Chapter 3 : Dia Lagi

11.3K 1.9K 344
                                    

Pagi ini dek Arra sudah bersiap ke sekolah. Seragamnya sudah rapi, ransel merah maroon tersampir apik di punggungnya, dan surai halusnya sudah tersisir rapi; persis seperti anak TK. Disaat Jungkook sedang mengikat tali sepatunya, tiba-tiba Ia di kejutkan dengan sang kakak yang berlari terbirit-birit keluar seperti orang kesetanan.










Setelah merasa sepatunya sudah beres, Arra segera berjalan keluar untuk segera berangkat sekolah. Memang rutinitas setiap hari: bangun pagi, sarapan, berjalan menuju halte bus, dan sekolah. Terkesan monoton tapi Jungkook suka. Nasib tidak punya pacar, kemana-mana menggunakan kendaraan umum. Namun sepertinya rutinitas Arra harus sedikit terganggu saat Kakaknya tiba-tiba menyahut namanya cukup nyaring.












"Arra!"

Yang terpanggil menghentikan langkahnya dan menatap sang kakak dengan pandangan seolah bertanya 'ada apa?'




"Sapa pacar gue kek, gak sopan banget," Tasya melipat kedua tangannya didada dan menatap Arra sengit.

Yang dipanggil 'Arra' menatap seseorang di dalam mobil yang tak lain adalah Taehyung Alvaro. Lagi-lagi ada sengatan lain menjalar di sekujur tubuhnya. Suatu afeksi aneh yang Arra sendiri bingung itu apa.






"Hai, kak Varo, paginya cerah?" Nada bicara yang terkesan malas dan tidak ikhlas sukses membuat Tasya berdecak kesal. Satu jitakan ringan berhasil menjadi balasan untuk Si manis.














"Kayaknya baik. Pagi-pagi udah disapa sama orang manis. Langsung cerah deh," memang, soal menggombal Alvaro juaranya. Tasya lagi-lagi berdecak kesal saat kekasihnya mengeluarkan tingkah kerdusnya.

"Oke, ayo berangkat, sayang. Dek, jaga diri lo baik-baik ya," Tasya memutari mobil dan masuk kedalam kursi penumpang disamping pengemudi. Sedikit melambai sok anggun yang jatuhnya malah norak dimata Arra.




"Iya, gue udah tau," Arra menjawab dengan malas dan mulai melanjutkan perjalanannya.

Baru dua langkah, panggilan dari suara berat memasuki indra pendengaran Jungkook Arraya dan sukses membuat si Manis berhenti dan berbalik. Alisnya terangkat satu; menampilkan gestur bertanya 'ada apa?'.










"Kayaknya gak ada salahnya kita berangkat sama-sama. Itu kegunakaan mobil, 'kan?"








Dan berakhir Arra yang duduk di belakang menyaksikan sepasang kekasih didepannya yang sibuk dengan dunia percintaan mereka sendiri. Sesekali Arra mendengus kesal. Pemandangan diluar jendela lebih menarik menurut Si kecil.

Sebenarnya menonton kakaknya yang memadu asmara tak tau tempat itu bukanlah alasan Arra kesal setengah mati, tapi Ia kesal ketika hatinya justru berdenyut nyeri menyaksikan kedua sejoli itu.





"Sampai."


Terburu-buru, Arra langsung membuka pintu mobil dan menutupnya sedikit kencang, sarat akan emosi. Kemudian Ia mengetuk kaca jendela cukup keras,



"Gue pergi. Makasi tumpangannya, Calon Kakak Ipar."

Alvaro tersenyum melihat punggung sempit itu yang hilang tertelan segerombolan murid lainnya,


















"Si Manis merajuk, ya?"

Jungkook Arraya kesal setengah mati. Tolong hitung sudah berapa kali Ia kesal dalam satu hari. Salahkan guru sejarah botaknya yang gila. Dengan sangat-sangat terpaksa Ia harus berakhir bersama buku-buku membosankan diperpustakaan kota saat akhir pekan.




Sial! Padahal Arra sudah merencanakan kegiatannya saat akhir pekan. Terkutuklah guru kejam laknat itu!




"Bangsat! Buat apa gue ngehapal sejarah kalo ujung-ujungnya juga bakal lupa. Rindu bantal, huhu!" Arra menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangan di atas meja. Sesekali Ia juga membuat suara tangisah bohongan; berharap di detik berikutnya Ia akan mendapat kabar guru sejarahnya berubah menjadi kodok atau semacamnya.







"Butuh bantuan?"


Arra total mati kutu. Bahkan rasanya sistem saraf di seluruh tubuhnya berhenti bekerja hanya karena sahutan tiba-tiba dari suara husky itu.




Dengan sigap pria manis bergigi kelinci itu mengangkat kepalanya. Kedua onyx bulat menggemaskan itu melotot kaget. Sedangkan Si penyebab hanya terkikik pelan dan beralih mengambil tempat duduk didepan Arra.





"Kesulitan, hm?"



Rasa-rasanya Arra ingin musnah saja, sumpah! Kok dia ada dimana-mana, sih?! Pikirnya kesal.



"Enggak, makasih."



"Yakin? Lo kayaknya kesusahan," dan dengan seenaknya Alvaro mengambil alih buku tebal yang sedari tadi Arra pertahankan dalam pegangannya.



"Oh, sejarah. Mau gue kasih tau satu hal gak?"


Arra hanya menatap lawan bicaranya bingung dengan menautkan kedua alisnya, "apa?"





"Belajar sejarah itu gaada gunanya. Masa lalu gak boleh diingat terusㅡmending rencanain masa depan," ucap Alvaro dengan wajah pongah.












"Berarti kakak udah rencanain masa depan sama kak Tasya dong?"

Alvaro tersenyum kemudian mendekatkan wajah keduanya,






























"Bukan Tasya, tapi masa depan gue sama Jungkook Arraya."
























------------------------------------

Iya tau ini lelet banget :"D maapkeun :") sabar2 yaaa <3 lop kalyan!!

Sorry Not Sorry | taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang