3. Lupakan saja

84 7 1
                                    

Sebenernya gue benci masuk sekolah hari ini, tapi apa boleh buat gue nggak bisa ninggalin pelajaran hari ini, karna hari ini pelajaran produksif gue sebagai anak SMA jurusan IPA.

Keheningan terasa saat Silvi datang dan duduk di sebelah gue, gue juga bingung apa yang harus dibicarain, gue tau pasti perasaan kita sebagai sahabat udah berbeda karna kejadiain kemarin, tapi memang begitu endingnya jadi gue bisa apa?

" Sil, lo marah ya sama, gue? "

Gue harus membuka pertanyaan yang paling klasik saat pertikaian telah terjadi, Sebenernya gue juga gengsi tapi gue harus tetep rendah diri dan berbuat baik sama sabahat sendiri,

karna api nggak harus dibalas api, tapi kita yang harus jadi air, biar nggak semakin membakar, setuju?

"Apaan sih lo, Fa. Gue nggak kenapa kenapa, justu gue yang harus minta maaf sama, lo " jawab Silvi dengan nada halus.

"Lo bilang nggak kenapa-kenapa tapi lo baru dateng udah diemin gue dan pasang muka berlipet-lipet kaya baju kusut, lo bilang itu nggak kenapa-kenapa?"

Sial !!! Hampir aja gue terpancing emosi, masih pagi ini, please deh!!

***

Bel pelajaran pertama telah dibunyikan dan guru pun sudah berada dikelas dan yapss, pelajaran yang heeeehh!!!
Guru nya juga heeeh banget!! Ya betul, pagi ini kita disajikan oleh fisika, ya fisika.

"Selamat pagi murid-murid, pagi ini kita belum masuk materi baru, tetapi akan membahas soal, karna lusa kita akan ulangan harian"

"HAHHHH!!!! " teriak gue dengan spontan dan semua mata murid yang ada dikelas tertuju ke gue.

"Maaf bu, mulut saya refleks kalo denger kata ulangan, kata-kata itu horor banget buat saya bu, hehe ",

Seketika murid di dalam kelas itu tertawa dengar omongan gue tadi, tak terkecuali orang yang ada di sebelah gue, hati gue kali ini sudah lebih membaik, makasih bu, sudah membuat sahabat saya melemparkan senyuman manis dibibirnya.

***

Bel istirahat sudah berbunyi, gue laper mau siomay Bu Dewi, mata gue langsung melirik ke arah Silvi, sepertinya dia masih sibuk belajar fisika.

"Vi, kantin yuk "

"Gue males, Fa. Mau belajar aja, lagian gue nggak laper"

"Yaelah, Fi. Ayo dong temenin gue, perut gue udah main band nih, hehe"

"Lo masih nggak ngerti juga? Dibilang gue nggak mau ke kantin"

"Oke deh kalo gitu, maaf ya, Vi."

Gue nggak ngerti lagi deh sama Silvi, tadi pagi dia bilang nggak kenapa- kenapa tapi setiap gue ajak ngomong, dia jawab ketus terus.
Jadi itu yang dibilang nggak kenapa-kenapa?

"Bu Dew, siomay 1 seperti biasa "

"Siap. Neng Rifa"
Sambil menunggu pesenan gue, gue duduk sambil melamun ditempat favorit gue, duduk di sebelah pohon yang sangat menyejukkan, kantin sekolah gue emang terbuka, cocok sama gue yang cinta alam,hehe.

"Dorrrr!! "

"hahh " seketika tuh anak membuyarkan lamunan gue.

Kampretooo

Never let go till we're one Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang