendiri tidak tahu kenapa. Chanyeol juga tidak pernah pergi dari sisinya, seperti dia bisa merasakan sesuatu dalam dirinya.

Untuk sekarang tujuan mereka sudah di tetapkan, yaitu pergi mencari Sang pengendali pasir. Hanya Dewi Gozd yang mengetahui tempatnya, Dewi Gozd juga tidak banyak bicara sejak keberangkatan mereka.

"Chanyeol apakah adikmu memiliki tangan kanan?" Tiba-tiba Dewi Gozd bertanya, kegelisahan yang di rasakannya sungguh sangat mengganggu.

"Ya...seorang wanita dengan nama Tema" Dewi Gozd mengernyit samar, dia seperti pernah mendengar nama itu. Sayangnya saat ini dia belum bisa mengingatnya. Tapi dia dapat menduga bahwa orang yang bersangkutan dalam pengaruh secara tidak langsung.

Beberapa jam berlalu mereka lewati, tak ada percakapan apapun yang mereka keluarkan. Hanya ada suara Baekhyun dan Chanyeol yang mengobrol, sedangkan yang lainnya sibuk dengan fikirannya masing-masing. Jungkook yang lelah berjalan kakipun lebih memilih menggunakan sayapnya untuk terbang sekaligus melihat situasi dari atas sana.

Mereka tidak menyadari banyaknya pasir yang berterbangan di sekitar mereka,  bukannya hanya di sekitar mereka tapi juga di setiap langkah yang mereka lewati. Hingga sekumpulan pasir mendatangi mereka, mereka langsung menghentikan langkah mereka. Gumpalan pasir itu mulai membentuk tubuh di mulai dari bawah hingga atas, seorang pria berambut merah dengan lingkar hitam di sekitar matanya juga sebuah tulisan merah di kening bagian kírinya berdiri tegak di hadapan mereka. Matanya begitu tajam dan menusuk tidak berekspresi sama sekali bahkan kulitnya terlalu putih untuk seorang manusia, di punggungnya dia menggendong sebuah gentong pasir yang sangat besar.

"Mau apa kalian?" Nadanya terdengar tidak ramah sama sekali.

"Kami mencarimu Gaara" ujar Dewi Gozd setelah terdiam beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kami mencarimu Gaara" ujar Dewi Gozd setelah terdiam beberapa saat.

"Dewi Gozd" bisik pria yang di panggil Gaara itu "Bicaralah" lanjutnya.

"Ini hal penting ada seseorang yang ingin memiliki 3 benda pusaka, kau pasti tahu maksudkukan" Gaara tidak terkejut sama sekali, ekspresinya masih sama dan tidak berubah. Pasir masih menyebar di sekitarnya, hingga perlahan masuk kedalam gentong besar yang di bawanya.

"Kita harus cepat mencari Pangeran Sirena, kita membutuhkan bantuannya" ujar Dewi Gozd lagi.

"Ikuti aku" ucap Gaara, dia berjalan mendahului yang lain. Dia membentuk sebuah terowongan dengan pasirnya, saat semua masuk kedalam terowongan itu pasir itu langsung melebur terbawa angin dan merekapun ikut menghilang.

✴✴✴

Tema dan Xiumin terlihat mempersiapkan sesuatu di ruang rahasianya, ada beberapa benda aneh di dalamnya. Xiumin tengah sibuk mengaduk cairan aneh berwarna biru terang di dalam mangkuk, Tema sendiri dia menyibukkan diri dengan sebuah belati ukuran sedang. Dia mengoles cairan bening pada belati itu, setelahnya dia langsung menyimpan kembali belati itu kedalam kotak khusus.

"Bagaimana, kau sudah selesai?" tanya Tema pada Xiumin, yang langsung di angguki Xiumin.

"Bagus...Dia harus meminumnya nanti. Agar mempermudah prosesnya" ujarnya dengan seringai kejam.

Di lain tempat Sehun sedang asik dengan acara rebahannya membiarkan Luhan yang berlarian kesana kemari tanpa henti, bahkan dia tidak memperdulikan peluh yang mengucur deras. Luhan terlalu senang karena melihat pemandangan yang sangat indah untuk pertama kalinya, dia melihat salah satu pohon rindang yang berdiri kokoh sendirian. Saat Luhan berdiri di hadapan pohon itu dia langsung berfikir tentang pohon apel tumbuh di hadapannya. Saat itu juga satu buah apel jatuh di hadapannya, Luhan langsung mengambilnya. Menatap buah apel itu lalu kembali menatap pohon dihadapannya, terus seperti itu hingga dia lelah. Otaknya lambat berfikir karena kebingungan.

"Apakah pohon ini bisa mengabulkan permintaan?" gumamnya, dia menggigit apel yang berada di genggamannya.

"Aku ingin makanan enak super pedas yang masih mengepul panas, juga minuman segar untuk menghilangkan penatku" ujar Luhan, dia mencoba mencari tahu tentang pohon di hadapannya. Saat itu juga 2 buah muncul dengan ukuran sebesar kelapa yang sudah matang, yang satu asli kelapa sedangkan yang lainnya bentuknya sedikit berbeda. Luhan sempat terkejut tapi dia hiraukan dia lebih memilih mengambil salah satu buah dengan bentuk aneh itu, dia mengocoknya ingin tahu dalamnya. Tapi tak terdengar apapun, akhirnya Luhan membantingnya. Tidak keras dia melemparnya tapi bisa menghasilkan retakan, Luhan buru-buru mengupasnya. Dan ternyata tidak keras seperti yang ada dalan fikiran nya, saat buah itu terbelah dua dia menatap senang akan isinya. Di dalamnya terdapat makanan yang masih mengepul panas, juga sebuah sendok yang menempel di belahan lainnya.

"Waah keren pohon ini bisa mengabulkan permintaanku" girangnya, dia langsung melahap makanan itu. Tanpa sadar dia sedikit melupakan Sehun yang masih bersamanya.

Sehun sendiri dia tenang-tenang saja saat melihat Luhan yang begitu senang akan temuan barunya, toh Sehun sudah mengetahui tentang pohon ajaib itu. Dia hampiri Luhan yang masih asik dengan makanan temuannya, lalu duduk bersandar di pohon itu. Tangannya menengadah seperti meminta sesuatu, hingga saat itu juga satu buah jatuh di atas tangannya.

"Kau sangat lahap, apa kau belum makan?" tanya Sehun sambil Melahap buahnya, Luhan menatapnya senang.

"Aku hanya senang karena makanannya enak sekali, kau mau mencobanya?" Sehun menggeleng menolak tawaran Luhan, dia hanya memperhatikan Luhan yang lahap makan.

"Kau susah tidak takut lagi padaku?" Luhan menatap Sehun dengan mulut penuh, buru-buru dia menelannya.

"Tidak, kufikir kau tidak sejahat itu. Kau cukup baik sebenarnya, hanya saja hatimu terlalu penuh dengan kabut hitam" ujar Luhan asal, dia tidak begitu memperhatikan ucapannya karena sibuk dengan makanannya. Sehun diam memikirkan ucapan Luhan, sedikit dia merasa tersindir entah di bagian mananya.

Lama mereka bersama saling berbincang dan tertawa bersama hingga tidak menyadari waktu, hari semakin larut bahkan bulan pun mulai muncul menampakan keindahannya. Sehun langsung membawa pulang sejak beberapa menit lalu, kini mereka sudah berada di dalam ruangan kerajaan. Luhan sendiri memilih untuk kembali menuju kamar nya, dia ingin mengistirahatkan diri karena sejak siang hingga menjelang malam dia habiskan dengan bermain.

Tema yang sudah mengetahui kepulangan Sehun dan Luhan langsung mempersiapkan sesuatu yang telah di rencanakannya bersama Xiumin, dia membawa sebuah ramuan untuk dia berikan pada Luhan . Dan seperti biasa di sampingnya selalu ada Xiumin yang akan selalu ada bersamanya.

Setelah memasuki kamar Luhan mereka dapat melihat Luhan yang tengah berbaring di atas kasur, dia tidak tidur Luhan hanya memperhatikan langit-langit kamar dalam diam. Dan baru menyadari kedatangan seseorang saat Tema menyapanya.

"Ada apa?" tanyanya

"Kami membawakan ramuan untuk kebugaran tubuhmu, kudengar anda baru saja pulang dari bermain bersama Tuan Sehun"

"Ugh ya begitulah" Luhan mengambil minuman yang di bawakan Tema tanpa rasa curiga.

"Aku minum ya" Luhan langsung menenggaknya sedikit mengernyit aneh saat indra perasanya merasakan rasa pahit dari minuman itu.

"Terima kasih" ujarnya setelah menghabiskan minuman itu, tanpa dia sadari diam-diam Tema tersenyum licik.

Forest Of SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang