Chapter 5

658 81 11
                                    

(Check mulmed)

___________

Punya teman yang mempunyai sifat sarkas dan misterius bukanlah hal yang menyenangkan. Aku sekarang menatap Yuta dengan tatapan bingung. Bingung atas pernyataannya barusan.

"Bukan hanya aku yang berada dalam posisi sulit? Apa maksudmu?"

Pria berkebangsaan Jepang itu mengesap kembali tehnya yang mulai dingin. "Kenapa kau bertanya padaku?"

Dahiku menyerngit, "Aku tidak sedang ingin bermain tebak-tebakan, jadi Tolong jelaskan padaku apa maksud perkataanmu itu."

Dia kembali menghela nafas setelah mengesap tehnya. "Tanyakan pada dirimu sendiri. Karena yang tahu jawabannya hanya kau sendiri."

Yuta bangkit dari sofa lalu membungkukkan badannya di hadapanku.

"Aku permisi, terimakasih untuk teh dan kuenya. Dan semoga harimu menyenangkan."

Setelah berpamitan padaku, ia langsung pergi meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan yang tersirat di balik diamku ini. Aku mengusap wajahku gusar. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Pikiranku kalut, aku tak bisa berpikir jernih.

Aku bangkit dari sofa lalu berjalan menuju jendela besar yang menghadap langsung ke luar. Awan cumulonimbus yang menggumpal di langit Seoul pagi ini memberi pertanda bahwa langit akan menurunkan hujan yang cukup deras.

Mataku menatap sayu jalanan Seoul dari atas sini, jalanan yang mulai ramai di sabtu pagi.

'tik'

'tik'

Dan benar saja perkiraanku, rintikkan air mulai jatuh dan menghantam kaca bening jendela penthouseku. Mulai dari titik-titik air kecil hingga menjadi builr air sebesar biji jagung.

Hujan. Dulu aku suka hujan. Karena hujan menyimpan sebuah ingatan indah bagiku. Ingatan indah yang kini menjadi sebuah kenangan pahit bila terus di kenang.

Dadaku kembali terasa sakit saat mengingat kenangan itu. Aku meremas dada kananku sembari menggigit bibir bawahku demi untuk meredam rasa nyeri ini. Namun sekeras apapun aku mencoba, hasilnya tetap sama. Menyingkirkan segala kenangan itu adalah hal tersulit bagiku.

*

March, 29th 2015


"Ini nggak salah? Survei ke lokasi pembangunan di musim hujan begini?"

Tanyaku tidak percaya setelah melihat agenda yang di tunjukkan Soo Hee kepadaku. Maksudku, kalian pasti tahu bagaimana keadaan lokasi pembangunan yang masih dalam proses kan? Apalagi di musim hujan begini, pasti becek dan jalanannya berlumpur.

"Ayah anda sendiri yang menuruhmu untuk survei ke lokasi itu."

Aku menghela nafas berat. Ini permintaan Ayah, mau tidak mau aku harus melaksanakannya. Kalau tidak, entah apa yang akan dia lakukan kepadaku.

"Saran dariku, lebih baik kita pergi sekarang saja. Mumpung sedang tidak hujan." Ucap Soo Hee dan aku menyutujuinya.

"Benar, lebih cepat lebih baik." Aku meraih kunci mobil di atas meja kerjaku lalu bergegas pergi.

"Kajja, palli." (ayo cepat)

*

30 menit perjalanan dari perusahaan ke lokasi pembangunan. Jaraknya memang cukup jauh karena letak pembangunannya yang berada di daerah pinggir kota. Setelah keluar dari mobil, mataku mengedar ke setiap penjuru kawasan pembangunan.

Ballerina's Bride [Jaehyun NCT FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang