Chapter 7 : Sakit

9.9K 1.8K 142
                                    

"ADEK GENDUT! KELUAR LO!"

Si Manis Arra yang sedang bermain Overwatch dikamarnya harus mendengus kesal saat sang Kakak terus saja meneriaki namanya. Cukup tau; kakaknya memang sering kali teriak-teriak tak jelas.

Maka dengan terpaksa Arra beranjak keluar kamar dan menemui kakaknya yang sudah menatapnya garang didepan pintu.

"Apa, sih?! Nganggu aja." Arra menguap lebar yang mana total terlihat lucu.

Tasya mengerang kesal dan menjitak kepala adiknya, "Lo jalan sama pacar gue?!"

Oww, sepertinya Arra sudah paham kenapa kakaknya begitu marah saat ini. Bayangkan, malam pukul sepuluh saudara perempuannya itu marah-marah tak jelas didepan kamarnya seperti orang gila. Apalagi kalau bukan karena pacar sok gantengnya itu.

"Iya. Hadiah jawab kuis kemaren," jawab Arra kelewat santai.

"Durhaka lo adek gendut! Mentang-mentang pinter, ck. Awas ya lo nikung gue, gak gue beliin komik lagi lo!"

Arra hanya bergumam sebagai jawaban dan kembali masuk ke kamar. Berbaring diatas kasur sambil menatap langit-langit, Arra total lupa eksistensi komputernya yang masih menyala.

"Jangan nikung, ya?"

Sejahat-jahatnya Jungkook Arraya, tidak pernah terbesit rasa ingin mengambil apa yang sudah menjadi milik kakaknya. Mau bagaimanapun, kakaknya adalah sosok berharga dalam hidupnya.

Sosok yang selalu membelikannya komik secara rutin tanpa peduli harganya berapa, sosok yang akan menjadi pelindungnya saat Ia diganggu, sosok penolong kala Ia sedang kesulitan.

Kilas balik saat Arra masih duduk ditaman kanak-kanak. Si Manis yang masih polos dan lugu, diganggu dengan temannya hingga terciptalah satu goresan cukup panjang diatas lutut. Mengetahui hal itu, kakaknya menjadi sosok pertama yang membalas balik kejahatan yang terjadi pada adiknya.

Irene Anatasya mungkin memang selalu berbicara frontal dan tidak pernah berpikir sinkron dengan apa yang Jungkook pikirkan; kata lainnya, mereka jarang sekali akur.

Tapi Jungkook tau, sosok kakaknya sangat menyanginya. Bagaimanapun itu.





●○●


Minggu pagi, Arra bangun lebih telat dari biasanya. Bermain Overwatch hingga pukul tiga pagi sudah menjadi hal biasa baginya. Bangun pukul sebelas pun sudah menjadi hal yang biasa pula.

Dengan mata yang masih setengah terbuka, Jungkook berjalan menuju dapur, dahaganya minta dipuaskan.

Sedikit menyernyit saat mendengar gelak tawa dari arah ruang keluarga. Maka dengan rasa penasaran yang membludak, Arraya beranjak menuju ruang keluarga.

Ah, harusnya Arra tau. Itu suara kakaknyaㅡdan pacarnya. Melalui tembok pembatas antara dapur dan ruang keluarga, Arra dapat melihat dengan jelas bagaimana bahagianya sang Kakak saat sedang bersama kekasihnya. Ia jadi lebih merasa berdosa telah menaruh rasa tertarik pada kekasih kakaknya sendiri.

Melamun selama hampir tiga menit seperti orang idiot, sapaan hangat dari suara bass sukses membuyarkan tatapan kosong si Manis.

"Hai, Ar. Ngapain ngelamun disitu? Gabung bareng kita sini."

Dengan jelas Jungkook dapat melihat tatapan kecewa kakaknya saat mengetahui waktu berdua mereka harus terganggu.

ㅡdan dengan halus Jungkook jelas menolak, "Engga deh. Gue mau lanjut main Overwatch. Lanjutin aja~ dah!"

Jungkook kembali menuju kamarnya sambil menahan sedikit pedih direlung hati.



Tekad Jungkook Arraya sudah bulat, dia akan menjauh dan menghilangakan perasaannya pada Taehyung Alvaro.

●○●

"Diem-diem bae, Al, udah ngopi belum?"

Alvaro hanya merotasikan kedua maniknya saat mendengar guyonan tak berkelas sahabatnya, Jimin Keandra.

Sekarang kantin Universitas Indonesia menjadi latar. Dua sosok tampan berjas kuning itu cukup menarik untuk menjadi pusat atensi mahasiswa lainnya.

"Bacot lu," jawab Alvaro penuh sarkasme.

"Kenapa lu bengong sendiri? Galau? Lagi berantem sama Tasya?"

Alvaro mengaduk-aduk es tehnya acak dengan tatapan kosong, "Bukan soal Tasya."

Jimin menyernyitkan dahinya cukup bingung, "Terus kalau bukan Tasya, lu kenapa?"


"Gue bukan lagi mikirin Tasya, tapi gue mikirin adeknya Tasya."


Lagi-lagi pemuda dengan nama belakang 'Kendra' ini bingung. Ia tak pernah tau siapa sosok adeknya Tasya.

"Memang kenapa adeknya? Sakit?"


"Bukan. Bukan adeknya yang sakit, tapi kakaknya."

Jimin melempar potongan kecil roti coklat ditangannya kearah Taehyung, "Lo ngomong yang bener dong, tai! Tadi katanya mikirin adeknya, sekarang ditanya malah kakaknya yang sakit, njing."

"Memang kakaknya yang sakit, Dra."

"Sakit gimana?"

























"Kakaknya yang bakal sakit kalo tau gue mulai naksir adeknya."



























--------------------------------
Selamat hari minggu! Yg masih UKK, semangat!♡

Oiya jangan lupa cek story baru aku yuk! Oneshoot kok, judulnya Obsession. Sinopsis singkat: Taehyung psycho yang terobsesi sama Jungkook.

JeonKireii

Unch unch♡ maaf chap kemaren lupa tag aku :")

Dadah!
Xoxo.

Sorry Not Sorry | taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang