"Dorrrr!! "
"Hahh " seketika tuh anak membuyarkan lamunan gue.
Kenapa sih tuh anak pake nyamperin gue segala, sebenernya gue masih canggung kalo ketemu lo, Zam. Tapi peran gue sebagai sahabat lo harus gue jalanin dengan keadaan apapun yang gue rasain, apalagi kejadian kemarin.
"Sendirian aja lo, Rif. Silvi nggak ikut"
"Apaan sih lo, dateng-dateng ngagetin gue, lo kira gue seneng? "
"Abisnya lo sendirian, terus ngalamun aja, nanti kalo kerasukan kan jadi... "
" Jadi apa? "
" Kepooo ya"
" Apaan sih lo, Zam. Nggak lucu tau"
"Yee lagian siapa juga yang ngelucu " ucapnya sambil tersenyum dan nada sedikit tertawa.
Terkadang sikap lo ini, Zam, yang buat gue nyaman sama lo, sifat lo yang humoris, yang bisa nenangin hati gue.
"Nih, Neng Rifa " ucap Bu Dewi, sambil menyodorkan soimay pesenan gue tadi.
"Makasih, Bu"
Makanan favorit gue kalo dikantin, ya siomaynya Bu Dewi. Sambil makan gue juga sambil berbincang bincang dengan Nizam.
"Ehh, Rif. Gue minta maaf soal kemaren ya"
"Apaan sih, Zam. Lo nggak salah, ngapain minta maaf ke gue, seharusnya lo minta maaf sama Silvi"
"Gue tau, Rif. Hati Lo rapuh banget ketika lo harus memilih antara sahabat dan cinta"
"Udah deh, Zam. Jangan bahas masalah kemarin, gue juga udah males buat ngingetnya"
"Hmm, maaf" Ucap Nizam lirih.
Dasar Nizam Sompretoo
Akhirnya kita berdua diam dan tidak ada sepatah kata apapun yang terucap, hanya sebuah bunyi sendok dan piring siomay yang meramaikan.
Seketika gue makan dengan kecepatan cahaya dan segera meninggalkan Nizam yang masih duduk depan gue.
" Udah ya, Zam. Gue mau balik ke kelas, sampai ketemu besok"
Gue benci ketemu Nizam hari ini, gue kira lo bakal lupain itu, Zam. Tapi lo malah ngingetin hal itu lagi ke gue, Gue nggak suka kejadian kemarin, Gue nggak suka liat sahabat gue nangis dan gue benci saat persahabatan gue dan Silvi harus tergoyang.
Gue benci kemarin.
***
" Terkadang kita harus memilih pilihan tersulit dalam hidup kita, mana yang terbaik, entahlah.
Aku hanyalah sebuah air yang mengalir pada setiap kenangannya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Never let go till we're one
RandomPilihan sulit yang ada dihidup Gue. Memilih dia, orang yang Gue suka sejak dulu, atau lo yang udah jadi sahabat Gue. Gue nggak bisa memilih. Gue akan mengikuti alur waktu dan menunggu jawabannya. Entah siapa yang akan Gue pilih. Lo atau Dia.