24th, October 2018
22.45 P.M
Jaehyun POV.
Dulu sewaktu masih kecil, aku selalu berangan ketika dewasa nanti, aku ingin menjadi pria dewasa seperti ayahku.
Kupikir menjadi pria dewasa itu menyenangkan. Aku bisa pergi kemanapun aku mau, melakukan apapun yang aku inginkan, dan menghasilkan banyak uang.
Ya, itu dulu. Sebelum aku tau kalau ternyata menjadi laki-laki dewasa itu menyebalkan.
Dan yah, aku menarik semua angan -angan payahku di masa kecil. Termasuk pandangan kagumku pada ayahku.
Semuanya sudah hancur, bahkan sebelum aku menginjak masa remaja.
Inilah aku. Sekarang aku menjadi pria dewasa yang suka memberontak. Ah tidak- sebenarnya tidak berubah sama sekali. Dari dulu aku memang suka memberontak. Terutama pada laki-laki tua yang cerewet dan menyebalkan itu!
Beberapa jam yang lalu aku bertengkar dengannya. Padahal aku datang dengan niat baik untuk menjenguknya, tapi lihat apa yang dia lakukan. Dia menghancurkan semua ekspektasiku dan membuat pandangan burukku padanya menjadi semakin buruk.
Ya, Jung Hae In adalah ayah yang buruk!
Aku berharap ibu ada di sini dan memelukku. Aku merindukan pelukan hangatnya.
Tapi aku tahu itu mustahil bisa terjadi.
Harapan? Keajaiban? Pft! Omong kosong!
Semua itu hanya dongeng sebelum tidur. Mereka hanya membuat indah masa kecilku dengan banyak sekali harapan, lalu menghancurkannya setelah aku tumbuh dewasa.
Setelah bertengkar hebat dengan ayahku, aku melarikan diri dari rumah dan membawa kuda besi kesayanganku. Aku tidak peduli jika dia akan semakin marah padaku, toh dia juga tidak peduli padaku.
Awalnya aku tidak tahu kemana aku harus pergi. Tempatku untuk pulang sekarang bukan lagi untukku.
Tapi setelah berjam-jam aku berkeliling tanpa tujuan, akhirnya aku tahu kemana aku harus pergi, dan disini lah aku. Aku akhirnya kembali lagi pada ibuku.
Aku tak tahu pasti sudah berapa lama aku ada di sini, tapi aku suka tempat ini. Sekalipun udaranya dingin dan gelap, tapi aku tidak peduli. Karena ibuku ada di sini.
Tanah yang di tumbuhi banyak rumput liar adalah tempatku duduk bersama ibuku. Hanya kami berdua.
"Eommonim, bagaimana kabarmu? Apa kau tidur dengan nyenyak?" Awal kalimatku pada Eomma.
"Eomma...., aku bertengkar lagi dengan ayah."
Udara di malam hari semakin dingin dan menusuk hingga ke tulang-tulangku.
"Ayah sama sekali tidak berubah. Dia tetap keras kepala."
Tapi aku tidak peduli. Karena aku bersama ibu.
"Dia terus mengikatku. Semakin hari jeratannya semakin mengeras dan menyakitiku.."
Aku tahu ibu tidak akan menjawab ocehanku yang tidak berguna ini.
"Rasanya sungguh menyakitkan.."
Aku tahu sekalipun aku mengeluh dan menangis pada ibu, aku tetap tidak bisa memeluknya.
"Ayah memaksaku untuk hadir di sebuah acara pernikahan..."
Begitu pula sebaliknya.
"Aku sungguh tidak ingin menghadirinya. Aku benci harus hadir di acara pernikahan itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ballerina's Bride [Jaehyun NCT FF]
أدب الهواةAkan tiba saat dimana kelak, kau akan diperhadapkan dengan banyak pilihan dalam hidupmu. Pilihan-pilihan itulah yang menjadi petunjuk dalam sepak terjang kehidupanmu. Sama halnya seperti Jung Jaehyun yang dalam hidupnya, ia di perhadapkan dengan 2...