Ji Eun pov
Aku langsung terbangun setelah merasakan sakit di lengan kananku. Semua bagian luka di tubuhku sudah tertutup oleh plester dan perban. Pasti Jihoon yang mengobatiku. Perasaan khawatir pada Jihoon berkecambuk di pikiranku dan membuatku bergegas menuju kamar Jihoon.
"Oppa, kau baik-baik saja? Buka pintunya!" Ku ketuk pintu kamarnya dan tak lama pintu itu terbuka menampakkan Jihoon yang terlihat baru bangun tidur.
"Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku, khawatirlah pada kondisimu sekarang. Sebaiknya kau istirahat saja hari ini, aku bisa mengabarkannya."
"Tidak, aku harus tetap pergi hari ini walaupun kondisiku seperti ini. Lagian tidak separah yang dibayangkan, dan ku rasa bisa beraktifitas." Aku berkeras hati untuk tetap pergi mengikuti pelatihan.
"Baiklah, ayo sarapan!" Jihoon menuju dapur sedangkan aku mengekorinya dari belakang.
Didepan gedung YMC Entertaiment sudah ada beberapa siswa yang sedang berkumpul. Baru saja memasuki halaman gedung, tiba-tiba Daniel berlari ke arahku dan langsung memelukku.
"Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu? Tubuhmu kenapa penuh perban? Kenapa kau tidak istira..." Ucapan Daniel terhenti karena ku bungkam mulutnya dengan tanganku.
"Daniel, aku baik-baik saja. Kemarin aku hanya mengalami kecelakaan kecil dan hanya beberapa luka gores yang tidak terlalu parah. Eits, tunggu dulu. Itu pipi kamu kenapa? Kayak luka cakaran." Aku menunjuk luka yang ada di pipi Daniel.
"Oh, ini. Kemarin aku lagi main dengan kucingku Rooney, aku berniat usil mengganggu ekornya. Alhasil dia marah lalu mencakarku. Hehe.. " Daniel terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Makanya jangan main kucing terus."
Tak lama kami pun dikumpulkan di dalam sebuah ruangan yang tak lain adalah ruang pemilik agensi tersebut. Kami dipersilahkan menuju ruang latihan dance. Disana sudah ada beberapa manajer dan guru yang akan melatih kami. Selesai menampilkan kemampuan masing-masing, kami diberi waktu untuk istirahat.
"Hai Ji Eun, penampilan dance kamu tadi keren banget, aku sampai kagum melihatnya." Puji Woojin yang tiba-tiba sudah duduk di sebelahku.
"Gomawo." Balasku singkat.
"Itu lengan kamu kenapa?" Woojin menunjuk bagian lenganku yang diperban.
"Hanya kecelakaan kecil. Itu mata kamu kenapa?" Aku penasaran kenapa mata kiri Woojin ditutup oleh perban.
"Eh.. eum.. kemarin aku berkelahi dengan siswa dari sekolah lain."
Tak lama Jihoon datang membawa friend chicken lalu kami makan bersama. Entah sejak kapan aku mulai tidak takut dan merasa nyaman di dekat Woojin. Setelah makan, kami pun kembali latihan.
Skipp>>
Sesampai di rumah langsung kurebahkan diriku di kasur kamarku. Tiba-tiba kenop pintu kamarku terbuka menampakkan Jihoon disana.
"Ji Eun, kemasi barang-barangmu. Mulai besok kita akan menginap di dorm."
"Apa? Terus yang jaga rumah siapa? Masa rumah ditinggalin sih?"
"Nanti aku akan meminta bantuan tetangga sebelah untuk menjaganya."
"Maksud aku bukan itu. Aku gak mau tinggal dengan manusia, lebih nyaman di rumah."
"Apa boleh buat? Hidup tidak akan bisa tenang jika melanggar yang namanya peraturan. Jadi kita ikuti saja." Ujar Jihoon lalu pergi meninggalkan kamarku.
Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan ada Line masuk.
Woojin: Annyeong. Ini aku Woojin. Kamu lagi ngapain?
Ji Eun: Annyeong. Aku lagi santai. Kok tau line aku?
Woojin: Ada deh. Sorry ya sebelumnya kalau mengganggu. Aku tau kamu orangnya kurang nyaman berinteraksi.
Ji Eun: Gak apa-apa kok, santai aja. Lagian aku udah nyaman kok dengan kamu.
Woojin: Masa sih 😏?
Ji Eun: Iya, kamu aja yang aku perlakuin kayak gini.
Woojin: Wah, suatu kehormatan dong bisa diperlakukan istimewa.
Ji Eun: 😊
Woojin: By the way, besok ada waktu gak?
Ji Eun: Ada. Palingan waktu istirahat. Memangnya kenapa?
Woojin: Besok ketemuan di cafe.
Ji Eun: Serius?
Woojin: Iya, aku serius. Dont forget baby 😘
Ji Eun: Ih, apaan sih. Tolong ya emotnya dikondisikan.
Woojin: Hehe.. 😁 Udah ngantuk belum?
Ji Eun: Udah sih, ya udah aku tidur dulu ya. Kamu juga istirahat, luka kamu kan belum sembuh.
Woojin: Harusnya cowok yang bilang kayak gitu ke ceweknya.
Ji Eun: Udah sana tidur.
Woojin: Good Night. Have a nice dream 😘
Ji Eun: Good Night too.
Setelah meletakkan ponsel di meja, aku pun langsung tidur terlelap.
Keesokan paginya para trainee sudah bersiap membawa koper masing-masing menuju dorm. Sesampainya disana, mereka langsung mengeluarkan isi koper dan meletakkan barang-barang pribadi di kamar. Ada dua trainee cantik yang satu kamar denganku, tetapi aku tidak memperdulikannya. Mereka adalah Kim Yoo jung dan Kim Doyeon. Aku pun bersiap menuju gedung agensi sendirian.
"Ji Eun, tunggu kami. Kau sombong sekali." Tiba-tiba terdengar seseorang berteriak dari belakang. Aku hanya menoleh ke arah sumber suara yang berjalan mendekatiku.
"Kita kan satu agensi. Pasti kita bakal satu grup nantinya." Ucap Yoojung dan langsung merangkul pundakku. Mau tak mau kami pun berjalan bertiga. Baru masuk ruang latihan, tiba-tiba Woojin langsung berlarian ke arahku.
"Masih inget janji se... " Ucapan Woojin menggantung setelah melihat Yoojung.
To be Continue>>
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark
WerewolfJi Eun, gadis werewolf yang ingin membalas dendam kematian kedua orang tuanya. Tetapi sebuah fakta tak terduga terungkap dan membuatnya bimbang. Happy Reading! 😊