“Boleh aku bertanya sesuatu padamu?” ujar Eunra sambil melepaskan rompi seragamnya dan meletakkan tas sekolahnya di atas kursi ruang latihan di salah satu sudut rumahnya. Ia berjalan ke arah piano klasik miliknya yang terletak di sudut ruangan itu. Eunra duduk diatas kursi pianonya dan menatap Jiyeon yang duduk di sofa, tak jauh dari jangkauannya dengan pandangan bingung. Jujur saja Eunra sedikit terkejut begitu ia sampai dirumahnya beberapa waktu lalu, Jiyeon sudah menunggu di depan gerbang pintu rumahnya dengan raut wajah muram. Dan tak perlu ditanya, gadis itu langsung menceritakan segala keluh kesahnya begitu melihat Eunra berdiri di depan matanya.
“Mwoya?” jawab Jiyeon masih dengan wajahnya yang terlihat kesal.
“Kenapa kau masih jatuh cinta padanya, setelah mendengar jawaban seperti itu?” bukankah itu memang hal yang sangat aneh? Jiyeon sudah di permalukan dan di tolak secara terang-terangan oleh Myungsoo. Tapi gadis itu masih mengatakan bahwa dia mencintai Myungsoo. Bahkan setelah menerima penolakan yang cukup keras. Eunra sama sekali tak mengerti jalan pikiran sahabatnya.
“Mana aku tahu! Aku juga penasaran, kenapa aku bisa sebodoh itu jatuh cinta pada pria brengsek sepertinya!” bentak Jiyeon keras.
“Lalu aku harus bagaimana?” lanjut Jiyeon yang semakin murung.
“Aigo...” Eunra hanya menggeleng dan mendesah pasrah. Ia meletakkan jari-jari tangannya di atas tuts piano di depannya dan memainkan satu nada pilu dari lagu ‘T-ara Jiyeon – Rolling’. Jari-jari Eunra bergerak lincah dan handal, menyajikan satu nada merdu yang ia padukan dengan suaranya sendiri. Sejenak, suasana disana begitu hening. Hanya alunan musik Eunra yang mendominasi.
“Eotteohke haeya nae anui sarangi deo yeppeojilkkayo (Apa yang harus kulakukan untuk membuat cinta dalam diriku lebih indah?), saenggageul hamyeon nunmuri nago (jika memikirkan ini, air mataku datang), Nunmuri namyeon tto saenggakmaneul (ketika air mata datang, apa yang ku pikirkan?), Geureon sarami gyeothe itdaneunge dahengijyo (Beruntung aku memiliki orang seperti dia disampingku)” Eunra menyanyikan bagian itu dengan penuh perasaan, sengaja menyindir sahabatnya yang memang sedang mendengarnya saat ini. tapi ia segera menghentikan nyanyiannya begitu sebuah bantal sofa terlempar ke arah punggungnya.
“Yak, Choi Eunra hentikan. Kau sengaja ingin mengolokku humm..?” tukas Jiyeon jengkel.
“Anio. Siapa yang mengolokmu. Aku hanya sedang berlatih.” Jawab Eunra acuh dan mulai memainkan kembali jari-jari tangannya di atas tuts.
“Tapi kau memang tak bisa membohongi kenyataan. Kau beruntung punya seseorang sepertinya disisimu. Karena Myungsoo hidupmu jauh lebih indah dan berwarna bukan? Aku sedikit iri padamu tentang itu..” ujar Eunra bermonolog sambil memainkan piano kesayangannya.
“Hubungan mu tak berjalan baik dengan Min Yoongi?” tanya Jiyeon tanggap.
“Ah, molla..” Eunra mencoba menyembunyikan kemelut hatinya seorang diri. Percintaan tak selamanya berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan bukan. Selalu banyak liku-liku yang menghalangi. “Lalu apa rencanamu sekarang? Kau akan menyerah tentang Myungsoo?” lanjut Eunra.
“Apa maksudmu dengan menyerah. Aku mana bisa menyerah begitu saja setelah kehilangan semua harga diriku? Akan ku lakukan segala cara untuk membuatnya membalas perasaanku. Aku akan memaksanya melakukan apapun yang ku mau!” tekad Jiyeon terlihat sangat bulat saat mengatakannya. Satu hal yang membuat Eunra cukup bergerdik negri dan sedikit iri dengan keberanian sahabatnya.
“Eoh. Kau harus melakukannya..” seru Eunra. Ia berjalan ke samping Jiyeon dan duduk berdampingan dengannya. “Terkadang aku iri melihat keberanian dan semangatmu. Andai aku juga bisa melakukan hal yang sama pada Yoongi oppa.” Lanjut Eunra sambil merunduk menatap kuku-kuku jarinya resah.
“Kau tak akan menyatakan perasaanmu padanya?” tanya Jiyeon.
“Anio. Tak akan ada kesempatan untukku..” Eunra tersenyum pilu. Sebenarnya kisah cintanya tak jauh lebih baik daripada Jiyeon. hanya saja, Eunra jauh lebih bisa bersikap tenang dan mengendalikan dirinya.
“Kau sama sekali tak tertarik pada Baekhyun?” tanya Jiyeon tiba-tiba yang berhasil mengejutkan Eunra.
“Ah, Mwoya!” rengek Eunra. Ia menatap Jiyeon dengan pandangan tak suka begitu gadis itu menyinggung soal Baekhyun. tapi setelahnya gadis itu justru menjentikkan jarinya penuh semangat.
“Jiyeon-ah, kenapa kau tak menggunakan Baekhyun?”
“Apa maksudmu?”
“Jujur saja, aku merasa Myungsoo memiliki perasaan padamu. Walaupun sikapnya sangat kasar, tapi dia juga mempunyai perhatian dan ketertarikan padamu. Jadi aneh rasanya jika dia sama sekali tak menyukaimu.” Eunra mencoba mengutarakan hasil analisanya kali ini.
“Apanya yang aneh. Buktinya dia menolakku dengan sangat kejam!” balas Jiyeon.
“Anio. Itu karena kau mengatakan perasaanmu begitu saja tanpa melihat waktu dan tempat. Sekarang coba pikirkan, Myungsoo baru saja menceritakan tentang mantan kekasihnya yang meninggal, dan kau tiba-tiba saja mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya. Itu bukan hal yang logis untuk dilakukan. Ibarat kata, dia sedang membuka luka lamanya yang masih terasa sakit dan kau menaburkan garam diatasnya. Tentu saja dia akan bersikap seperti itu!”
“Lalu?” tanya Jiyeon yang masih tak mengerti.
“Untuk mendapatkan hati dan cintanya, pertama kau harus mencoba memahami kondisinya terlebih dahulu. Cari tahu apakah Myungsoo sudah melupakan mantan kekasihnya itu, ataukah dia masih menyimpannya di dalam hatinya. Baru kau bisa memikirkan kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanmu lagi.” terang Eunra.
“Lalu apa hubungannya dengan Baekhyun?”
“Yak! Apa kau sebodoh itu? Baekhyun satu-satunya teman Myungsoo sejak kecil. Kau bisa mengumpulkan banyak infomasi darinya. Apalagi mengingat sifat pria itu yang banyak bicara dan sangat terbuka. Kau bisa menggunakan Baekhyun.” saran Eunra.
“Tak akan semudah itu. Baekhyun adalah rajanya bernegosiasi. Dia tak mudah di manfaatkan.” Ujar Jiyeon tak yakin.
“Setidaknya cobalah dulu! Kenapa kau selalu menolak saran dariku dengan begitu mudah!” geram Eunra.
“Arraseo.. Arraseo... Jangan berteriak..” jawab Jiyeon sambil menarik maju bibirnya lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
FanfictionPark Jiyeon, gadis SMA yang terjebak dalam satu kebohongan demi untuk mendapatkan teman di kelasnya. ia terpaksa mengaku bahwa dirinya memiliki seorang pacar yang sangat tampan untuk berbaur dengan teman satu kelompoknya. ia mengakui pria paling ta...