SIDE STORY

2.4K 284 13
                                    


PLAKK

Suara tamparan mendominasi diantara jeda diam setelah pertengkaran hebat.

Perempuan itu memegangi pipi kanannya, perih, tapi tidak sebanding dengan luka hatinya sekarang. Ia menatap nyalang dengan matanya yang memerah.

"Astaga, lihat tatapanmu, oh aku takut~" lelaki di hadapannya berkata, kentara mengejek.

"Mati saja kau." Desis perempuan itu tanpa gentar. Ia tidak takut lagi pada lelaki yang dulu dihormatinya, yang setengah mati merayunya dengan ucapan busuknya.

"Apa sih sulitnya memecat? Tinggal pecat saja pekerjamu yang brengsek itu, berani sekali mengajakmu makan siang."

"Kau memang gila, Sangyoon."

"Memang! Aku gila karenamu Min Seulgi! Aku tidak mau ada lelaki lain yang mendekatimu, cih, sok baik."

Seulgi tertawa tanpa suara, ia menggeleng beberapa kali dan kembali pada tatapan nyalangnya lagi.

"Lalu kau sebut dirimu itu apa? Kep*r*t kah? Pikirmu aku tidak tahu? Katakan, siapa wanita seksi yang berdandan begitu wah sampai kau lebih memilih makan malam bersamanya, dibanding merayakan ulang tahun Yoongi?"

DEG

"Sekarang lihatlah wajahmu, menggelikan. Apa kau skakmat?"

Sangyoon mengepalkan tangannya, nafasnya memburu. Ia tertangkap basah, dan tak ada yang bisa dilakukannya selain...

Menghukum Seulgi, mungkin?

"LEPASKAAAANNN!!"

Tidak, Seulgi memang memberontak, tapi ia tidak berteriak senyaring itu. Bukan dia.

"Yoongi..." suara Seulgi melembut, anaknya itu tau-tau sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. Padahal, Seulgi yakin Yoongi sudah tidur.

"Anak appa, kenapa berteriak seperti itu, eo? Tidak boleh membentak appa ya, ingat, appa adalah--"

"LEPASKAN EOMMA! APPA TELAH MENYAKITINYA!"

"Hey, siapa yang menyakiti eomma? Appa melakukan hal yang benar, eomma mu telah berani melawan appa. Jadi, harus ada hukuman. Seperti yang telah appa ajarkan."

Yoongi menggeleng, ia perlahan mendekat tanpa takut.

"Appa jahat! Appa tidak mencintai eomma lagi! Appa bilang mencintai agasshi yang kemarin appa telepon!"

Seulgi membelalak sesaat, lalu tertawa setelahnya, tak peduli jambakan Sangyoon yang semakin erat meyakiti kepalanya.

"Bodoh, kau bahkan tertangkap basah oleh anakmu sendiri."

"Diam kau!"

Brukk!

"Eomma!" Yoongi langsung berlari menghampiri ibunya yang didorong keras hingga terjatuh. Ia menatap tajam ayahnya, entahlah, Yoongi sudah punya tatapan yang mengerikan untuk anak seumurannya.

"Yoongi," Sangyoon memanggil dengan suara beratnya, "apa kau mau diejek oleh teman-temanmu karena tidak punya ayah nantinya?"

Yoongi menggigit bibir bawahnya, ia terdiam seraya terus menatap ayahnya, sampai tak merasakan kapan jatuhnya air mata dipipinya.

"Tidak mau, kan? Kalau begitu, kau harus turuti perkataan appa jika ingin appa tetap berada disini."

"Shireo! Appa akan terus menyakiti eomma... Yoongi tidak mau... Yoongi tidak suka melihat eomma menangis..." Yoongi menjawab pelan, ia mulai sesenggukan karena mencoba menahan tangis sedari tadi.

Road of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang