Partner Sex - Part 6

20.3K 413 13
                                    

Temen saya bilang kalo ngepost jangan kelamaan nanti readersmu kabur loh. ehehe.. niat mau lanjut nanti akhirnya post juga setelah 2 minggu lebih.. keke

Maaf ya klo ini jelek, hehe yang lain juga sih.

Happy Reading, love

****

Aku merasakan seseorang memelukku erat dari belakang, kini ia mengendus-ngendus mencium tengukku, aku tersenyum karena yang tengah melakukannya adalah pria yang kucintai dan diapun mencintaiku. Kuharap ini bukanlah mimpi.

“Bagaimana tidurmu, Hanny?” bisik seseorang itu. Aku mengernyit heran, mengapa suara Denis sedikit berubah. Apa ini efek bangun tidur? Aku merasakan usapan-usapan lembut pada perut rataku, tapi belaian ini sungguh berbeda. Biasanya aku akan langsung teransang dan merintih tapi entah pikiranku kemana atau apalah, aku juga tak mengerti. Tapi tunggu?

Harum ini bukanlah Denis..

Suara tadi bukanlah Denis..

Lalu siapa? Pertanyaan itu sontak membuat hatiku berdebar. Aku baru saja merasa senang dan sekarang? Dengan perlahan aku membalikkan badanku dan terkejut mendapati Roy yang kini tengah tersenyum bagai binatang yang kelaparan. Aku ingin memakinya sampai sinar-sinar putih yang menyilaukan datang.

****

“Enghh..” aku mengernyit memandang sekitar. Ini kamarku di puncak, jendela besar yang tidak tertutup dengan tirai tengah menampilkan keindahan sang surya yang kini sudah berada di atas. Jam berapa ini? Aku meraba-raba ranjang masih dengan mata mengantuk dan menyipit bermaksud mencari handphone, aish dimana ponselku.

Slap. Aku menangkap sesuatu yang panjang, lentur dan hm.. keras?

“Ahh..” lenguhan seseorang kini menyadarkanku sepenuhnya, Oh~ ya ampun Hanny kau membangunkan singa di pagi-eh? Siang hari.

“Pagi sayang,” sapa Denis dengan suara khas bangun tidurnya yang seksi. Aku mencium bibirnya sekilas. Ahh.. aku kira semalam itu hanyalah mimpi tapi syukurlah.

“Apa kau mimpi buruk?” tanyanya sambil merapikan rambut yang menutupi wajahku. Dia mengelap keringat di sekitar pelipisku dengan lembut.

“Hu’um. Aku bermimpi kau tidak mencintaiku.”

“Hm?” tanyanya mengernyit. Aku menatapnya dengan intens kemudian Denis tersenyum sangat manis -kurasa aku bisa terkena diabetes jika terus begini. Dia mencium bibirku dengan singkat tapi terasa manis.

“Itu hanya mimpi.” katanya sambil mengelus puncak kepalaku dengan lembut. Aku menikmatinya dengan memejamkan mata, kemudian kubuka mataku dan melihat Denis yang menatapku dengan ya –tatapan yang sebelumnya belum kusadari.

“Denis, aku mencintaimu.” ucapku dengan penuh cinta dari lubuk hati yang paling dalam. Aku sekilas melihat pipi Denis merona sesaat dan selanjutnya dia hanya menciumku dengan kecupan-kecupan manis. Ah, aku kira dia akan membalas kata cintaku tapi sekarang aku mengerti jika dia tanpa mengatakanpun sudah jelas terlihat, ya.. kuharap ini terakhir kalinya aku menuntut. Ya.. kuharap.

****

Kami ah maksudku Aku dan Denis memutuskan pulang karena ada kesibukan pada pekerjaan kami masing-masing. Dan Denis untuk sementara waktu dia tinggal di apartemenku. Denis menjelaskan tentang wanita yang bersamanya di foto yang kulempar pada waktu itu, kini wanita itu sekarang tinggal di apartemen Denis. Sebelumnnya Denis mengira jika wanita itu akan pergi dan memutuskan perjodohannya karena melihat sikap Denis saat meninggalkannya, tetapi dugaannya salah besar. Wanita itu masih di apartemen, dan mengapa Denis bisa tahu? ya.. karena sebelumnya Denis menghubungi orang bayaran untuk melihat keadaan wanita itu. Sebenarnya aku masih cemburu apalagi masalah perjodohan tidak masuk akal itu. Aku sempat marah, tapi ya kalian tahulah jika Denis adalah pria tampan yang suka bersikap manis walaupun ia tidak menyadarinya. Jadi akhirnya mau tidak mau aku jadi luluh.

Dan sekarang kami sudah memasuki dua hari sepulang dari puncak. Denis belum juga pulang, kemungkinan saat ini dia lembur. Biasanya aku akan ke kantornya walaupun terkadang diacuhkan jika dia sedang serius. Aku memandangi foto Papa dan Mama sesaat ketika melewati ruang tv. Aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumah mereka. Aku terlalu sibuk dengan dunia cintaku dan hotelku. Ah omong-omong, hotelku sudah hampir selesai, kemungkinan 3 bulan lagi hotelku akan diresmikan.

Klek! Bunyi pintu apartemen terbuka kini membuyarkan lamuananku. Denis berdiri tepat dipintu sedang melepas sepatunya. Ia melirikku dan tersenyum.

“Kemarilah,” panggilnya. Aku menggigit bibirku malu. Jujur, sejak aku dan Denis terbuka dengan perasaan masing-masing, aku semakin bertambah manja dan yeah kadang cemburuan yang  terlalu. Karena aku tak kunjung mendekat kini Denislah yang mulai menghampiriku.

Chup. Kecupan singkat dibibirku terasa manis, dan kalian harus tahu jika Denis juga kini selalu bersikap manis.

“Sudah makan?” tanyaku pada Denis sambil memeluk lehernya. Ah, sudah lama aku dan dia tidak mesra-mesraan karena sibuk dengan kerjaan yang sangat mengganggu.

“Sudah.” Chup, dia kembali mengecup bibirku singkat.

“Mau mandi?” tanyaku sambil tersenyum menggoda. Dia tersenyum dan mengecup bibirku (lagi)

“Hm.. kurasa aku  perlu mandi keringat.” katanya menyeringai. Dan setelah itu Denis menciumku dengan bibirnya yang seksi, kali ini ciumannya lebih dalam daripada kecupan-kecupan tadi. Aku mendongak keatas menikmati cumbuan dari bibirnya yang sepenuhnya menguasai mulutku.

“Nghh..” lidah kami saling bertaut dan salivaku dihisapnya kuat-kuat. Aku terlalu mabuk untuk mendeskripsikan bagaimana ciuman ini.

---

“Ahh.. Ahh..” aku mendesah menikmati setiap tusukan yang diberikan Denis padaku. menggeliat ke kiri dan kanan layaknya cacing kepanasan.

“Ouh.. ini nikmat..” Denis terus mengenjot miliknya semakin kuat setelah beberapa saat yang lalu dia menemukan titik ternikmatku. Aku mengerang keras saat miliknya dengan sangat kuat menusuk bagian terdalamku. Dalam pandanganku kini terasa terbang dan perutku menggelitik tertahan.

“Ahh..ahh..” aku sulit bernafas dan mencengkram segala apapun yang dapat mengurangi kenikmatan ini. Tubuhku mengejang seiring semakin dekatnya orgasmeku.

“Nghhh…AAAHHHHH…” aku menjerit nikmat dan merasakan kedutan pada milikku yang kini mengalirkan cairan. Denis masih mengenjot dengan semangatnya karena lubangku sepenuhnya telah basah.

“Yeah, ahh..sempittt..ah” dia mengerang merasakan milikku yang becek tapi juga begitu sempit. Aku terangsang kembali dan ikut menggerakkan pinggangku keatas.

“Ahh..denis..” Denis kembali menyentuh titik ternikmatku dengan kuatnya. Kami sama-sama dalam keadaan teransang penuh dan mencari kenikmatan-kenikmatan sendiri. Aku merasakan miliknya berkedut, dengan kasar Denis menaikkan kedua kaki dipundaknya, dia terus mengenjot dengan semangatnya.

“Ahh..ahh..”

“AAAAAHHHH..” lenguhan Denis begitu berdua seiring dengan kepalanya yang mendongkak, miliknya yang kini mengalirkan sperma hangatnya.

“Nghhh.. hangat..AAAHH..” aku menyusul beberapa detik setelahnya. Kami tertidur tanpa busana dan tanpa melepaskan milikku dan miliknya yang sama-sama menyatu. Aku harap ini bukanlah mimpi ataupun hayalan karena aku selalu bahagia saat bersamamu Denis.

-----

Jangan lupa votement.

Kalo vote lebih banyak dari part kemaren bakal cepet deh nih post. hohoho

15-06-14

Partner Sek*sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang