Partner Sex - 10 END

13.7K 302 71
                                    

Helo, PS episode terakhir telah meluncur. Terimakasih pada kalian yang telah mengikuti PS dari awal hingga akhir yang semakin part semakin tidak karuan ini. Sungguh saya terharu.

Huks.

Dan part kemarin pendek yah? mungkin ini juga pendek, hoho makanya readers sayang harus komen yang panjang biar author tertular /eh? gak deng, udah ada yg baca dan komen serta vote itu sudah buat saya senang. Astaga! apa saya sudah terlalu banyak bicara? Sekali lagi, ini cerita asli karangan saya dan gak bakal ada di dunia nyata, jadi maaf banget kalo gak logis hehe kan fiktif yahh haha

Yasudah, mari kita capcus.

________________________________________

"Happy reading, guys!"

_________________________________________

“Daniel Anggiraya Jayata,”


A-apa? Jadi Denis dan Daniel adalah kakak beradik? Apa ini arti dari masa-masa dejavu ku yang setiap saat ketika melihat mata Denis. Aku, aku, aku, kembali bayangan demi bayangan masa lalu menghantuiku, tidak!! aku tidak ingin ingat apapun. Aku jatuh terduduk dan meringkuk ke sudut tembok sambil menutup telingaku. Tidak dengan teriakan itu, tidak dengan perilaku manis itu, tidak dengan Daniel. TIDAK!!!

 

“Daniel, jika aku hamil apa kau akan menikahiku.”

“Ya, tentu saja. Karena aku mencintaimu.”

 

“Karena aku mencintaimu.”

 

TIDAK!!!!!!!!! Aku mohon, jangan ingatkan aku. Aku.. mohon..

“Kau baru sadar saat ini? Kau tahu, Denis hanya kasian melihatmu depresi pasal Daniel meninggalkanmu. Ha! Belum lagi dengan kemandulan karena rahimmu di angkat. Aku membiarkannya dengan pikiran Denis mungkin akan bosan dengan wanita yang bahkan tidak akan puas karena tidak mempunyai rahim. Tapi, dia malah melawan. Dan aku sungguh tidak terima dengan perubahaan perilakunya hanya karena pelacur sepertimu!”

“Aku tidak akan segan-segan menyingkirkanmu sebelum kau mengambil cucuku lagi. TIDAK LAGI!!!!” teriakan demi teriakan ditujukan padaku, aku menggeleng, tidak. Ini hanya mimpi, ya mimpi.

______

(DENIS POV)

 

Aku punya firasat buruk. Tidak biasanya sehabis rapat rekan-rekanku mengajakku berpesta dan aku mau tidak mau harus ikut dan ini berarti aku harus meninggalkan Hanny sebentar. Aku khawatir karena dia pernah melakukan terapi hipnotis, aku takut traumanya akan kambuh lagi dan lebih parahnya lagi aku takut dia kembali depresi dan benar-benar gila. Dengan perasaan gelisah aku segera pamit walaupun aku hanya 5 menit di pesta. Dengan cepat aku melangkah menuju parkiran. Dan aku harap perasaan ini hanyalah perasaan biasa. Dan aku juga berharap di sana Hanny akan baik-baik saja.

_____

BRAK!! Bunyi benturan keras terdengar saat aku berada di depan pintu, aku segera membukanya dan terbelakak kaget. Di sana, Hanny, dengan raut yang dulu sangat membuatku tersentuh kini begitu terlihat menyakitkan, aku berusaha mendekat ketika dia mengambil vas bunga di dekatnya.

“Diam! DIAMMMMM!!!” teriaknya histeris. Aku menatap kakekku yang kini tengah bersimbah darah di kepalanya. Sepertinya Hanny memukul benda apapun padanya.

“Hanny,” panggilku pelan.

Tidak ada sahutan manis ala Hanny, yang terdengar hanyalah teriakan-teriakan yang begitu menyakitkan, “ Hanny,” panggilku kembali. Masih sama.

Partner Sek*sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang