Part2

92 10 3
                                    

Malam ini hujan di jakarta, tidak tahu kalau di bandung. Rindu sekali rasanya dengan mamah, ingin bercerita banyak soal disekolah dari hari pertama sekolah.

Tiba-tiba Gea langsung teringat akan surat undangan yang dikasih oleh sekelompok remaja waktu itu, sudah beberapa hari dan besok malam minggu belum di cek sama sekali.

Biar ku lihat

Katanya sambil mencoba mengambil suratnya di dalam laci.

Setelah Gea baca-baca surat undangan nya, ternyata itu undangan sekumpulan remaja per komplek.

Seru sepertinya, tapi apa boleh sama papah ? Karna ini jam malam. ah coba nanti ku tanya.

Pikirnya Gea dalam hati

Tak lama papah mengetuk pintu kamarku.

"Gee,kamu udah tidur?"

"Belum pah, masuk aja. Gak Gea kunci"

Gea pun menanyakan soal surat undangan yang dia miliki.

"Pah, aku dapat undangan. Perkumpulan remaja gitu, kira-kira aku boleh gak ?"

"Oh ya ? Waktu itu juga papah sering beberapa kali menerima surat undangan dari sekumpulan remaja gitu, katanya untuk Gea. Cuma papah lupa beritahu, ikut aja selama tidak mengganggu sekolah kamu ge"

Walaupun papah emang bukan se sosok mamah, tapi setidak nya papah selalu memberi pendapat yang se pemikiran dengan ku,bila mamah tidak se pemikiran hehe.

"Jadi boleh nih pah ?"

"Silahkan tuan Putri, yaudah sekarang tidur,sudah malam"

Aku pun beranjak tidur, karna cuaca yang memang juga mendukung untuk aku pergi ke alam mimpi.

Pagi ini masih hujan ternyata,biar kulihat jam berapa sekarang, mengapa masih gelap sekali rasanya.

Ternyata jam menunjukan pukul 5 pagi, Gea merasa heran bisa bangun sepagi itu. Padahal harusnya di cuaca yang terus di guyur hujan ini Gea masih tertidur pulas.

Akhirnya Gea memutuskan untuk bersiap-siap sekolah saja terlebih dahulu, tidak ada salah nya bukan seorang Gea rapih lebih awal untuk ke sekolah. Walaupun memang malas sekali rasanya.

Seselesainya bersiap-siap, Gea pun menuju meja makan, dengan niat ingin menyiapkan sarapan pagi untuk papah nya. Tapi ternyata memang Gea belum beruntung, sudah ada kertas kecil dan 1 sarapan diatas meja makan.

Papah berangkat pagi sekali hari ini, lembur juga. Kamu jangan sampai telat makan ya Gea :)

Begitu katanya, papah menjadi sesosok yang tidak kenal lelah semenjak aku masuk di sekolah swasta yang memerlukan biaya banyak.

Akhirnya Gea sarapan sendiri sambil melamun dan mengkhayal. Tak lama itu Gea tersedak dan tersadar dari lamunan, ternyata jam juga sudah menunjukan pukul 6, Gea harus berangkat sekolah walaupun di luar masih hujan rintik-rintik.
Gea bergegas keluar rumah dan ternyata memang tidak ada payung.

Ah sudah lah, hanya sedikit. Gak akan membuatku sakit kepala.
Ucap nya dalam hati

Sambil berjalan menuju depan komplek, ada seorang laki-laki yang membawa motor besar, seperti model Ninja. Iya, berwarna biru hitam. Tiba-tiba saja dia menegurku

"Hai,hujan. Gak punya payung ? Lepek nanti percuma sekolah" katanya sambil mencoba terus berdampingan dengan Gea yang berjalan kaki

"Gapapa" Gea hanya melirik wajah laki-laki tersebut, yang ternyata dia salah satu remaja yang mengantarkan undangan waktu sore itu.

GeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang