Sepuluh (End)

2.6K 240 76
                                    

“Jiyeon-ah, apa aku tak pantas untukmu?” tanya Sehun tiba-tiba yang cukup mengejutkan.
“Jika dibandingkan dengan Myungsoo, aku memang tidak terlalu keren. Jujur saja, aku bahkan tak bisa mengatakan bahwa aku lebih baik darinya. Tapi jika itu aku—“ Sehun menghentikan ucapannya. Ia terus berusaha melawan rasa gugup yang ia rasakan. Bahkan Sehun mengabaikan tangannya yang terus bergetar. Ia hanya menggenggam tangannya sendiri dengan erat seolah meyakinkan dirinya, jika ia bisa mengakui perasaannya pada Jiyeon.
“Aku tak akan menyakiti dan membuatmu menangis. Aku akan berusaha membuat senyum di wajahmu. Dan aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk itu.” Sehun mencoba memandang wajah Jiyeon dengan kedua matanya, tapi ia sungguh tak bisa. Ia menjadi begitu lemah di hadapan Jiyeon. bahkan saat ini rasanya tenggorokan Sehun terasa begitu kering.
“Sehun-ah..” pantau Jiyeon. ia menatap pria tampan itu dengan kedua matanya yang dalam. Jiyeon bisa melihat kesungguhan di sana. Sehun juga terlihat begitu tulus.
“Apa aku benar-benar tak pantas untuk menjadi kekasihmu, Ji?”
Jiyeon sungguh merasa bersalah pada pria itu. tapi ia juga tak bisa memaksakan perasaannya sendiri. “Mianhae Sehun-ah. Aku masih—“ Jiyeon terlihat sangat bingung. Ia tak tahu harus membuat alasan macam apa untuk mengungkap kan perasaannya yang sesungguhnya. Yang terpenting ia sungguh tak ingin menyakiti seorang Oh Sehun.
“Arraseo.. Aku sangat mengerti perasaanmu. Karena itu kau tak perlu memberi jawaban sekarang. Dan aku tak akan memaksamu. Keundae,  bolehkah aku memohon sesuatu?” Sehun menggantungkan ucapannya dan menunggu respon dari Jiyeon. saat Jiyeon akhirnya menganggukkan kepalanya, Sehun melanjutkan ucapannya dengan nada yang terdengar lemah.
“Ku mohon, untuk hari ini berilah kesempatan padaku untuk dapat membuatmu tersenyum. Hanya hari ini.. Aku akan berusaha keras untuk membuktikan bahwa aku bisa membuatmu tersenyum.” Ujar Sehun. Tak masalah jika memang Jiyeon menolak perasaannya. Sehun juga tak terlalu berharap Jiyeon akan setuju menjadi kekasihnya. Ia sadar bahwa dirinya tak cukup baik. tapi yang sangat ingin Sehun lakukan saat ini adalah membahagiakan Jiyeon. ia ingin Jiyeon berhenti bersedih dan tersenyum. Karena Sehun tahu, hari ini adalah hari yang sangat berat bagi Jiyeon.
“Ne.” Jawab Jiyeon singkat sambil mengangguk kecil. Hal itu adalah sebuah persetujuan besar bagi Sehun. Paling tidak ia masih punya sedikit kesempatan untuk mengubah hati Jiyeon. dan Sehun akan benar-benar memanfaatkannya dengan baik. pria itu tersenyum lebar.



This Fanfiction Begins....
The Devil Prince ©2017
Sepuluh (END) ___ “I Choose to Love You!”






Myungsoo berjalan seorang diri di lobby hotel tempatnya menginap. Langkahnya terlihat bimbang, sedang dirinya sesekali memandang jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Myungsoo hafal betul jadwal yang telah Jiyeon susun karena sebenarnya ia telah berulang kali membacanya. Harusnya saat ini dia berada di kebun binatang dengan gadis itu, tapi yang terjadi justru dirinya masih berada di hotel dengan perasaan gamang. Sampai akhirnya Jonghyun menghampirinya. Ia meletakkan tangannya di pundak Myungsoo dan mendorong pria itu untuk mengikuti langkahnya. Di samping kiri dan kanan mereka beberapa gadis cantik mengekor. Termasuk Lee Hyunra dan kedua temannya. Seperti yang Jonghyun rencanakan, mereka akan pergi ke tempat karaoke. Myungsoo sempat menghela sesaat, tapi ia tetap tak bisa menolak keinginan Jonghyun sekarang. Dengan langkahnya yang berat, Myungsoo mengikuti Jonghyun. Mereka berjalan di kawasan pertokoan yang ada disana. Disamping kiri dan kanan mereka banyak toko berjajar. Mulai dari toko pakaian, aksesoris, hingga mini market dan beberapa kafe. Para gadis yang di bawa Jonghyun terlihat sangat antusias saat melihat toko pakaian yang ada di depan mereka. Bukan perkara apa, tapi toko ittu adalah salah satu toko yang paling terkenal di Busan. Mereka berlarian masuk ke dalam sana dan melihat apapun yang menurut mereka menyenangkan. Jonghyun mengikuti, layaknya seoranng ayah yang sedang menjaga anak-anak gadisnya. Sementara Myungsoo, demi Tuhan dia sama sekali tak tertarik pada mereka. Myungsoo memutuskan menunggu di depan toko itu. ia menyandarkan punggungnya di pintu kaca toko, melipat kedua tangannya dan berdiri dengan tatapan kesal. Matanya menngedar ke sekeliling dan dia melihat sebuah toko aksesoris anjing di samping toko itu.


The Devil PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang