Chapt 43. Melupakan Tujuan

102 10 0
                                    

°• Happy Reading •°

.
.


Dion menatap sengit Azka didepannya, wajahnya terdapat bekas lebam. Dion berhasil memukulnya walaupun akhirnya ditahan oleh Revan dan Key. Pagi tadi Dion dan Wulan sampai Indonesia langsung menuju makam, dan pelakunya sudah ditemukan. Tanpa menunggu lama mereka menuju rumah untuk menanyakan langsung pada Key. Mengetahui bahwa pelaku itu Azka, tanpa segan Dion mengahajar Azka habis-habisan. Lelaki itu sangat tidak menyangka. Ia kira Azka tulus, tetapi nyatanya dia tega melakukan hal itu.

"Kenapa bisa kamu sebaik tapi ternyata? such as jerk!."

"Dion sumpah. I'am drunk!"

"Azka kalo kamu mabuk dan menghancurkan makam anak saya, tandanya kamu benci sama anak saya ya kan?"

"Nggak tan. Buat apa saya yang nggak pernah  ikut geng motor, jadi ikut dan rela masuk Monsta, bantuin mereka, bantuin Key untuk nuntasin dendam mereka ke Diky kalo saya benci sama dia? tante saya gak akan melakukan suatu hal yang bertentangan dengan saya."

Wulan terdiam.

"Tante, saya emang ngelakuin kesalah tan. Tapi bukan berarti yang saya lakuin selama ini hanya kebohongan." Azka menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan, "kalian boleh marah ke saya karena emang saya salah. Tapi gak dengan nuduh saya."

Azka menoleh pada Dion yang tertawa. Seperti meremehkan.

"I don't know. Aku masih ragu sama kamu. Key you trust him?"

"Dion stop." potong Azka, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada hubungannya lagi.

"I just make sure dude."

"Key you still love him hah? kamu terima makam Diky dirusak gitu aja?" desak Dion yang terdengar seperti mengompori Key. Azka sudah mengeratkan rahangnya, tangannya terkepal menatap tajam Dion. Jika sedang tidak ada masalah ini dia sudah melayangkan pukulan ke wajah Dion.

"Dion, stop. Don't ask anything. Semuanya udah lewat dan bukti udah keluar. I trust Azka, he's fucking drunk."

"Dan kamu bela dia, you much to love him or Diky?"

"Shut fucking up man!" Azka berdiri dari duduknya karena dia sudah tidak bisa menahan emosi, Wulan memegang pundak Dion, meminta lelaki itu untuk berhenti dan menerima semua kejadian ini tanpa menyalahkan siapapun.

"It is even clear men! don't involve anything else."

Dan sejak itu Azka dan Dion tidak lagi akrab seperti biasanya. Mereka saling bertatapan sinis saat bertemu. Dion yang ragu dan berpikir Azka pura-pura baik juga Azka yang benci Dion yang terlalu mencampuri hubungannya dengan Key. Bahkan lelaki itu akhir-akhir ini sengaja mendekati Key, membuat Azka sedikit bersikap posesif terhadap Key, karena dia sebagai lelaki tau sifat laki-laki yang sebenarnya.

"Hai!" sapa Azka yang dibalas senyuman oleh Key.

"Berangkat sekarang?"

"Ntar aja mau nyapu jalan dulu."

Azka tertawa, "pacar aku bercanda."

Our Different Heart | Cold Girl [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang