Pagi yang cerah dan syahdu. Gue harus memanfaatkan hari libur ini dengan sebaik-baiknya, setelah lelah bersekolah yang tiada henti (ceilaahhh)
Berangkat saat langit masih gelap dan pulang pun langit mulai gelap, belum lagi tugas yang menumpuk dan acara sekolah lainnya. Weekend ini gue mau ke mall tapi gue bingung mau ngajak siapa dan gue terus memikirkan siapa yang mau gue ajak tapi Seketika gue teringat Silvi, saat itu juga gue langsung chat Silvi."Woy, Silvi. Temenin gue Nge-mall, yuk!! "
"Nggak bisa gue sibuk, Lo ajak yang lain aja"
" Yahhhh, nggak asik lo, Vi"
" Sorry ya, Fa. Maybe Next time"
"Hmm. oke deh nggak papa"
Lagi-lagi mood Weekend gue hilang gara-gara Silvi nggak mau nemenin gue, gue udah rapih gini, udah cantik, udah wangi, udah kece, masa jalan sendirian, please dehh. (Hiperbola banget gue)
Truk aja berdua gandengan, masa hari gini Gue masih sendirian?
Daripada gue nggak jelas gini, mending gue PAP dulu deh di status media sosial gue.
"Udah rapih, tapi nggak ada barengan"
Gue orangnya emang simple, nggak banyak menye-menye. Wait, bahasa dari mana tuh?? Ya intinya gitulah, simple yang penting trendi dan pastinya nyaman.
Dengan harapan ada yang bisa menggantikan Silvi untuk nemenin gue jalan.
Gue masih sibuk sama handphone yang gue pegang tapi nggak lama kemudian handphone gue bunyi dan gue segera membukanya.
"Lo siap-siap ya, tunggu gue di depan rumah Lo"
Seketika tubuh gue mematung, entah apa yang gue rasain saat ini, mimpi ataukah kenyataan dan gue bingung apa yang harus gue lakuin sekarang, Nizam yang saat itu sama sekali nggak terlintas dibenak gue, tiba-tiba dengan pengertiannya dia mau jalan sama gue. Kalo gue masih bermimpi, tolong bangunkanlah, kalo kenyataan, semoga gue bisa menahan gemetar ini.
***
"Hai, Rif. Dah siap kan? "
Jantung gue serasa pengen loncat-loncatan. Gila gue ngos-ngosan, berasa abis maraton 100 km, gila.
Gue nggak sanggup ngeliat Nizam pagi ini, wajah tampannya yang dipertegas dengan sweather raglan basic hitam dan jaket kulit yang ia kenakan ditambah motor besarnya yang berwarna merah, gimana cewe-cewe sekolah nggak pada naksir sama tuh cowo, wajar aja dengan penampilannya yang sangat memikat menjadikan ia mendapatkan gelar " Most Wanted " di sekolah.
"Ehh iyaa, Zam "" Ayo naik"
Setelah gue mengenakan helm dan naik ke motornya itu, Akhirnya gue berangkat untuk pergi ke mall yang ada di sekitar jakarta. Ternyata gue nggak salah ya, punya sahabat baik seperti Nizam, tapi disamping itu, gue juga teringat. Ada sahabat gue yang menanti Nizam, itulah yang terkadang ngebuat Gue harus menghindar dari Nizam akhir-akhir ini.
"Lo mau ngapain ke mall", tanya Nizam, membuka pembicaraan.
***
" Jika kemarin hatiku terluka, namun sekarang aku berjanji akan membawa jutaan senyuman untukmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never let go till we're one
AltelePilihan sulit yang ada dihidup Gue. Memilih dia, orang yang Gue suka sejak dulu, atau lo yang udah jadi sahabat Gue. Gue nggak bisa memilih. Gue akan mengikuti alur waktu dan menunggu jawabannya. Entah siapa yang akan Gue pilih. Lo atau Dia.