"Gea ya ?"
Tiba tiba ada yang menegurku, dan dilihat lihat wajah nya juga tidak asing."Iyaa" jawabku.
"Gue Dyra, mantan nya Eza"
Benar saja, dia orang nya. Orang yang bisa memengaruhi orang satu angkatan buat ngebenci perempuan siapapun yang dekat dengan Eza. Padahal mereka udah gak ada hubungan apa apa kata Eza.
"Oh iya,kenapa ?"
"Nanti istirahat bisa ketemu di kantin? Ada yang pengen gue omongin" katanya dengan muka tengil nya itu.
"Kenapa gak sekarang aja ? Kan mumpung ketemu. Lagian juga kayanya nanti gue gak ke kantin,sibuk"
"Weitss, sok sibuk banget lo. Cantik banget lo sampe nolak ajakan gue ? Jelas jelas yang lain ngerengek temenan sama gue"
"Hhh,orang itu bodoh berarti" jawabku sambil berjalan meninggalkan Dyra.
"Macem-macem lo sama gue?!" sambil menarik tangan Gea dengan cukup kencang.
"Apansi ? Norak tau gak cara lo, ada urusan apa sama gue ? Hah ?!" akhirnya Gea tidak tahan untuk melontarkan emosinya.
"Oh, berani ternyata. Jauhin Eza, kalo engga, jangan harap lo punya temen disekolah ini"
"Lo Tuhan ?" jawabku dengan memutar bola matanya
"Ya terserah sih, kalo..."
"Apansi lo raa,ayo Ge" Eza langsung menarik tangan Gea.
"Ezaaa!! Oh okeee" kata Adyra seolah mengancam.
"Apaa? Lo mau ngancem apa lagi raa ? Mau berapa cewe lagi yang lo ancem ? Lo egois tau gak ?" Eza memberhentikan langkahnya, lalu menjawab perkataan Dyra yang seolah mengancam kalau Eza tetap melanjutkan langkahnya.
"Lo urus Adyra, Gea biar gue yang urus" tiba-tiba Arfan datang, entah darimana.
***
Padahal tujuanku di kelas 3 ini cuma ingin jadi lebih baik, tapi kenapa jadi nambah masalah yang gak penting kaya gini.
Kata Gea dalam hati, yang kesal karna harus berurusan dengan orang yang masalahnya cuma karna percintaan. Bukan meremehkan masalah cinta, tapi sejak tahun kemarin Gea malas berurusan dengan kata itu.
Apalagi sampai menyebabkan masalah yan seperti ini, seolah memperebutkan cowo. Padahal Gea sendiri hanya kenal karna ditugaskan sekelompok dengan Eza.Dan lagi pula bukan hanya Eza, ada Arfan,Citra juga."Geaaa, hei dipanggil tuh" tiba-tiba Yola teman sebangku Gea menyadarkan lamunannya.
"Oh iya, siapa ?"
"Itu di jendela"
Ternyata Eza, tapi tidak tau dia bilang apa. Tidak terlihat jelas gerak bibirnya bicara apa, akhirnya aku hanya diam dan mencoba terus mengartikan omongan Eza.
"Haaa? Apasih?"
"Bicara dengan siapa kamu Gea" tiba-tiba bu Eva menegur, karna melihat gerak gerik ku seperti sedang bicara dengan seseorang di luar kelas.
"Oh iya, engga bu. Itu mang Asep ngeledekin" jawabku. mang Asep salah satu petugas kebersihan disekoalhku.
"Perhatikan dan tulis materi yang saya kasih, sudah?"
"Ini buu, saya lagi nulis"
Ahhhh Eza, kenapa hari ini selalu lo penyebab masalah nya. Coba aja gak di tugasin satu kelompok gini, gak akan gue ribet kaya gini sekarang disekolah.
Gerutu Gea dalam hati.
Kringg..kring..
Bel istirahat pun berbunyi. Dan rasanya baru kali ini Gea malas dengan bunyi bel istirahat, biasanya itu yang sangat ditunggu tunggu oleh anak pemalas di pelajaran matematik sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gea
Подростковая литератураGea selalu berfikir, tidak ada yang benar-benar sepasang sahabat laki-laki dan perempuan lalu disalah satu mereka tidak memiliki perasaan yang lebih dari sahabat. Tapi mungkin memang tidak dengan Hanan sepertinya, Hanan selalu menunjukan bahkan memb...