Chapt 15. Penyiksaan

1.3K 73 0
                                    

°• Happy Reading •°

.
.

Jam sudah menunjukkan pukul 8. Azka, Tera, Dimas dan Rio sekarang sudah berada di rooftop sekolah dengan berbagai makanan. Mereka bukan membolos tapi hari ini free class karena para guru sedang sibuk rapat untuk bulan bahasa. Tidak ada obrolan diantara mereka. Dimas dan Rio yang asik bersaing main games, Tera yang juga sibuk dengan handphonenya dan Azka yang sibuk melamun sambil mengetukkan jarinya pada meja.

"Lo pada beneran ga liat Key?" tanya Azka dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya.

"Ka, lo punya Hp buat apa sih?! tinggal telfon halo Key lo dimana gue kangen." geram Rio.

Azka mendecak sebal mendengar itu. Dirinya beranjak dan meninggalkan rooftop.

"Dih ngambek!" ledek Tera.

"Kenapa sih tu orang?" tanya Dimas.

"Paling lagi ngejalanin misi ngejaga Key." tebak Tera.

"Tapi gue yakin. Doi mau bukan karena suruhan Monsta doang, tapi juga suruhan hatinya. Ya ga?"

Tera menjetikkan jari dan menunjuk Rio. "Tepat."

"Sok-sokan aja ga suka. padahal gelagatnya keliatan!" tambah Dimas.

Azka memang menceritakan tentang semalam dirinya dengan anak Monsta jadi tak heran jika teman-temannya itu tau. Kini dirinya berniat mencari Key yang ponselnya tidak aktif dari semalam. Langkahnya berhenti ketika melihat Niko dan Raka, tanpa Reza? Azka mulai memicing. Feelingnya merasa ada yang tidak beres. Dia segera berlari menuju kelas 12.

"Azka Azka Azka. Tunggu dulu. Tunggu. Aku kangen kamu tau. ke kantin yuk." Azka menggeram lalu dengan kasar mendorong cewek tersebut dan melanjutkan larinya kearah kelas Reza.

Dia memasuki kelas tersebut. "Permisi, Reza ada nggak?" tanya Azka pada salah satu perkumpulan cewek yang berkumpul dimeja paling depan.

"Eh Azka. Kayanya Reza ga masuk hari ini. Ada apa? Mau nitip sesuatu?" tanya cewek tersebut dengan gaya bicara yang dilembut-lembutkan.

"No thanks." dia kembali berlari keluar kelas. Sepertinya benar ada yang tidak beres. Tidak mungkin mereka kebetulan tidak masuk secara bersamaan tanpa alasan.

Dia menetralkan nafasnya saat sampai didepan ruangan direktur. diketuknya pintu tersebut dan segera masuk tanpa menunggu jawaban. Dirinya meneguk ludah ketika melihat tatapan tajam Revan. Azka jadi ragu menanyakan keberadaan Key pada Revan karena raut muka lelaki itu terlihat sedang marah.

"Ada urusan apa?"

Azka berdeham kecil mendengar suara berat Revan.

"Kak Revan tau Key dimana?" tanya Azka membuat Revan berdiri.

"Entah. Yang jelas anak itu nggak pulang semalam." pernyataan Revan membuat Azka mengerutkan dahinya.

"Bi-bisa tolong jelaskan pada saya?" pinta Azka ragu.

"Mau apa kamu?"

Azka menghela nafas. "Mencari Key." jujur Azka.

"Tadi malam saya jemput orang tua saya ke bandara lalu mengantar ke Bandung. Jam 1 malam saya sampai rumah, kamar Key terbuka, dan tidak ada keberadaan Key. Ponsel juga mati. Pagi tadi saya cek lagi masih belum pulang."

Mendengar itu tanpa permisi Azka berlari meninggalkan ruangan direktur.

"Azka!"

"Pak Revan ada apa?"

Our Different Heart | Cold Girl [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang