Chapt 13. Ada apa dengan OSIS?

1.5K 75 0
                                    

°• Happy Reading •°

.
.

Pikiran Azka melayang pada kejadian tadi malam. Saat dirinya mengejar Key dengan wajah kacau, juga meyakinkan gadis itu bahwa dirinya akan membantu dan menemaninya hingga dia benar-benar bisa bangkit dari keterpurukan atas meninggalnya Diky. Tak lupa juga dia meyakinkan kepada Key kalau dirinya akan melupakan kejadian basket dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Entah pikiran Key yang sedang kacau atau memang dia percaya pada Azka, Key menganggukkan kepala dan menyetujuinya. Meskipun tidak ada kata 'setuju' keluar dari mulut Key, tapi Azka menyimpulkan gadis itu menyetujui. Setelah itu Azka mengantarkan Key pulang dengan sedikit paksaan, melupakan dirinya lapar dan sebelumnya ingin mengajak Key makan malam.

"Woy bengong aja lo! tumben banget anteng." heran Rio melihat sahabatnya sedari tadi diam. Azka menoleh pada Rio dan menghela nafasnya. Tangannya menuju kancing seragamnya dan membuka 2 kancing teratas.

"Dimas belom dateng?"

"Tau tuh, masih molor kali."

Azka hanya terkekeh.

"Lo kenapa sih? aneh banget perasaan."

"Tadi malem gue keluar sama Key, Yo."

"Aduh!" Azka meringis saat merasakan pukulan dibelakang lehernya.

"Sadar masih pagi! jangan jangan lo beneran kerasukan, Ka."

Azka menatap sebal Rio.

"Gue serius!"

"Gak! gak percaya gue!"

Azka mendengus sebal dan memilih tidak melanjutkan ceritanya ke teman absurdnya satu itu.

Tak lama sebuah motor ninja keluaran terbaru dengan warna hitam legam memasuki gerbang Ocean Side. dibelakangnya mobil mercy sport dengan warna serupa mengikuti dengan kecepatan standar.

Azka tersenyum mendapati Key yang terlihat sedang membuka helmnya. Melihat kebucinan temannya itu Rio bergidik ngeri. Bersamaan dengan itu datang Tera yang dibonceng oleh Dimas.

Langkah Key yang hendak masuk terhenti ketika namanya dipanggil Tera.

"Gabunglah ayok!"

Tanpa menjawab Key melangkahkan kakinya menuju lapangan outdoor. Key bertos ala mereka dengan menyatukan kepalan tangan mereka.

Tiba-tiba Revan datang dan menyapa mereka. Mereka kompak berdiri. "Hai semua, teman Key ya?"

Mereka mengangguk sopan dan agak canggung bertatapan langsung dengan direktur utama.

"Iya, pak" ucap Azka sopan.

"Khusus kalian teman Key, nggak perlu panggil saya pak, panggil kak aja. Umur saya nggak jauh beda dari kalian."

Mereka mengangguk mengerti.

"Kamu yang waktu itu mengantar Key kan?" tunjuk Revan pada Azka.

"Iya, kak." Azka sedikit membungkukkan badannya yang membuat Revan tertawa.

"Santai saja sama saya. Tapi tetap menjaga batasan."

Mereka hanya tersenyum canggung.

"Yasudah saya duluan, kalian segera masuk. Saya titip Key, jika dia macam-macam dengan yang namanya Reza tolong laporkan kepada saya." Revan mendekati Key dan mencium pipinya lalu tersenyum. Azka mengedarkan pandangannya. Entah kenapa rasanya panas padahal mereka saudara kandung. Revan melirik Tera dan berlalu begitu saja.

Our Different Heart | Cold Girl [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang