A/n : sen, 20-11-2017, KAYAKNYA Ada sedikit ralat di part sebelumnya, soal warna mata Kyrre itu bukan coklat tapi light blue, okay please forgive me hahah (jgn serang saya, saya nulis bagian itu disambi nulis cerita saya yg satunya wkwk jdi ketuker. Cerita saya yg satunya yg malah saya tulis warna matanya light blue hmm), anyway have fun and keep vote and comment
.
.Salju menyelimuti kota yang dikenal memiliki sejuta bangunan koloseum, butiran salju yang turun dari langit menumpuk dijalanan dan bangunan-bangunan megah. Banyak orang yang lebih memilih berteduh di tempat hangat seperti cafe atau kedai yang berjejer dipinggir jalan dengan cerobong asap yang mengepul mengeluarkan asap hitam. Jalanan sangat licin sehingga membuat mobil-mobil terpaksa dihentikan dan si pemilik mobil menggunakan transportasi kereta bawah tanah.
Hanya orang gila yang nekad berjalan didalam lebatnya salju turun.
Skye--yang nyaris gila karena habis dipecat--pun tidak berani menerobos lebatnya salju yang turun. Dia berdiri dibawah atap hotel bagian samping sambil membawa kardus yang berisi barang-barangnya yang ia tinggalkan di hotel selama dua tahun bekerja.
Mantel berbulu usang yang dia kenakan tidak membuat perasaan Skye membaik, justru semakin memburuk. Bagaimana tidak? Mantel itu sangat tipis, tidak mampu menghalau dinginnya salju. Yang Skye lakukan hanyalah mencengkram kardus yang juga usang--berharap kardus itu dapat memahami perasaannya yang gundah gulana.
Ingin rasanya dia menghangatkan diri didalam cafe atau restaurant, tapi apalah daya dia 'kan baru saja dipecat. Tanpa pesangon. Dan dia harus berhemat karena sisah uang gajinya hanya cukup untuk menutupi uang apartment bulan depan.
Dia pun memutuskan untuk mengecek ponselnya yang sudah hampir setengah hari dia matikan. Rentetan pesan pun masuk kedalam ponselnya dan bunyi notifikasi tak henti-hentinya berbunyi, membuat suasana yang awalnya damai menjadi bising.
Buru-buru Skye membisukan ponselnya saat dua orang perempuan yang sedang lewat menoleh kearah Skye sambil menatapnya aneh. Sudah tidak heran lagi kau akan ditatap aneh saat bunyi notifikasimu adalah bunyi kentut Shincan. Apalagi bunyi itu tak kunjung reda.
"Sial!" umpat Skye lirih. 'Mereka pasti berpikir aku habis operasi kentut!'
Beruntung ponselnya berhasil ia bisukan dengan susah payah karena kardus yang ia pegang terus-terusan merosot seperti tidak mau Skye gendong.
"Bukankah dia perempuan yang ada di majalah tadi?" samar-samar Skye mendengar gumaman dari seorang perempuan yang menggunakan wig merah muda dengan baju seperti Sailor Moon.
"Kupikir juga begitu," sahut perempuan satunya yang berambut pendek nyaris seperti Dora The Explorer.
Perempuan nyentrik itu menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis. "Ish, seharusnya dia sudah mengganti wajahnya menjadi Teletubbies. Memalukan sekali!" sedangkan perempuan berambut Dora mengangguk setuju sembari menatap Skye dengan tatapan mencela lalu kembali melangkahkan kakinya menjauh dari Skye.
Skye berdiri dengan kikuk. Apa yang mereka bicarakan itu dia? Tapi...apa yang dia perbuat?
Skye mengedikkan bahunya tidak peduli.
Ia pun membaca pesan yang ia terima.
Alisnya menyatu saat melihat rentetan pesan dari Josephine dan Gabriella serta seratus tigapuluh tiga panggilan tak terjawab.
Tetapi belum sempat ia membuka pesan masuk, tiba-tiba sebuah bola salju terlempar kearahnya. Sontak Skye menjerit dan ponsel serta kardusnya terjatuh dari tangannya.
"Demi penis Kygo! Siapa yang berani-beraninya melempariku bola salju sialan ini?!" Skye mengamuk. Matanya memincing memerhatikan setiap sudut yang ada disekitarnya, giginya bergemeletuk antara kedinginan dengan menahan amarah, sedangkan tangannya mengepal seperti siap untuk meninju si pelaku.
Lalu seorang perempuan tinggi dengan jaket berbulu mahal bermotif macan tutul seperti yang pernah Nicki Minaj gunakan keluar dari dalam mobil sedan mewah. Alis Skye menyatu saat matanya bertemu dengan mata coklat milik perempuan itu.
Perempuan itu menghampirinya. Jalannya sangat elegan seperti dia berada diatas catwalk sambil memperagakan mantel berbulu peninggalan zaman batu dan sepatu jinjit setinggi lima belas senti.
Lalu perempuan itu berhenti lima langkah dihadapan Skye. Raut wajah menilai jelas sekali terlihat, apalagi perempuan itu sesekali mendecakkan lidahnya.
"Jadi kau yang melempariku bola salju?!" Skye mengawali pembicaraan. Walaupun perempuan yang sepertinya kaya itu memandangnya remeh, hal itu tak menggetarkan Skye sedikitpun. Rasa kesal terlanjur menggelayutinya.
Perempuan dihadapannya mendengus. "Kalau iya, memang kenapa?" balasnya dengan raut wajah tidak bersalah.
"Maksudmu apa melempariku bola salju?!" Skye menatap sengit perempuan menjengkelkan dihadapannya.
"Kau pantas mendapatkannya kok. Kenapa harus marah? Kau mencium kekasihku saja aku tidak marah. Tapi saat aku melemparimu bola salju yang besarnya tidak seberapa kau marah?" lalu perempuan itu berdecak. "Dasar tidak tahu malu!"
"Maksudmu apa?!" tak terima dengan ucapan perempuan itu, Skye pun mendorong bahunya dengan kasar.
Perempuan dihadapannya pun tidak mau kalah. Dia mendorong bahu Skye lebih keras.
"Jadi kau mau bermain kasar? Kau pikir aku takut? Tidak, jalang!"
Skye menyibakkan rambutnya menantang. "Kau yang jalang! Dan akan kupastikan kau menyesal telah berhadapan dengan Skye Cullen!"
Setelah mengatakan itu, Skye merangsek maju dan memeluk perempuan itu lalu mereka terjungkang bersama. Kedua tangan Skye menghalangi lengan perempuan itu agar tidak bisa bergerak. Lalu Skye duduk diatas perut perempuan itu.
"Ough! Menyingkir kau, aku mau...muntah!" ucap perempuan itu dengan terbata-bata menahan gejolak dari dalam perutnya yang semakin memberontak untuk dikeluarkan.
"Never in a million years!" sahut Skye. Dia mendekat kearah perempuan itu, dia semakin mendekat, mendekat...dan mendekat.
"Kumohon jangan cium ak-ouch, fuck! Fuck! Hell! Shit! Stop it, whore!" Perempuan itu berteriak kesakitan sambil mengumpat sebanyak yang ia bisa tatkala Skye menggigit lehernya keras-keras.
Skye mendongak, berhenti menggigit leher perempuan itu. Dia menatap polos wanita itu.
"Sakit, ya?" tanyanya tanpa perasaan bersalah. "Kau sih melempariku bola salju."
"Seharusnya aku yang menggigitmu, kau 'kan sudah mencium kekasihku!" perempuan dibawah Skye membalas perkataan Skye dengan sangsi.
"Aku tidak mencium kekasihmu, kok!"
"Kau melakukannya, bodoh! Kygo adalah kekasihku, asal kau tahu saja!"
Skye berusaha mencerna perkataan perempuan itu pelan-pelan. Dan lambat laun ia mulai memahami apa maksud perkataan perempuan itu, mata Skye membelalak kaget secara bertahap.
Bagaikan menemukan padang pasir ditengah-tengah badai salju, Skye menatap ngeri perempuan itu.
"Oh, demi sapi!"
***
IT'S HELLA SHOOORRTT ASSFFF
A/N : MIN, 03-12-2K17MAAF CUMA BISA MENGETIK SGINI, SAYA LAGI MALES NULIS HMMMMMMM.
SAYA BUTUH INSPIRASI & IDE (BCOZ UTEK SAYA DAH HABIS BUAT MIKIR MASA DEPAN KITA #EH #SLAP #DOR)
ADA YG BISA NEBAK KEJADIAN SETELAHNYA? LOLOLOLOOOLLLL KYGO KYKNYA PUNYA PACAR DEH #KABUR
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistletoe [KYGO]
FanficSkye Allen hanyalah seorang pramusaji di sebuah restoran hotel. Dia adalah perempuan kota yang modern, sederhana dan menyenangkan. Bagi Skye, hidupnya sangat damai, tenang dan menyenangkan. Sampai natal tiba. Hanya karena Skye mulai khawatir akan or...