"Ahjumma!"
Paperbag yang ada dalam genggaman Sohee berakhir di lantai. Dengan nasi dan lauk pauk yang berceceran di lantai.
Pemandangan di depan matanya membuat tangan dan kaki Sohee gemetar.
"B-bibi, a-apa yang.. Terjadi...?"
Airmata Sohee berkumpul di pelupuk dan sedikit lagi akan terjun melintasi pipi Sohee.
Apa penyebabnya? Penyebabnya karena Sohee menemukan bibi Haewon terkapar di lantai dengan ponsel di genggamannya dan darah di sekitar kepalanya.
Seluruh tubuh Sohee gemetar hebat sesaat setelah matanya menemukan genangan darah di lantai. "B-bi..bibi.."
Sohee benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan. Dia terlalu panik untuk berpikir.
"A-apa yang harus ku lakukan?" Gumamnya. Wajah Sohee sangat pucat.
Kakinya bahkan tidak mampu lagi untuk menahan bobot badannya, alhasil ia terduduk tepat di sebelah bibi Haewon.
Sohee terus berpikir dalam kepanikannya. Namun pikirannya kosong. Tidak ada yang bisa dia lakukan.
Tidak ada, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Jaehyun.
Sohee menempelkan ponsel tersebut ke telinganya setelah memencel tombol 'call' di layar touch screennya.
"Halo?"
Jawab seseorang di seberang sana.
"J...j..jae...jaehyun..."
"Sohee? Kau kenapa? Ada apa dengan suaramu? Apa yang terjadi?"
Sohee tak kuasa menahan tangisnya. "J-jae.. a-aku.. B-ba..bagaimana ini?" Tanya Sohee terbata-bata.
"Kau kenapa? tolong tenang dan ceritakan padaku apa yang terjadi!"
"J-jaehyun.. A-aku takut.. Bagai..bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan?" Sohee mulai terisak. Bibirnya bergetar karena isak tangisnya.
'Sohee, dengarkan aku. Tolong tenang dan jangan panik. Kalau kau panik masalahmu akan semakin memburuk.'
Jaehyun memberi instruksi melalui sambungan telepon. Sohee yang tidak tahu harus berbuat apa akhirnya memutuskan untuk menuruti perintah Jaehyun.
Sohee mencoba menarik nafas dan menghapus airmatanya. Ia berusaha untuk setenang mungkin, dan saat Sohee yakin dia mulai tenang, dia pun kembali berbicara dengan Jaehyun.
"Jaehyun, a-aku harus bagaimana? A-aku menemukan tetanggaku- tidak, bibiku dalam keadaan tidak sadarkan diri di apartemennya. Tolong bantu aku.."
'Apa kau sudah menghubungi ambulans?'
"B-belum, aku terlalu panik jadi aku tidak berpikir sejauh itu.." Lirih Sohee. Dalam hati, Sohee mengumpat dirinya sendiri, 'mengapa aku begitu bodoh?'
'Oke, sekarang matikan telponnya dan segera panggil ambulans. Aku akan menyusulmu ke rumah sakit nanti.'
Sohee menuruti instruksi dari Jaehyun untuk menelpon ambulans. Setelah Sohee memutus sambungan panggilannya dengan Jaehyun secara sepihak, ia langsung menghubungi 911.
***
Bahkan setelah bibi Haewon menerima pertolongan pertama dari tim medis, kepanikan Sohee tidak kunjung mereda. Justru sebaliknya.
Pikiran-pikiran negatif yang terus melayang di kepalanya membuat Sohee tak bisa tenang. Bahkan untuk sekedar duduk tenang dan bernafas saja rasanya sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ballerina's Bride [Jaehyun NCT FF]
FanfictionAkan tiba saat dimana kelak, kau akan diperhadapkan dengan banyak pilihan dalam hidupmu. Pilihan-pilihan itulah yang menjadi petunjuk dalam sepak terjang kehidupanmu. Sama halnya seperti Jung Jaehyun yang dalam hidupnya, ia di perhadapkan dengan 2...