1: Kesialan Pertama

5.7K 682 39
                                    


Ditunggu vote dan komennya ya ( ˘ ³˘)

•••

Dua pasang mata menyorot penuh kekesalan kearah seorang pria usia duapuluh tahun yang kini memasang wajah masam sedang duduk di sofa berbalut kulit. Suara ketukan sepatu beberapa kali menyapa indera pendengaran pria itu.

Ayah-nya tidak kunjung berbicara. Hanya diam menatap dengan tajam kearah dirinya, "Pa ─ Guanlin mohon. Enggak usah melakukan hal-hal yang bikin Guanlin pusing sendiri."

"Kamu masih bocah ingusan. Mana tau kamu tentang dunia luar?" Akhirnya beliau ─Ayah Guanlin─ membuka suara setelah sepuluh menit memilih hening.

Guanlin, sang anak, menghela nafas kasar. Kemudian mengacak asal helaian rambut berwarna hitam pekat-nya, "Guanlin udah besar, Pa. Kenapa perlu repot-repot cari jodoh Guanlin kalo Guan sendiri bisa nemuin."

"Bisa nemuin sendiri kata kamu? Memangnya Papa pernah liat kamu datang sama pacar kamu setelah kamu putus sama Seonho?" Cecar Tuan Lai tidak mau kalah dari Guanlin.

Ah, Seonho lagi.

Mendengar nama itu, membuat hati kecil Guanlin yang jauh di dasarnya, berdenyut menimbulkan rasa nyeri tersendiri. Pria tampan itu mati kutu ketika Ayah-nya menyebut Seonho. "Papa, please enggak usah sebut Seonho."

"Kenyataannya, kamu masih belum bisa melupakan Yoo Seonho, bukan begitu? Papa baik hati berusaha bikin kamu nemuin pasangan hidup kamu, tapi malah ini balasan dari kamu?" Tuan Lai yang bernama lengkap Lai Jonghyun itu menyeruput secangkir kopi yang tadi sempat dibuat oleh pelayan.

Lai Guanlin. Siapa yang tidak akan jatuh kedalam pesona makhluk sesempurna dirinya?

Pria idaman seluruh kaum itu merupakan pewaris Kingdom Group, perusahaan yang memiliki jangkauan luas di seluruh dunia. Tubuh-nya proposional, wajah tampan diatas rata-rata pria Asia, menurut beberapa orang.

Selain terlahir menjadi putera tunggal dari keluarga chaebol, Guanlin memiliki wajah yang khas dengan rahang tajam yang tegas. Dan jangan lupakan oniks malamnya, membuat siapapun tersihir ketika menatap Guanlin. Perawakan yang jangkung juga menjadi daya tarik tersendiri. Banyak sekali yang jatuh cinta padanya, baik pria atau wanita.

Tapi sayang, tidak ada satupun yang mampu membuatnya merasa jatuh cinta. Tentunya setelah hubungan asmara yang sempat Ia jalin bersama Seonho.

Entah sudah berapa kali Guanlin mengikuti perjodohan yang selalu berakhir dengan kegagalan. Setiap kali menemui orang yang akan di jodohkan, Guanlin melakukan hal-hal yang sulit diterima oleh akal sehat. Ia memang sengaja melakukan hal itu, agar terhindar dari perjodohan. Mau tidak mau, calon Guanlin memilih untuk mundur. Muak dengan kelakuan Guanlin.

Karena menurut pria dengan kalsium berlebih itu, menemukan jodoh dengan caranya sendiri jauh lebih baik ketimbang harus mengikuti perjodohan konyol yang dilakukan orangtua Guanlin.

"Papa enggak mau tau. Besok, atur jadwal kamu buat hadir di acara makan malam." Final Jonghyun tegas.

Dalam hati, Guanlin merutuk.

Dan sepersekian sekon kemudian, sebuah ide gila muncul didalam benak-nya. Membuat sebuah bohlam dengan cahaya tergambar diatas kepala.

Lai Guanlin lalu tersenyum setan.

•••

"Woojin, gue betulan butuh bantuan lo. Gue tunggu limabelas menit lagi, di Cafe biasa."

"Eh tapi gue ─ "

BIP!

Guanlin memutuskan sambungan secara sepihak kala merasa sudah cukup untuk menyampaikan pesan untuk seorang temannya. Namanya Park Woojin, pria asal Busan yang kini berstatus sebagai sahabat sekaligus orang yang begitu dipercaya Guanlin.

Ia mengetuk pelan meja kayu di hadapannya, menimbulkan sebuah irama acak. Tidak lama, seorang waiters menghampiri Guanlin, membawa baki berisi minuman yang Ia pesan.

Setelah berucap seadanya pada waiters, Guanlin menatap kearah langit diluar sana. Dari balik jendela kaca Cafe. Cuaca hari ini terbilang cukup baik, namun tidak dengan hati Guanlin.

KRING

Atensi-nya teralih untuk melirik pintu Cafe yang terbuka. Menampilkan Woojin dengan pakaian formal yang masih melekat ditubuh tegap pria itu. Sesegera mungkin Woojin duduk didepan Guanlin.

"Lo, telat satu menit tigapuluh detik." Celetuk Guanlin dengan nada datar.

Sementara itu Woojin sibuk mengatur nafas yang masih terengah-engah bak seseorang sehabis marathon. "Guanlin, are you crazy? Gue rela ninggalin makan siang gue sehabis sidang! Dan lo seenaknya bilang gue telat. Sinting."

"Bah, yaudah. Makanya gue ajak lo kesini. Buruan, lo mau makan apa? Gue traktir." Decakan halus keluar dari keduabelah bibir sintal Guanlin setelah menyelesaikan ucapannya.

Mendengar kata traktir, Woojin menjadi hebring sendiri. Ia memamerkan cengiran senang, "Bagus deh! Gue jadi enggak perlu menyesal udah buang burger yang baru gue gigit setengah."

Usai memesan menu pilihan-nya, Woojin kembali duduk ditempat semula. Menatap Guanlin, "Perjodohan lagi?"

"Yeah, lo tau itu." Guanlin mengangkat bahu acuh.

Lima menit hening, waiters kembali datang menghidangkan makanan Woojin. "Makasih," Ucap pria berukit tan itu.

"Kali ini, siapa?" Tanya Woojin yang kini tengah menyuapkan makanan kedalam mulut. Guanlin kembali menghela nafas, "Enggak tau."

"Enggak tau? Apa-apaan," Woojin mengunyah sejenak. "Biasanya lo selalu tau 'kan, siapa calon lo itu."

"Makanya itu. Bokap kali ini enggak izinin gue buat tau. Katanya, takut gue ngegagalin lagi rencana kolot dia, karena gue udah tau kelemahan-kelemahan si calon kayak sebelumnya." Jelas Guanlin panjang lebar sembari sesekali menyesap cappuccino miliknya.

Woojin mendongak menatap Guanlin. "Waduh, makin dipersulit aja sama Bokap lo. Kalo gitu, rencana lo kali ini apa? Mau nyamar jadi orang idiot didepan calon lo nanti, biar dia ilfeel sama lo?"

"Enggak lah, geblek." Pria jangkung ini menoyor pelan kepala Woojin, "Ya terus?" Sambung Woojin sambil mengusap kepalanya.

"Kabur. Gue mau kabur."

"Uhuk!" Woojin menepuk beberapa kali dadanya, tersedak. Ia kaget dengan rencana Guanlin yang satu ini.

Kemudian menatap ragu, "Lo yakin? Bukannya nanti bakal nemu hasil yang sama? Lo, bakal terus tertangkap basa sama Bokap lo."

Guanlin mengusap kasar wajahnya yang kini menampilkan ekspresi lelah, "Gue capek, Jin. Udahan ah, gue mau nyerah sama Bokap. Hidup gue enggak bebas."

"Emang lo mau kabur kemana?" Woojin menaruh sendok dan garpu diatas piring yang saat ini sudah kosong.

"Italia," Jawab Guanlin dengan tegas.

TBC

Adakah disini yang berminat? Atau aku unpub aja kayak fanfict Panwink yg dulu? ╮(─▽─)╭

started from italy | panwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang