Partner Sex - Part 4

24.7K 436 16
                                    

Saya rasa ini flatnya keterlaluan dan enggak banget deh T___T. tapi mohon komentarnya yah..

Sekali lagi u/ 18++++, happy readingg ^^^^___^^^^

***

Sore itu, dengan hati mencelos aku langsung pergi ke apartemen Denis dengan laju mobil yang terbilang cepat. Aku terlalu kesal dan marah padanya. Saat aku tepat berada di depan apartemennya, aku langsung turun dari mobilku dan menyuruh security memarkirkan mobil Ferrari abuku. Aku masih memegang foto yang entah siapa pengirimnya, aku semakin meremas lembaran-lembaran di tanganku.

Tepat saat pintu lift terbuka, di situ berdiri Denis dengan wanita Jepang di foto yang kupegang. Dia terlihat kaget karena kemunculanku tiba-tiba. Aku dengan kesal menamparnya dan membuang foto itu tepat dimukanya tanpa sepatah katapun. Aku segera berlari menjauh dari Denis, sebenarnya apa yang sudah aku lakukan? Aku siapa untuknya? Apa statusku?

Tanpa mempedulikan mobilku yang masih  terparkir, aku segera menghentikan taxi dan segera pergi entah kemana. Asalkan aku tidak bertemu dengan Denis. Sebenarnya apa kurangnya aku? aku sudah terlalu baik untuk Denis. Aku menangis sesengukan di dalam taxi. Pak supir tua itu tersenyum maklum.

“Wajar saja mbak, kalo hubungan berakhir.” katanya. Aku mendengus dan bertambah kesal karena kesoktauan pak supir tua.

“Jalan kepuncak.” setelah mengatakan itu, aku kembali termenung dan menatap pemandangan dari jendela. Padahal hari ini aku begitu merindukan Denis setelah masa mengujianku. Tapi siapa aku? habis manis sepah dibuang. Mungkin Denis sudah bosan padaku, tapi mengapa dia menggantungkanku? Aku tanpa sadar kembali menangis dalam diam. Biarlah aku menangis untuk hari ini.

***

-Bonus POV Denis-

 

Sore ini aku baru saja tiba di bandara, aku jadi teringat pada Hanny yang belum kuhubungi selama aku di Jepang. Selama di Jepang aku direpotkan oleh kakek tua yang sudah bau tanah. Belum lagi, acara perjodohan yang aku tak tahu menahu. Bukannya aku berbisnis di Jepang, aku malah berkencan dengan Missa. Dia keturunan Jepang-Indonesia, aku tidak begitu tertarik pada wanita lain selain Hanny sejak kejadian itu, ya kejadian itu membuatku berjanji aku akan menjaganya, menjaga Hanny.

“Denn...” panggilan dengan logat aneh itu mengingatkanku pada Missa, tapi mustahil dia ikut pulang ke Indonesia. Aku menoleh dan sialnya kemustahilan itu ternyata tidak benar, dia benar-benar Missa. Aku hanya diam di tempat sambil memandangnya datar.

“Boleh aku ke apartemenmu? Aku akan tinggal seminggu disini.” katanya masih dengan ke Jepang-Jepangan. Aku tak menjawab, hanya menatapnya datar. Aku tahu akan percuma jika aku melarangnya dia pasti nekat. Maka kubiarkan saja dia bergelayutan manja pada lenganku.

***

Kami tiba di depan apartemen setengah jam kemudian. Kami sudah berada di dalam lift, ketika lift akan tertutup muncul seorang wanita yang tadinya aku tak kenal, tetapi setelah itu dia menatapku dengan marah, kecewa dan entahlah. Aku terkaget karena dia adalah Hanny. Dia langsung menamparku dan melemparku dengan lembaran-lembaran foto yang sudah teremas-remas kemudian dia lari menjauh. Aku yang tadinya ingin mengejar sadar jika Missa masih di sampingku. Aku mengambil lembaran-lembaran itu dan melihatnya. Gigiku gemertak saling adu dan mataku menatap Missa dengan tajam.

Ting!

Lift terbuka pada lantai 3, aku langsung menarik Missa dengan paksa. Aku kalap karena marah, jelas ini semua perbuatan kakek tua itu. Maafkan aku Missa membuatmu menjadi sasaran. Aku mengunci Missa di apartemenku dan aku langsung berlari ke parkiran untuk segera mengejar Hanny yang salah paham. Sial.

Partner Sek*sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang