Partner Sex - Part 1

65.1K 550 8
                                    

Sekali lagi, mohon sadar diri saja yah, ini untuk 18+

***

Jika ini cinta..

Tolong katakan..

Pernyataan memang tidak begitu penting..

Tapi adakah yang mengerti walaupun hanya sikap yang ditunjukan..

Tolong, sekali lagi..

Aku butuh pengakuan..

***

“Denis, aku mencintaimu..” kata-kata itu keluar begitu saja setiap aku berada di dekat lelaki tampan ini. Dia sekarang sedang memelukku dari belakang, kami baru saja melakuan sex. Ya hanya sekedar sex biasa. Tapi, jauh dilubuk hatiku. Aku ingin sekali, walaupun hanya sekali. Aku mendengar dia membalas pengakuan cintaku.

“Enggghh..” tidak ada balasan. Denis kembali menyesap leherku, membuatku kembali merinding nikmat. Tubuhku hangat tapi tidak dengan hatiku.

***

“Pagi…” sapa Denis saat aku memutar tubuh telanjangku. Aku tertidur setelah kelelahan melakukan sex beronde-ronde. Well, kuakui itu nikmat karena yang melakukannya adalah Denis. Dia bukan kekasihku, juga bukan sahabatku. Apa yang pantas untuk sebutan kami berdua? Tuan dan majikan? Tidak. Atau partner sex? Kurasa iya. Aku dan Denis sudah lama menjalin hubungan tanpa kejelasan ini. Di mulai 2 tahun yang lalu. Kami bertemu di pesta dansa, berkenalan, dan jadilah begini. Terdengar biasa memang, tapi karena waktu 2 tahun tidaklah sebentar. Kini, dengan perlahan-lahan aku mulai menyadari telah jatuh cinta kepadanya.

Chup..

Kecupan singkat pada bibirku terasa hangat di pagi ini. Kebiasaan kami melakukan morning kiss memang sudah mendarah daging, sepertinya.

“Kurasa morning sex di pagi hari tidak masalah.” katanya tersenyum miring. Aku hanya merangkulkan tanganku pada lehernya sebagai jawaban. Kemudian mencium bibirnya dengan penuh nafsu.

“Ah..” desahanku lolos karena dengan sengaja Denis menekan payudaraku dengan keras. Aku menatapnya dengan sebal, dan kembali meraup bibirnya dengan nafsu.

“Hummnhh.. ah..” desahanku kembali terdengar, kali ini jari-jari Denis yang telah menari di dalamku. Aku hanya menatapnya dengan pandangan bernafsu.

“Ah..Ah..” tepat saat jari Denis menusuk bagian terdalamku. Aku menjambak rambutnya sambil mengoyangkan pinggulku ke atas.

“Den..Ah.. niss..Ah” aku hanya mengeleng ke kiri dan kanan sambil menikmati sungguhan Denis pagi ini. Aku mendengar suara kecipakan tanda vaginaku telah basah sepenuhnya. Aku hanya menggigit bibirku dan terus mendesah karena tak tahan lagi. Detik-detik kenikmatan mulai menghampiri, Denis melepaskan jarinya dan tersenyum menang. Aku melenguh kecewa sambil menatap Denis dengan birahi yang belum terpenuhi.

“Den..hhh..” kataku mengiba. Dia semakin tersenyum lebar.

“Apa sayang?” godanya.

“Lan..hhh..jutt..kan..” kataku tersegal karena nafsuku semakin besar.

“Apanya?” tanyanya dengan polos. Sial, aku paling tidak suka jika Denis sudah mempermainkanku. Aku membalikkan tubuhku menjadi di atasnya, dan menatapnya dengan nafsu.

“FUCK ME!” aku langsung membungkam mulutnya berusaha meredam senyuman menggodanya. Dan sialnya, walaupun aku sudah menciumnya, dia tetap tersenyum di sela-sela ciumanku.

***

“Bagaimana pagimu?”

“Seperti biasa, tidak ada yang menarik.” jawabku malas. Victoria menatap sebal dan mendengus tak suka dengan jawaban ala biasaku.

Partner Sek*sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang