15: Witch Woman

2.2K 393 56
                                    

        Minhyun sedang bersandar pada headboard ditemani cokelat panas dan majalah di tangannya. Sesekali Ia bersenandung, menikmati senja seperti ini adalah kesukaan Minhyun. Sambil menunggu Hyunbin, suaminya pulang ke rumah.

        "Coba kamu cek barang-barang bekas mendiang ayahmu, siapa tau disana terselip surat-surat dari mendiang ayahku. Aku benar-benar butuh bantuan kalian," Sebuah suara lalu menyapa Minhyun. Hyunbin sudah pulang dan tengah berjalan menuju kamar mereka.

        CEKLIK!

        Minhyun menatap Hyunbin yang baru saja masuk, bahu lebarnya terlihat menjepit ponselnya diantara telinga. "Terimakasih, pengacara Park. Jangan lupa kabari Woojin."

        Usai percakapan tadi, Hyunbin menutup panggilan dan melempar dasi kesembarang tempat. Lalu Ia menatap kearah Minhyun yang juga menatap kearahnya, "Kamu ngomong sama siapa?"

        "Pengacara Park, Ma. Aku minta bantuan ke beliau dan juga Woojin, anaknya, buat nyelidikin kasus Orangtua Jihoon." Jawab Hyunbin kemudian meraih sepasang baju tidur yang sudah disiapkan Minhyun diatas nakas.

        Terkejut. Mendengar penuturan suaminya itu tentu saja membuat tubuh Minhyun menegang, "Tapi, Pa. Kamu kan tau, udah berapa pengacara menangani kasus itu dan hasilnya nihil. Mereka bahkan kena imbasnya."

        Memang ini sudah keberapa kalinya Hyunbin menyewa beberapa pengacara untuk menangani kasus Orangtua Jihoon, dan sudah berapa kali pula, para pengacara yang menangani mereka terkena aksi teror. Diduga dilakukan oleh si pembunuh. Dan berakhir dengan menyerah, "Aku tau pasti Woojin dan ayahnya itu cerdas dan punya taktik yang matang. Kita berdoa aja yang terbaik bagaimana. Kamu tenang aja, ya, Sayang."

        "Aku cuma berharap, semoga mereka baik-baik aja. Terutama Jihoon ...."

🍵

        "Guanlin pulang," Adalah kalimat pertama yang diucap Guanlin setiap habis pergi dari rumah. Ia menatap sosok yang tengah duduk diatas sofa.

        "Oh! Pulang juga lo," Dahi Guanlin mengernyit dan sebelah alisnya menukik. Tidak tau siapa orang yang memunggungi dirinya saat ini.

        Jadi Guanlin memutuskan untuk menghampiri sofa, "Astaga, Tzuyu."

        "What the fuck, Guanlin! Baju mahal lo kenapa jadi begitu?" Si wanita yang bernama Tzuyu itu menutup mulutnya secara dramatis ketika mendapati penampilan sepupunya, Guanlin, dalam keadaan basah kuyup. Mengingat beberapa waktu lalu, Guanlin menolong Jihoon yang tenggelam.

        Guanlin menoyor dahi gadis itu, "Languange."

        "Sorry, I'm just too surprised. What happen to you?" Tanya Tzuyu, lagi. Ia dibuat tambah terkejut dengan ekspresi yang kini ditunjukkan oleh Guanlin. Pria tampan itu tersenyum lebar. Wajahnya bahkan memerah. Persis seperti seorang gadis yang tengah kasmaran, ah, Tzuyu jadi merinding.

        Wanita yang lebih tua setahun dengan Guanlin itu bergidik, "Lo kenapa sih? Abis nyebur di gorong-gorong, ya? Makanya jadi enggak beres begini."

        "No, I'm not. Gue abis nolongin orang yang kecebur di kolam renang yang bahkan enggak bisa buat sekedar minta tolong," Jawab Guanlin sambil terkekeh pelan.

        "Siapa?"

        "Park Jihoon," Guanlin menggaruk tengkuknya diiringi cengiran bodoh yang menghiasi wajahnya. Membuat Tzuyu lagi-lagi dibuat speechless.

started from italy | panwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang