9: Minta Maaf

2.2K 481 13
                                    

heiho i'm comeback. nyuri waktu buat ngetik, dikarenakan pekan ini adalah pekan uas. semoga yang lg uas diberi kelancaran, ya!

maaf kalau ada typo's soalnya enggak diedit lagi.

🖤

Bagi Jihoon, Haknyeon adalah salah satu kebahagiaan miliknya. Ia begitu menyayangi Jihoon, selalu berada disisi–nya kapanpun Jihoon butuh. Tidak peduli dengan yang lain, Haknyeon bagaikan bayangan dari Jihoon. Dimana Ia berada, maka Haknyeon berdiri disana.

Hari masih menunjukkan pukul 08:35 pagi, di kota Roma. Keluarga Jihoon memang sengaja menetap disana entah untuk berapa lama, Jihoon tidak menolak. Hitung–hitung, Ia bisa sekaligus berlibur di Italia.

"Pagi," Tepukkan halus diterima oleh Jihoon pada bahu–nya. Ia hanya menanggapi sapaan Haknyeon dengan senyum kecil.

Lalu Haknyeon menatap penampilan Jihoon dari bawah keatas, "Kamu udah rapi aja jam segini. Mau kemana?"

Jihoon meraih note dan bolpoinnya yang tergeletak diatas nakas.

Hari ini aku mau pergi jalan–jalan. Kamu enggak boleh ikut, ya? Aku pengen sendirian hehe :D

"Kenapa? Jangan–jangan, Jihoon udah punya pacar nih?" Haknyeon berniat untuk menggoda Jihoon sembari memicing mata. Tapi naas, candaannya itu sama sekali tidak membuat Jihoon tertawa. Ia justru terdiam.

Ah, kenapa jadi teringat Guanlin.

"E–eh, aku enggak bermaksud begitu. Yaudah gih jalan, nanti keburu panas." Titah Haknyeon yang hanya dibalas anggukan singkat Jihoon.

•••

Jihoon berusaha menukik senyum sambil berjalan menyusuri permukaan jalan kota Roma. Sendiri dan berjalan kaki. Udaranya masih begitu segar, jadi Jihoon memilih untuk tidak naik Bus.

KLING!

Senyum–nya makin merekah kala indera penciuman Jihoon mengendus aroma khas makanan yang masih hangat. Sungguh, perut karet miliknya itu jadi semakin meronta minta diisi.

Ia memilih tempat duduk di dekat jendela transparan, seperti layaknya orang yang berkunjung ke sebuah Cafe, Jihoon sedang menunggu seorang waiters untuk menyajikan pesanan–nya.

        Tiba–tiba sekelebat memori menghampiri otak Jihoon.

        Flashback

        "Jihoon—kamu enggak apa, betulan kan?"

        Jihoon yang sedang menyantap makan malamnya itu berhenti kala suara Haknyeon terdengar ditelinga–nya.

        Hyunbin dan Minhyun mengalihkan atensi mereka, "Iya, kamu baik–baik aja kan, sayang?" Kata Minhyun dengan lembut.

        Suatu kebohongan yang begitu besar bila Jihoon mengatakan bahwa Ia baik–baik saja. Bahkan Jihoon menghabiskan satu kotak tissue besar karena menangis semalaman atas sikap Guanlin yang sangat membuat hati–nya tergores dalam. Betul–betul, Jihoon kecewa. Bukan hanya pada Guanlin, tapi juga pada pria yang sebelum–sebelumnya.

started from italy | panwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang