Chapter 12

2.2K 285 8
                                    

Di kediaman Sehun saat ini terlihat hening, sang Temapun tak nampak. Hanya ada Sehun seorang yang saat ini tengah duduk di singgasananya, tangan kanannya sibuk mengurut pelipisnya yang terasa pusing. Ah entahlah kenapa tiba tiba dia menjadi pusing begini, dia bangun dari duduknya. Sepertinya dia ingin menemui manusia itu, mungkin saja pusingnya akan hilang dalam sekejap.

Saat dia sudah berada didepan pintu kamar yang di tempati Luhan, dia bingung. Haruskah dia masuk, apakah akan mengganggu. Tapi jika di pikir pikir kenapa dia jadi merasa ragu, bukannya dia tuan rumahnya.

Akhirnya diapun masuk dan melihat Luhan tengah tidur dengan posisi yang aneh.

Apakah manusia memang seperti itu cara tidurnya?

Bayangkan saja Luhan tertidur dengan kepala menggelantung kebawah bisa di bilang setengah tubuhnya menggelantung, kenyataannya memang seperti itu cara tidur Luhan andai saja ada Baekhyun mungkin sekarang Luhan sudah berada di lantai karena tendangan Baekhyun.

Sayangnya yang berada bersamanya saat ini adalah Sehun, dia tengah memperbaiki cara tidur Luhan agar lebih nyaman. Setelahnya dia duduk di samping Luhan, dia menatap wajah manis Luhan yang terlihat begitu polos. Dia mengusap kepala Luhan dengan lembut takut Luhan terganggu karena kegiatannya itu. Dia untuk pertama kalinya merasakan sesuatu yang membuncah dalam hatinya, dia begitu tertarik pada Luhan. Sebenarnya Tidak ada yang begitu menarik, hanya saja dia merasa ada sesuatu yang istimewa dari Luhan.

Sehun tidak menyadari kalau Luhan mulai bangun dari tidurnya, perlahan mata rusa Luhan terbuka. Dia langsung menatap Sehun yang masih dengan setia mengelus kepala Luhan.

"Apa yang kau lakukan?" entah keberanian dari mana Luhan berani bertanya dengan nada yang datar, Sehun terkejut dan langsung menghentikan kegiatannya. Dia menatap Luhan dia berkerut bingung karena ada yang berbeda dengan Luhan, saat pertama melihatnya Sehun yakin sekali kalau mata Rusa Luhan itu berwarna Coklat terang. Tapi entah bagaimana mata itu menjadi berwarna biru saphire, Sehun sampai merasa tenggelam saat menatap matanya.

"Kau sudah bangun" ujar Sehun tidak memperdulikan pertanyaan Luhan tadi, matanya masih setia memperhatikan mata indah Luhan. Dia tidak memikirkan lagi kenapa warna mata Luhan bisa berubah.

"Tentu saja, jelas kau sudah melihatku bangun" sahutnya dengan nada sang sama.
"Aku tidak tahu kenapa, aku merasa ada yang berubah darimu. Saat pertama kau terlihat ketakutan seakan ingin menangis, bahkan matamu berwarna kecoklatan. Tapi sekarang lihat lah dirimu, kau mulai berani padaku dengan berbicara datar padaku. Jujur saja aku tidak menyukainya ,sekarang aku tidak akan mempermasalahkannya. Hanya saja kau harus menurut padaku, jika kau masih ingin hidup" Luhan hanya menatapnya diam, bibirnya terlihat mengejek Sehun.
"Jangan harap aku akan menurutimu"Sahutnya, Sehun menggeram tertahan. Sepertinya dugaannya benar, sesuatu telah terjadi pada manusia di hadapannya ini. Tapi dia tidak tahu apa, dia mencengkram rahang Luhan dengan kasar.
"Berani sekali kau" tapi Luhan tetap di tempatnya, tak berekspresi ataupun merasa kesakitan.
"Jangan meremehkan aku Yang Mulia Oh" tiba-tiba saja Sehun terdiam matanya membulat terkejut, untuk berbicara pun dia tidak bisa. Darahnya seperti berhenti bergerak, dia bergerak mundur tanpa dia kendalikan. Dia merasa seseorang mengendalikan tubuhnya, dia bisa melihat Luhan tersenyum remeh padanya.
"Jangan melakukan hal yang kasar lagi padaku Yang Mulia Sehun, aku sebenarnya cukup tertarik padamu. Sayangnya kau terlihat menyebalkan, jadi aku akan memberi sedikit kejutan padamu. Bagaimana rasanya saat tiba-tiba darahmu tidak berjalan dengan lancar, pasti kau sangat kesakitan" ujarnya, dia mengitari Sehun yang masih terdiam kaku. Saat Luhan berhadapan langsung dengan wajah Sehun dia sadar kalau Sehun mulai terbawa emosi, dia terkekeh karena sepertinya Sehun mulai terpancing. Dia mengelus rahang tegas Sehun, Sehun terkejut saat Luhan memberikan sebuah kecupan singkat di bibirnya.
"Anggap saja itu sebagai kejutan keduaku" Luhan langsung mendudukan dirinya di atas kasur, sehunpun kembali bergerak dengan normal. Dia menatap Luhan ,ada rasa kesal dalam hatinya karena tingkah Luhan terhadap dirinya. Dia merasa sebagai seorang raja telah direndahkan oleh seorang manusia, dan yang disayangkan nya adalah kenapa dia tidak begitu marah akan sikap Luhan. Malah sebaliknya dia semakin tertarik padanya, dia ingin mengetahu banyak hal tentang dirinya.

Forest Of SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang