Ilusi dan nyata

61 5 0
                                    

"Bangun! Hey! Bangun!" Ujar Milan

Perlahan matanya Ratu melek secara pelan, dilihatnya cahaya putih bersinar dibelakang wajahnya Milan, di sentuh pipinya milan dengan lembut oleh Ratu.

"Hey! Lu kenapa sih?" Milan melambai-lambaikan tangannya ke arah pandangan wajah Ratu.

Ratu masih terbawa halusinasi.
Milan bingung dengan keadaan seperti ini.

"Lu suka sama gua?" Ucap Milan sembari mencubit pipinya dengan gemes.

"Aa..aaaa...aaa Sa..kit!"

"Lagian dari tadi kenapa sih kebanyakan bengong mulu? Tadi juga pas awal kita jalan lu tidur mulu, lu begadang ya semalem?"

"Eng.." ucapnya Ratu terpotong

"Gua kan suka ingetin Elu, jangan! sering begadang terus, Gua gak suka dan gak mau lu Sakit!." Timpal Milan

"I_iya" ucap ratu pelan dan menunduk.

"Sebenernya tadi itu ilusi atau nyata sih semuanya bener-bener seperti nyata, keindahan pelangi itu? dan semuanya? Ini membuatku bingung" dalam hatinya menggerutu bingung..

"Ko lu masih diem gitu, Ayok!!" Milan menarik tangan Ratu

"Kenapa lu ngajak Gua ke rumah sakit Lan?" Tanya ratu

"Hemmzzz, udah ikut ajah, lu harus tau!"

"Tau apa?"

"Udah ikut!! ajah, bawel ah" Timpal milan sembari memegang erat jamari tangannya Ratu dan berlari kecil melewati lorong-lorong Rumah sakit.

Ratu tersenyum melihat Milan, dan ada kegelisaha dalam senyuman Milan, "Siapa yang Sakit?" Tanya ratu terhadap milan dengan penuh kelembutan.

Pelan laju kaki ratu Berhenti dan melepaskan genggaman Milan, Milan tercengang mendengar pertanyaan itu dan senyumannya berhenti.

"Aku tahu! senyumanmu itu gak bisa nutupin kesedihan kamu Lan, jika kamu butuh aku, kamu boleh cengeng di hadapan aku, kamu gak boleh nutupinya dengan senyuman palsu, Aku tahu, karena aku Sahabat kamu, Aku tahu tentang kamu!!, Aku SAYANG Kamu!!" Ratu memeluk Milan dan menangis sedih.

"Sekarang kita buat cerita, kisah kita sendiri. kau dan aku jadi peran utamanya, setuju!!"

"Buat apa?" Milan melepaskan pelukannya Ratu, dan mengusap air mata Ratu yang mengalir di sudut matanya, dan berkata kepada ratu "Untuk cengeng seperti ini!"

Ratu mengerutkan jidatnya "Ya agar kita saling sama-sama berjuang, kita kan sahabat! Benerkan!"

"Apa cuma kita ajah yg berjuang, terus mereka bagaiman? Mereka berlima juga kan Sahabat kita!"

Ratu tersenyum "Maksud aku bukan itu!" Dalam hatinya menggerutu.

"Gua tahu apa yang lu maksud, Elu ingin selalu bersama gua setiap saat dan selalu ada disamping gua, saat gua sedih, gua tahu betul sifat lu Rat" Kata batin milan.

"Terus siapa? yang mulai menulis cerita cengeng itu" Milan mencubit pipinya Ratu dengan kedua tangannya.

"Ah Sakit! hemmm.. Aku." Ratu membalas cubitannya dengan menggelitik perut Milan.

Milan pun berlari kearah pintu kamar pasien dan setelah sampai kurang lebih 3 meter dari arahnya ke pintu itu Milan berjalan pelan, di sisi lain Ratu hanya melihat pandangan wajah Milan dengan tanda tanya (?), penuh dengan teka-teki.

Milan membuka pintu itu dengan pelan.

"Assalamualaikum" suara salam keluar dari mulut Ratu.

Ratu pun mengerutkan jidatnya dan mencubit tangan milan dengan keras "Apa Lu gak pernah belajar sopan santun di sekolah ya Lan"

"Pernah kan gua dari SMP satu kelas terus sama Elu dan bu guru bawel itu suka bilang, gini! anak-anak kalo mau kencing itu di wc! bukan di pinggir tembok sekolah" Milan menaik turunkan alisnya.

"Iihh Mi_..." ucap Ratu terpotong

"Suttt.. jangan berisik!" Milan menutup bibir Ratu sejenak.

"L a n" timpal ratu bersuara kecil

"Liatlah ada yang tidur disini"Milan mengarahkan Ratu ke arah ranjang pasien itu, Ratu menyipitkan matanya agar penglihatannya fokus ke pasien itu.

"Iii_tu kan" Ratu menutup bibirnya yang tipis itu dan melihat sedih ke arah Milan..

BERSAMBUNG...


Penasaran dengan kelanjutannya..next gua akan lanjutin tenang ajj.. jangan lupa vote and reading terus novel Milan... thx..



Publikasi
6 pebruari 2017
Jajangsupratna

MILAN Imigran Dari SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang