Saat bel pulang berbunyi, gue bergegas lari mengejar Silvi ke arah gerbang sekolah, gue bingung deh sama Silvi hari ini, kok jadi aneh ya sikapnya.
"Silvi..!!! Kenapa lo Lakuin ini sama gue? apa salah gue ? Apa yang udah gue lakuin sama lo? "
"Gue ngelakuin ini karna hue cemburu sama lo! Gue nggak bisa menerima, kalo lo selalu sama Nizam ! Gue suka sama Nizam..."
" Kenapa lo nggak jujur sama gue dari awal, Vi? Gue cuma berteman sama Nizam, kalo lo suka sama Nizam, gue bisa ngenjauhin dia".
Tiba tiba Nizam datang dengan motor merahnya itu lalu Menghampiri Kami dan meleraikan pertikaian Kami.
"Kenapa sih kalian, kalian kan sahabat baik ? "
"Gue kecewa sama lo, Vi" tatapan gue ke arah silvi dan Nizam.
Saat Silvi melanjutkan pembicaraannya, gue langsung mengambil tas dan berlari menuju halte dengan air mata yang sudah membasahi sekujur wajah dan sesaat kemudian Laki-laki itu mengejar gue.
" Rifa ...... maafin gue" teriak Silvi.
"Lo bilang kita sahabatan tapi masalah kecil kaya gini aja lo rahasiain dari gue, itu yang Lo bilang sahabat?"
Saat gue udah berada diangkutan umum dan gue duduk di samping jendela, tiba-tiba Nizam berada di balik jendela dan melemparkan sebuah pernyataan yang ngebuat hati gue meledak seakan Nizam memberikan bom ke gue.
" Rifa, gue suka sama lo!!!! "
tapi keadaan itu sangat membingungkan perasaan gue
"Gue juga suka sama lo, Zam ," jawab gue dalam hati.
Hati gue berkata "iya" tetapi mulut Gue berkata lain.
" Lo harus ngertiin perasaan Silvi, Zam ! " jawab gue teriak.
kemudian gue memberikan senyum manis pada Nizam, Nizam pun melakukan hal yang sama .
KAMU SEDANG MEMBACA
Never let go till we're one
CasualePilihan sulit yang ada dihidup Gue. Memilih dia, orang yang Gue suka sejak dulu, atau lo yang udah jadi sahabat Gue. Gue nggak bisa memilih. Gue akan mengikuti alur waktu dan menunggu jawabannya. Entah siapa yang akan Gue pilih. Lo atau Dia.