Part 5

9.8K 418 3
                                    

Hari kedua Rasya disekolah, Rasya merasa bahwa dirinya datang terlalu pagi karena baru sedikit mahasiswa yang datang, Rasya hanya duduk diam dikursinya sambil sesekali melihat keluar jendela.

Tidak lama kemudian Rasya melihat sesosok wanita mengenakan gamis tidak lupa dengan hijabnya, masuk kearah ruang kelasku. Rasya terkejut karena ternyata wanita berhijab itu adalah temanku sendiri yaitu Alisia. Rasya terkejut karena baru saja kemarin Rasya kenal dengan Alisia dan kemarin pula dia tidak berkata apa-apa saat Rasya menjawab pertanyaannya kemarin tentang mengapa Rasya mau masuk ke Universitas ini.

Alisia menghampiri Rasya yang sedaritadi melihatnya dengan penuh keheranan.

"Sya...makasih ya...". Ujar Alisia dengan lembut.

"Terima kasih untuk apa Lis". Ujar Rasya dengan cepat karna terkejut Alisia sudah berada di depannya.

"Terima kasih karna kamu sudah memberitahu dan menasihatiku kemarin".

"Aku ikut bersyukur kamu berubah seperti ini, kamu terlihat lebih cantik dengan hijab dan gamismu". Ujar Rasya.

"Kalau boleh aku bertanya, mengapa kamu memutuskan untuk berhijab secepat ini? Ku kira setelah aku mengantarmu kemarin untuk membeli gamis dan hijab, kau akan memakainya dilain waktu". Ujar Rasya penasaran, Padahal baru kemarin dirinya mengantar Alisia untuk membeli pakaian muslim. Tak disangka Alisia akan langsung memakainya.

"Bukankah kamu yang bilang bahwa tidak baik jika kita saling bersaing dan memamerkan harta benda yang kita miliki, aku berubah karena aku merasa aku pun melakukan hal yang sama, aku pun saling bersaing dengan mahasiswi disini dengan cara berpakaianku yang mengikuti tren dan aku pun sering memamerkan harta benda yang aku miliki. Jujur Sya, aku malu saat menanyakan hal itu padamu. Dirumah kata-katamu selalu terngiang di telingaku dan saat tengah malam aku memutuskan untuk Shalat Istikharah yang sudah kamu ajarkan, dan hatiku memutuskan untuk berhijab sesuai dengan syariat Islam". Jawab Alisia dengan panjang lebar, memang di perjalanan kemarin Rasya telah berbicara dan menjelaskan hal itu pada Alisia. Namun, Rasya kira perubahan yang akan Alisia lakukan tidak secepat ini.

"Sya...boleh aku bertanya lagi padamu?". Pertanyaan terlontar dari Alisia.

"Tentu saja boleh". Jawab Rasya.

"Apakah ada dalam ajaran Islam bahwa kita boleh menggunakan cadar? Aku ingin menggunakan cadar sepertimu tapi aku belum siap 100%".

"Sebenarnya hukumnya adalah sunah, dan seorang wanita muslim diwajibkan untuk memanjangkan hijabnya hingga menutupi dada dan memakai pakaian yang longgar agar bentuk tubuhnya tidak terlihat. Memakai cadar atau tidak sebenarnya tidak apa-apa, namun aku berpikir bahwa akan lebih baik aku menutupi wajahku, aku ingin mempunyai seorang imam yang memandangku bukan dari fisik tetapi dari akhlak dan aku pun berusaha untuk menghindari terjadinya syahwat". Jelas Rasya dengan lembut.

"Jadi memakai atau tidaknya cadar sebenarnya tidak apa-apa, dan kau bercadar itu hanya karna kau ingin seorang lelaki memandangmu bukan dari fisik tetapi dari akhlakmu dan menjauhi Syahwat. MaasyaAllah, Sya...aku kagum denganmu". Tutur Alisia dengan senyum khasnya.

***

Tak terasa sudah hampir tiga minggu Rasya berada di Universitas ini.

Saat jam istirahat Rasya dan Alisia selalu menghabiskan waktu berdua dengan duduk di halaman depan kampus. Saat Rasya dan Alisia tengah duduk di kursi taman sambil membaca buku, tidak jauh dari hadapan Rasya banyak sekali Mahasiswi yang berkerumun, entah apa yang mereka lihat disana, Rasya mulai menanyakannya pada Alisia mungkin dia tahu apa yang terjadi.

"Lisa ada apa ya disana? mengapa banyak sekali mahasiswi disana?". Tanya Rasya penasaran.

"Oh...itu, biasa mereka pasti sedang caper sama Handaya. Sudah biasa, diakan paling populer di kampus ini karna ketampanannya dan banyak sekali mahasiswi yang menyukainya. Tetapi dia tidak menghiraukannya". Jawab Alisia dengan panjang lebar menceritakan lelaki itu yang tak lain Handaya.

"Aku kira kamu sudah tahu Sya tentang Handaya". Ujar Alisia.

"Tidak, aku belum mengetahuinya". Ucap Rasya singkat.



"Dalam hati aku penasaran akan Handaya, walaupun aku pernah bertemu dengannya sekali saat pertemuan ayah dan juga Om Satya.

"Benarkah dia sangat disukai oleh kaum hawa hanya karna ketampanannya saja, atau mungkin karna sifatnya juga?". Batin Rasya.


"Aku tidak tahu mengapa aku begitu penasaran dengan Handaya. Bahkan aku baru pertama kali mengenalnya dan belum tahu bagaimana sifatnya". Rasya kembali membatin.

Entah kenapa sekarang Rasya lebih sering bertemu dengan Handaya, bagaimana tidak sering bertemu ternyata kelas Handaya tak jauh dengan kelas Alisia. Setiap hari dan setiap Rasya keluar dari ruang kelas entah itu kebetulan atau disengaja, saat Rasya keluar Handaya selalu ada di depan kelasnya.

"Ya Allah aku mohon kepadamu, jagalah selalu hati dan pandanganku dari lelaki yang bukan mahram". Batin Rasya

"Aku bingung dengan apa yang aku rasakan setiap kali aku berpapasan dengan Handaya.

Apakah aku menyukainya?. Entahlah....yang pasti aku harus tetap menjaga pandanganku karna Handaya bukanlah mahramku yang pantas aku pandang". Gumam Rasya.


***

TBC



Kisah Cinta Wanita Bercadar (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang