Chapter 9 : Pengakuan

10K 1.7K 338
                                    

"Ar, mau makan gak?"

Kini range rover hitam metalik Alvaro kembali menjadi latar. Sehabis menghabiskan hampir dua jam berbelanja, kini Alvaro merasa perutnya harus diisi.

Arra dengan sejuta nafsu bila mendengar kata 'makan' pun menjawab, "mau dong, lo traktir ya?"

Alvaro terkekeh geli dan mengangguk. Range rover mulai dinyalakan, membawa kedua insan itu menuju rumah makan cepat saji asal California; McDonald.

;

"Lo cari tempat duduk sana," perintah Arra.

"Loh, terus yang mesen siapa?"

"Gue lah."

"Katanya gue yang bayar, kenapa lo yang mesen?" Arra merotasikan maniknya kesal. Ia menyodorkan telapak tangan kanannya tepat didepan wajah Alvaro. "Dompet lo sini, hehe."

Alvaro menggeleng dan mengapit kedua pipi yang lebih muda dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

"Heh, bayi, lo gak liat itu antrian panjang? Mana banyak anak-anak muda lagi nongkrong. Udah lo duduk aja sana, biar gue yang pesen."

Arra berdecak kesal dan melayangkan tatapan sinisnya, "Gak! Tadi lo udah bayarin gue belanja, sekarang gue mau balas budi. Yha, walaupun cuma sekedar bantu order doang."



Alvaro kembali melirik sekumpulan anak laki-laki muda yang sekarang sedang menatap Jungkook Arraya penuh minat. Beberapa diantaranya bersiul sambil berbisik bersama temannya yang lain tanpa melepas tatapannya dari sosok si Manis.

"Pokoknya lo duduk! Gue yang order, gue gamau lo capek. ㅡgak! Gaada bantahan atau kita pulang."

Arra mengurungkan niatnya untuk membantah saat Alvaro sudah telak menutup percakapan dengan pergi menuju antrian didepan kasir.

'Padahal gue belum bilang mau mesen apa. Ngikut aja lah ya, mumpung ditraktir,' batin Arra cuek dan segera beranjak menuju tempat duduk yang kosong.


Sembari menunggu Kekasih kakaknya datang, si Manis lebih memilih memusatkan atensi pada ponsel berlogo apel digigitnya. Sesekali terkekeh saat mendapatkan meme lucu dari akun Instagram.

"Hai...?"

Mendongak, Arra mendapati sosok pria berkaos reebok putih polos lengan pendek sedang menarik bangku tepat didepannya.

"Sendiri aja?"

"Lulus SD gak? 'Kan ada lo, ya berdua dong," ketus Arra seraya kembali menyibukkan diri dengan ponsel ditangannya.

Sosok asing yang sedang mengusap tengkuk dengan rasa gugup itu pun kini mulai mengulurkan tangan kanannya, "boleh kenalan?"

Telak kesal karena merasa terganggu disaat Ia sedang men-stalk akun Instagram idolanya, Charlie Puth. Maka dengan malas-malasan Arra menyambut uluran tangan tersebut.

"Gue Hanbin Aufar Devaldi, anak Universitas Negeri Jakarta. Eumㅡlo?"

"Jungkook Arraya, masih SMA, jadi jangan coba-coba pedofil ke gue."

Duh, Hanbin harus kuat menahan godaan untuk tidak mencubit kedua pipi merah alami milik sosok manis didepannya.

"Kalo gituㅡ"

"Minggir boleh? Tunangannya Jungkook Arraya mau duduk."

Dua pasang mata kini teralihkan pada sosok tampan dengan baki logam berisi dua potong ayam, piring, dan nasi cepat saji.


"O-oh, udah tunangan, ya? Kalo gitu maaf." Buru-buru Hanbin segera beranjak dari tempat duduk menuju meja yang berisi anak laki-laki muda yang kini memberikan sorakan kecewa.



"Ini udah yang ke-sejuta kalinya lo ngaku-ngaku jadi 'siapa-siapa'nya gue," ujar Arra cuek sambil mencomot satu potong paha ayam dan segumpal nasi.

Alvaro mencolek dagu si Manis dua kali lalu berujar, "lebay ah, baru beberapa kali juga."


Satu suapan kulit ayam berhasil memenuhi rongga mulut Arra yang mana membuat empunya mengerang senang saat merasakan gurihnya kulit ayam cepat saji yang memang selalu menjadi favoritnya.

"Suka kulit ayam, ya?"

Arra hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sama dong. Jangan-jangan kita jodoh?"

Cukup. Arra meletakkan kembali daging ayam yang sudah dibaluri saus  sambalnya dengan kasar; menatap pria tampan didepannya dengan sinis.

"Al, gue mau nanya." Alvaro bergumam pelan sebagai tanggapan.

"Lo kapan mau ngelamar kakak gue?"



Berakhir si Ganteng tersedak jus jeruk. Beberapa kali Ia juga menepuk dadanya dengan tangan kiri cukup keras.


"Kok kaget? Harusnya lo udah siap dong kalo ada yang nanya kayak gitu," balas Arra cuek.





"G-gatau, Ar. Jalanin aja dulu."



Jungkook yang terlampau jengah dengan sikap tidak konsisten pria didepannya ini pun kesal. Jujur, walau didalam relung hati paling dalam sekali, Arra berharap pria tampan anak UI yang sekarang sedang memakan ayam McD-nya ini berucap 'Gue bakal mutusin kakak lo dan kita yang bakal nikah.' Tapi angan-angan tetap akan menjadi ekspetasi, karena Arra terlanjur sudah menyayangi kakaknya; sayang sekali.






"Alvaro, jangan sekali-sekali lo nyakitin kakak gue. Kalo lo sayang sama seseorang, bawa dia ke jenjang yang lebih serius. Tapi kalau enggak, putusin secepatnya."



Alvaro sedikit tertegun mendengar penuturan serius Arra. Terlebih kedua netra si Manis yang sekarang menatapnya tajam.











"Oke, gue bakal pilih opsi yang terakhir."


"Uhukㅡh-hah? Maksud lo?"







Satu helaan napas panjang diambil, beralih menatap kedua manik si Manis dengan tatapan seriusㅡ











"Arra, gue gabisa serius sama kakak lo karena gue sekarang sayangnya sama lo. Jadi kalo memang lo maunya gitu, gue bakal putusin Tasya dan bawa lo ke jenjang yang lebih serius."































"Sorry, Alvaro, gue gabisa."




























--------------------------------
Bentar lagi end yey!
Selamat malming♡





Xoxo,

Ney yg mabok fake love extended ver.

Sorry Not Sorry | taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang