18: Ungkapan Guanlin

1.1K 243 83
                                    

Udah 8 bulan ya gua nelantarin ini buku? Apakah masih ada yang berminat baca? Hm atau lebih baik gua unpublish aja ya? :(

Atau satu dua tiga chapter lagi gua tamatin?

🌈

Guanlin berjalan bolak-balik nggak karuan sembari mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa beberapa jam yang lalu dia mengizinkan mantan kekasihnya itu menginap di rumahnya semudah itu? Memangnya ini kost-kostan apa? Kehadiran Tzuyu disini saja sudah cukup membuat Guanlin tarik urat akibat ulah gadis itu selalu membuat rumahnya berantakkan.

          "Yoo sialan Seonho!" Pekiknya cukup keras hingga Seonho yang berada di tepi kolam renang belakang rumah mendengarnya. Yang di sumpah serapahi cuma mengangkat bahu enggan mengetahui maksud teriakan Guanlin.

          Seonho bangkit usai mengusap kakinya yang basah dengan air. Lalu berjalan dengan langkah ceria ke dalam rumah. Menatap Guanlin dengan pandangan penuh arti. Dia merindukan Guanlin, mantan kekasihnya. Seonho tau dia telah bersikap nggak adil dengan Guanlin, tapi, rasa cintanya sering pudar dan muncul lagi seenaknya. Yang pasti selalu menempatkan Guanlin sebagai korban cintanya Seonho.

          Tatapan mereka bersibobrok. Guanlin menatapnya datar tanpa ekspresi yang berhasil menghunus hati Seonho yang kini menatapnya dengan tatapan lembut. "Kamu kenapa, Kak?"

          Menghela nafas berat, Guanlin melirik jam dinding berwarna putih. Pukul tiga sore. Jihoon sedang apa, ya? Apa dia sedang memikirkan Guanlin juga? Ah, klise sekali pemikiranmu.

          Guanlin sempat melirik benda pipih berbentuk persegi diatas meja bundar di depannya. Berpikir untuk menghubungi lelaki manis yang akhir-akhir ini sering mampir ke dalam pikirannya. Dengan cepat, Guanlin meraih ponselnya dan mencari kontak Jihoon. Lalu mengetikkan sesuatu disana.

          "Chating sama siapa, Kak? Sampe senyam-senyum gitu?"

          "Hah?" Gumam Guanlin pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari roomchatnya bersama Jihoon.

          Decakan halus terdengar dari bibir tipis Seonho. Dia memilih buat menarik pergelangan tangan Guanlin membuat lelaki berkulit putih itu mengernyit bingung atas perlakuan Yoo Seonho. "Kenapa, sih?"

          "Kita jalan-jalan, yuk, Kak! Ke Dofun gitu. Lagi ada promo katanya, kalo berdua sama pacarnya jadi cuma duaratus ribu. Murah banget." Ucap Seonho antusias.

          Guanlin dengan kasar mengusap wajahnya. "Kita nggak pacaran lagi, Seonho."

          Seonho dibuat cemberut oleh perkataan yang sebenarnya fakta itu. Harga dirinya terasa sedikit terluka karena kini Guanlin bukan lagi Guanlin-nya yang dulu. Tentu saja bukan, walaupun terkadang Seonho tau bahwa lelaki tampan itu masih menyimpan rasa pedulinya untuk Seonho. Dengan anggukan lemah, Seonho perlahan menjauh dari hadapan Guanlin.

          Yang menjadi dominan di hubungannya dulu hanya menatap punggung Seonho yang perlahan menghilang dari balik pintu kamar. Berusaha untuk nggak luluh, Guanlin akhirnya masuk ke kamar dan berganti pakaian mengenakan long coat berwarna abu-abu yang di padukan dengan sweater rajut tipis berwarna putih. Ini sudah memasuki musim semi, maklum saja jika dia memilih untuk nggak pakai baju yang lebih tebal. Nggak lupa Guanlin menyambar kacamata bulatnya dan memakainya.

          Dia sudah punya jadwal bertemu dengan Jihoon setelah tadi sempat berkompromi.

          "Seonho," panggil Guanlin sambil mengetuk pintu kamar tamu yang saat ini di tempati oleh Seonho.

started from italy | panwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang